Di Sulawesi ada sebuah rumah adat yang khas yang kini cukup menyita perhatian publik. Nama rumah adat Suku Sangir Talaud tersebut adalah Sabua, Bale, atau Daseng.
Ya, benar, penyebutannya memang berbeda-beda karena ketiga nama di atas merepresentasikan sifat dan juga bentuk bangunan rumah itu sendiri.
Penasaran seperti apa desain rumah ini, dan sifat seperti apa yang dimaksud pada rumah adat Sulawesi Utara bernama Sabua, Bale, dan Daseng ini?
Kamu akan segera tahu jawabannya dengan menyimak informasi berikut.
Sekilas tentang Rumah Adat Suku Sangir Talaud
Rumah Adat Suku Sangir Talaud merupakan rumah adat milik Suku Sangir Talaud yang banyak mendiami wilayah di Sulawesi Utara.
Suku Sangir Talaud juga dikenal dengan nama Suku Sanger Talaud, yakni etnis yang kini menghuni wilayah Utara Prov. Sulawesi Utara. Tepatnya di Kabupaten Sangir Talaud.
Ada tiga sebutan rumah adat Sanger, yaitu Sabua, Daseng, atau Bale. Penggunaan nama ini mengacu pada bentuk dan juga sifat rumah adat tersebut.
Sebagai contoh nama Bale biasanya lebih tepat untuk menyebut rumah adat ini yang sifatnya permanen. Sedangkan nama Sabua ini hanya untuk menyebut rumah yang digunakan dengan status darurat.
Sementara Daseng di sini adalah penamaan untuk rumah adat yang sifat keduanya, yakni darurat permanen.
Ketiga nama tersebut juga melambangkan tata krama yang berlaku dalam kehidupan masyarakatnya.
Bentuk Tipologi Rumah Adat Suku Sangir Talaud
Dari gambar rumah adat Talaud di atas, rumah ini terbagi menjadi dua tipe, yaitu tipe rumah panggung dan tipe rumah darat atau rumah tapak.
Meski berbeda tipe, keduanya menggunakan struktur bangunan yang sama, yakni struktur bangunan dengan rangka kayu.
Desain bangunannya pun sama. Yang membuat keduanya berbeda adalah ada atau tidaknya bagian kolong pada bangunan rumah tersebut.
Untuk tipe rumah panggung, jelas memiliki kolong. Sementara tipe rumah darat, tidak mempunyai kolong dan bagian lantainya langsung berada di atas tanah.
Bagaimana dengan komponen struktur rumah lainnya? Misalnya dinding dan lain-lain? Berikut penjelasan lengkapnya mengenai masing-masing komponen.
Dinding Rumah
Dinding rumah ini umumnya tersusun dari bambu tegak atau anyaman bilah bambu yang lentur.
Dinding-dinding tersebut terpasang dalam posisi berdiri tegak dengan dukungan tiang-tiang dinding yang berdiri dari bawah hingga ke atap.
Jendela dan Pintu
Rata-rata rumah adat ini juga memiliki dua hingga tiga buah jendela ukuran kecil yang fungsinya sebagai ventilasi udara.
Adapun jumlah pintu pada masing-masing rumah ialah dua buah pintu, tepatnya pintu depan atau pintu utama dan pintu belakang.
Nah, pintu belakang ini umumnya berada di dapur, dan gunanya adalah sebagai akses keluar masuk dari area luar belakang rumah.
Untuk pintu depan atau pintu utama, ukuran daun pintunya lebih besar dan akan langsung menghubungkan dengan area dalam rumah.
Tangga
Khusus pada tipe rumah panggung, tepat di depan pintu utama, kamu akan menjumpai sebuah tangga lengkap dengan anak-anak tangganya.
Nah, tangga ini menjadi komponen penghubung dunia luar dengan serambi dan interior rumah. Tangga pada rumah adat ini seratus persen dari kayu, mulai dari anak tangga hingga bagian pegangan.
Dan tahukah kamu, ada fakta menarik yang perlu kamu tahu terkait dengan tangga ini. faktanya, anak tangga pada rumah ini wajib berjumlah genap.
Interior Rumah
Selanjutnya ada bagian interior rumah yang hanya berupa satu ruangan saja. Artinya, tidak ada pembagian ruangan untuk ruang tamu, kamar, ruang tengah, ataupun dapur.
Meski hanya satu ruangan saja, ruangan ini memiliki ukuran yang sangat luas dan bisa digunakan untuk berbagai keperluan.
Termasuk untuk tidur, menerima tamu, berkumpul dengan keuarga, atau pertemuan dengan masyarakat setempat atau keluarga besar.
Namun seiring dengan majunya zaman, kini sudah ada cukup banyak rumah adat Sanger yang memiliki kamar dan ruangan-ruangan lainnya.
Ruangan-ruangan ini dibangun dengan sekat permanen. Sebaliknya, terhitung sudah sangat jarang ada rumah adat Talaud yang hanya memiliki satu ruangan seperti rumah zaman dulu.
Atap
Konstruksi atap pada rumah adat Sulawesi Utara ini juga tergolong sederhana karena atap rumah ini tersusun atas kerangka atap dan penutup atap yang sederhana pula.
Pentup atapnya berbentuk pelana dan di bagian muka juga terpasang penutup atap yang posisinya lumayan tegak dan berbentuk segitiga.
Kemudian tepat di puncak atapnya terdapat ornamen ukiran cantik dengan motif simetris. Ornamen ukiran ini tentu mengandung makna sekaligus berguna sebagai aksen untuk bagian atap itu sendiri.
Serambi Depan
Rumah adat Suku Talaud ini juga memiliki area serambi depan yang cukup luas. Fungsi dari serambi depan ini adalah sebagai ruangan sementara untuk menerima tamu.
Selain itu, rata-rata serambi depan pada rumah ini juga menjadi spot yang nyaman untuk duduk-duduk santai bersama keluarga.
Terkadang area ini juga kerap menjadi area bermain anak bagi pemilik rumah yang sudah berkeluarga dan memiliki anak.
Jadi tak heran jika area serambi depan ini dilengkapi dengan pagar sebagai fitur pengaman sekaligus fitur pemanis agar tampak lebih indah.
Bagian pagar serambi ini memiliki visual yang menarik karena ada hiasan ukiran di bagian teralisnya. Ukiran ini menonjolkan motif asli Suku Sangir Talaud.
Fungsi Rumah Adat Suku Sangir Talaud
Pada dasarnya rumah adat Suku Sangir Talaud ini berfungsi sebagai tempat tinggal, baik tempat tinggal permanen maupun tempat tinggal yang sifatnya sementara atau darurat.
Sebagai sebuah hunian, rumah ini tentunya memiliki ruangan yang dapat memenuhi kebutuhan fisik pemilik rumah dan keluarganya.
Misalnya kebutuhan akan ruang untuk istirahat, berinteraksi dengan keluarga dan orang selain keluarga, dan ruang untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka.
Meski begitu, terkadang rumah adat ini juga memiliki peranan lain selain sebagai hunian. Misalnya sebagai tempat musyawarah keluarga terkait dengan acara keluarga.
Bahkan tak jarang pula rumah ini menjadi lokasi rapat besar untuk pengadaan sebuah acara adat besar.
Rumah Adat Suku Sangir Talaud Saat Ini
Melansir situs detik.com, keberadaan rumah adat dari Suku Sangir Talaud ini semakin terpinggirkan seiring dengan majunya zaman.
Hal ini terjadi karena banyak masyarakat yang lebih tertarik untuk membangun sebuah hunian dengan desain arsitektur yang lebih modern.
Beruntung, kamu masih bisa menjumpai rumah-rumah adat yang masih orisinil ini di sejumlah desa di wilayah Kab. Sangir Talaud.
Nah, agar eksistensi rumah adat ini tetap terjaga dengan baik, kita, sebagai generasi muda Bangsa Indonesia, wajib terus melestarikannya.
Upaya Pelestarian Rumah Adat Suku Sangir Talaud
Ada beberapa cara untuk menjaga rumah adat asal Sulawesi Utara ini tetap lestari dan dikenal oleh generasi muda ke depannya. Berikut beberapa caranya.
Edukasi
Ngomongin soal edukasi, cakupan edukasi di sini sangat luas, jadi tak hanya fokus pada satu sistem edukasi saja, seperti eukasi formal di sekolah.
Edukasi di sini mencakup banyak hal dan cara. Contohnya dengan mendatangi sebuah museum yang di dalamnya menampilkan koleksi berbagai rumah adat Indonesia.
Mencari informasi di buku atau di situs-situs internet juga merupakan contoh lain upaya pelestarian warisan budaya rumah adat melalui ranah edukasi.
Entertainment
Nah, cara yang satu ini mungkin rasa-rasanya jauh lebih menarik karena ada unsur hiburan di dalamnya.
Contohnya adalah melalui acara festival seni dan budaya yang salah satu produk yang ditampilkan adalah miniatur atau replika rumah adat suatu daerah.
Konservasi dan Pemugaran
Upaya pelestarian rumah adat yang satu ini juga tak kalah penting karena kegiatan ini turut melibatkan pihak otoritas yang berwenang.
Misalnya pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Lalu ada juga keterlibatan pihak pemerhati budaya atau komunitas yang secara konsisten menjaga dan merawat situs warisan budaya ini.
Pelestarian rumah adat juga bisa kita lakukan dengan cara pemugaran sejumlah bagian bangunan yang kurang layak atau rusak karena dimakan usia.
Demikian informasi mengenai rumah adat Suku Sangir Talaud lengkap dengan gambar dan juga penjelasannya.
Kita sebagai anak muda wajib mengenal warisan budaya nenek moyang kita seperti rumah adat daerah kita masing-masing.
Dengan mengenalnya, setidaknya akan tumbuh rasa bangga dan cinta terhadap budaya yang kita miliki.
Harapannya ke depan kita juga dapat memperkenalkannya ke generasi anak cucu kita.