Home » Sumatera » Rumah Adat Bubungan Lima

Rumah Adat Bubungan Lima

Terdapat ratusan rumah adat Indonesia dengan ciri khasnya masing-masing. Dan rumah adat Bubungan Lima adalah salah satunya.

Bangunan rumah adat masyarakat Bengkulu sangat khas, terutama pada bagian atapnya yang sajika visual bentuk yang megah.

Atap megah ini tentu juga didukung oleh desain fasad bangunan rumah panggung yang besar dengan sokongan tiang-tiang yang kokoh.

Nah, agar dapat gambaran, yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Sekilas tentang Rumah Adat Bubungan Lima

Rumah Adat Bubungan Lima bengkulu

Rumah adat Bubungan Lima adalah rumah adat yang berada di Daerah Bengkulu. Dari segi visual, bangunan rumah memiliki desain yang megah. Ukurannya juga terbilang besar.

Namun ada satu bagian yang sangat khas dari rumah adat Bengkulu Bubungan Lima ini, yakni bentuk atapnya yang berupa lima buah atap limas.

Dari bentuk atapnya saja kita bisa perkirakan fasad bangunan yang ada di bawahnya juga sudah pasti tak kalah megah.

Dan benar saja, desain fasad rumah ini sungguh megah dan juga tampak gagah dengan tiang-tiang penopangnya yang kokoh serta kedua tangga utama yang super-estetik.

Rumah dengan model rumah panggung ini bukanlah sebuah hunian seperti pada umumnya. Melainkan rumah ini biasanya masyarakat gunakan sebagai tempat untuk berbagai acara adat.

Pembagian pada Rumah Adat Bubungan Lima

Rumah Adat Bubungan Lima adalah

Rumah Adat Bubungan Lima terbagi menjadi tiga bagian utama, yakni bagian atas, tengah, dan bagian bawah.

Bagian Atas

Adapun yang termasuk dalam kategori bagian atas adalah atap, termasuk bagian plafon atau masyarakat setempat menyebutnya Pacu.

Nah, plafon pada rumah ini umumnya terbuat dari material pelupuh atau papan kayu dengan ukuran panjang, lebar, dan tebal yang seragam.

Lalu, ada juga bagian atap yang bernama Pera. Pera ini adalah kerangka atap yang berbentuk balok-balok kayu. Fungsinya untuk menghubungkan tiang-tiang pada atap.

Selaun Pera, bagian kerangka atap lainnya adalah Kap yang wajib ada untuk menempelkan komponen Kasau. Kasau di sini adalah komponen untuk menopang Reng.

Nah, Reng itu sendiri berguna untuk menempatkan penutup atap. Bagian atas yang terakhir adalah Listplang, yaitu komponen penyunting atap.

Bagian Tengah

Nah, untuk bagian tengah, strukturnya terbagi atas beberapa komponen, seperti kerangka pintu dan jendela. Pintu, misalnya, bentuknya beragam. Ada yang model biasa dan ada juga yang bermodelkan ram.

Begitu juga dengan model jendela rumah yang terdiri dari dua pilihan, yaitu model ram atau model jendela biasa.

Untuk memasang jendela dan pintu, memerlukan dinding yang mana dinding pada rumah ini masih berupa dinding kayu atau pelupuh.

Di beberapa bagian juga terdapat ventilasi udara atau lubang angin yang berguna untuk sirkulasi udara dalam rumah. Masyarakat setempat menyebut lubang angin dengan istilah Tulusi.

Tulusi ini tepatnya terletak di atas pintu atau jendela. Namun berbeda dengan rumah biasa, Tulusi pada rumah adat ini tampak apik dengan hiasan ukiran khas Bengkulu.

Rumah bagian tengah juga berisi beberapa bagian berikut: Piabung, tiang penjuru, tiang tengah, dan Bendu.

Bagian Bawah

Struktur bagian bawah rumah ini tersusun atas lantai, geladak, blandar, tailan, pelupuh, bedu, lapik, dan tangga utama, serta tangga belakang.

Lantai rumah ini sama dengan dinding yang materialnya dari pelupuh atau papan kayu. Namun ada juga yang menggunakan bambu.

Untuk menopang bagian lantai, ada struktur balok kayu berukuran besar yang terpasang memanjang ke arah depan.

Dan untuk tangga, jelas ada perbedaan yang signifikan antara tangga depan atau tangga utama dengan tangga belakang.

Tangga depan memiliki struktur yang lebih kokoh dan bahkan sudah bermaterialkan keramik lengkap dengan tambahan pegangan atau handling.

Bahkan tangga ini sungguh tampak menonjol dan mencuri perhatian karena materialnya yang lain dari yang lain.

Jika kamu perhatikan gambar rumah adat Bubungan Lima di atas, antara tangga dan juga ornamen ukiran pada bagian atas muka rumah memiliki tone warna yang senada.

Tentu penampakan tangga utama ini sangat berbeda dengan tampilan struktur tangga belakang yang hanya berupa tangga kayu.

Ruang dan Fungsinya pada Rumah Adat Bubungan Lima

Rumah Adat Bubungan Lima berasal dari provinsi

Interior rumah adat Sumatera ini terdiri dari beberapa susunan ruangan yang dirancang dengan fungsinya masing-masing. Berikut penjelasannya.

Berendo

Ruangan dengan nama Berendo ini jika kita terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi beranda.

Berendo adalah ruangan untuk menjamu tamu asing atau tamu yang belum dikenal. Ruangan ini juga tersedia bagi mereka yang ingin bertamu dalam waktu sebentar saja.

Berendo ini juga sering menjadi ruang bermain anak-anak pemilik rumah.

Hal

Ada pula ruangan besar dengan nama Hal yang fungsinya sebagai tempat untuk menerima dan menjamu tamu yang sudah dikenal dan memiliki relasi yang dekat. Misalnya sanak saudara atau keluarga besar.

Hal ini juga seringkali berfungsi menjadi ruang keluarga di mana pemilik rumah dan anggota keluarganya bisa bercengkerama di waktu luang.

Fungsi lainnya dari Hal ini adalah sebagai ruang belajar mengaji atau belajar pelajaran akademik bersama orang tua.

Kadangkala ruangan besar ini juga menjadi tempat untuk acara syukuran atau musyawarah acara-acara keluarga.

Bilik Gedang

Ruangan ini adalah kamar tidur utama yang digunakan untuk beristirahat pasangan suami-istri beserta anak yang masih kecil.

Bilik Gedang ini umumnya lebih luas daripada bilik-bilik lainnya mengingat perannya sebagai kamar tidur utama.

Bilik Gadis

Kamar yang satu ini khusus untuk anak gadis yang sudah beranjak dewasa. Letaknya memang di dekat Bilik Gedang dengan tujuan untuk kemudahan pengawasan dan juga keamanan.

Dari segi luas, tak seluas Bilik Gedang. Meski begitu, ruangan ini tetap nyaman sebagai ruang privat seorang anak gadis.

Ruang Tengah

Selanjutnya ada ruang tengah di mana pemilik rumah akan mempersilahkan tamu dari kalangan ibu rumah tangga atau keluarga dekat perempuan di ruangan ini.

Berkumpul di ruang tengah ini sangat nyaman karena luas, sehingga para tamu bisa leluasa mengobrol dengan pemilik rumah.

Ya, ruang tengah ini terkesan luas karena tidak adanya perabotan, hanya berupa gelaran tikar saja.

Terkadang ruangan ini juga digunakan sebagai tempat mengaji secara beramai-ramai, atau sebagai tempat tidur para bujang.

Ruang Makan

Sebenarnya ruang makan ini hanya opsional, alias sesuai kebutuhan pemilik rumah. Umumnya ruang makan ini tidak masuk dalam pembagian ruangan pada rumah adat ini.

Jikalaupun ada, ruang makan ini hanya berukuran kecil dan fungsinya bisa berganti menjadi ruangan lain.

Garang

Ini adalah ruangan khusus untuk tempayan air atau tempat penampungan air. Fungsinya untuk tempat bersih-bersih, seperti mencuci peralatan makan dan membasuh kaki saat akan memasuki dapur.

Ukuran Garang ini beragam. Namun biasanya berukuran paling kecil mengingat fungsinya yang spesifik, yaitu untuk keperluan bersih-bersih.

Dapur

Seperti ruang dapur pada umumnya, dapur pada rumah adat ini adalah ruangan khusus untuk mengolah bahan makanan, memasak air, dan kegiatan memasak lainnya.

Di dalamnya terdapat tungku atau perapian yang masih tradisional, tempat khusus untuk menaruh perlengkapan memasak, dan juga rak khusus untuk peralatan makan.

Ada juga tempat khusus untuk menyimpan bahan-bahan makanan atau stok bahan makanan, seperti hasil panen pertanian atau perkebunan.

Berendo Belakang

Ini adalah area serambi belakang yang fungsinya untuk kumpul bersantai bareng keluarga. Biasanya serambi belakang ini jadi tempat favorit para ibu untuk menikmati waktu santai mereka.

Arti Filosofi pada Rumah Adat Bubungan Lima

Rumah Adat Bubungan Lima dari bengkulu

Ngomongin soal filosofi, rumah ini juga dibangun dengan arti filosofi yang dalam di tiap bagiannya.

Pada bagian atas rumah, misalnya, melambangkan kedekatan hubungan manusia dengan Sang Pencipta.

Makna ini terepesentasikan dari pemasangan ornamen Selembayung pada ujung atap rumah. Ornamen ini adalah wujud penghormatan setinggi-tingginya kepada Tuhan YME.

Sementara bagian tengah mengacu pada makna hubungan antar sesama manusia.

Hal ini sesuai dengan susunan ruangan di mana di ruangan-ruangan inilah terjadi interaksi antar anggota keluarga dan juga masyarakat.

Lain lagi dengan bagian bawah rumah yang meliputi area kolong rumah dengan fungsi sebagai kandang pemeliharaan hewan ternak.

Area kolong ini adalah representasi yang tepat untuk menggambarkan hubungan yang selaras dengan alam, khususnya dengan hewan.

Wah, selain mengandung nilai keindahan pada desain arsitekturnya, rumah adat Bubungan Lima ini rupanya sarat akan arti filosofis yang dalam, ya.

Tentu sebagai generasi muda Indonesia kita harus bangga dengan warisan budaya yang berupa rumah adat ini.

Meski kita tidak sedaerah dengan tempat rumah adat ini berada, setidaknya kita menjadi lebih kenal dan tahu lebih banyak lagi seputar rumah adat dari daerah-daerah lain.

Dengan aksi sederhana ini, kita secara langsung sudah membantu dalam melestarikan rumah adat Bengkulu.

Scroll to Top