Masing-masing rumah adat Indonesia pastinya memiliki karakteristik atau ciri khas. Seperti Rumah Sapo Jojong dari Aceh yang berciri khas ada menara di bagian atapnya.
Ya, ada sebuah menara kecil di bagian tengah atap utama rumah adat ini. tentu menara tersebut bukan satu-satunya ciri khas dari rumah adat ini.
Masih ada bagian rumah yang tak kalah khas dari rumah adat asal Aceh ini. penasaran kan apa saja ciri khas lainnya? Yuk langsung simak saja ulasan lengkapnya.
Sekilas tentang Rumah Sapo Jojong
Rumah Sapo Jojong adalah rumah adat yang berasal dari Suku Pakpak yang menghuni Daerah Aceh.
Dulunya, rumah adat ini merupakan kediaman raja atau pemimpin sekaligus tempat kerja raja serta tempat pertemuan adat.
Namun kini hanya berperan sebagai warisan budaya yang masih terus dilestarikan agar tetap eksis hingga era generasi mendatang.
Kabar baiknya, grand desain rumah adat ini kini menjadi inspirasi untuk pembangunan kantor-kantor pemerintahan daerah.
Mungkin sekilas rumah adat ini cukup mirip dengan rumah adat Suku Batak di Sumatera Utara, bukan?
Dan faktanya ya, benar, rumah adat ini adalah milik Suku Pakpak yang tak lain adalah salah satu etnis Suku Batak.
Sekedar info bahwa ada sebagian kecil Suku Pakpak yang menempati kawasan perbatasan antara Sumut dan Aceh.
Mereka inilah yang kemudian mendirikan Rumah Sapo Jojong di Aceh. Jadi tak heran apabila rumah adat ini mempunyai kemiripan dengan rumah adat kebanyakan Suku Batak di Sumut.
Misalnya kemiripan dari segi bentuk, ornamen, fungsi, teknik pembangunnan, hingga peralatan yang digunakan.
Keunikan Desain Arsitektur Rumah Sapo Jojong Aceh
Rumah adat Aceh ini dibangun dalam bentuk rumah panggung dengan kayu dan ijuk sebagai material utamanya.
Konstruksi rumah panggung ini tersusun atas tiang-tiang pondasi, rumah induk, dan atap yang terbuat dari material yang berbeda.
Untuk tiang pondasi dan rumah induk, sebagian besar materialnya adalah kayu pilihan terbaik. Sementara atapnya tersusun dari material ijuk.
Nah, agar kamu memiliki gambaran detail mengenai desain arsitekturnya, berikut ada penjelasan lengkapnya.
Tiang Pondasi
Tak jauh beda dengan rumah panggung lainnya, rumah adat ini juga mempunyai beberapa tiang yang berfungsi menopang bangunan utama.
Material tiang pondasi tersebut adalah kayu pilihan yang memiliki kualitas terbaik dan pastinya tahan lama.
Nah, yang membuat tiang-tiang pondasi pada rumah ini sedikit berbeda adalah adanya instalasi balok kayu yang terpasang melintang di antara tiang-tiang ini.
Tujuan pemasangan balok-balok kayu ini adalah agar daya topang tiang tetap stabil dan kuat.
Rumah Inti
Bangunan rumah inti terdiri dari struktur dinding, lantai, jendela, pintu, dan juga tangga. Keseluruhan struktur ini sepenuhnya dari kayu.
Namun kayu yang digunakan bentuknya berbeda-beda untuk di setiap bagiannya. Misalnya pada bagian dinding dan lantai, material kayunya sudah dalam bentuk papan-papan kayu.
Masyarakat setempat menggunakan papan-papan kayu dengan tujuan agar mudah untuk mereka susun sesuai dengan kebutuhan.
Kini kita bahas bagian pintu yang panelnya juga dari material kayu. Pintu rumah ini hanya berjumlah satu saja dan letaknya segaris lurus dengan tangga.
Jadi, begitu keluar dari pintu, kita akan langsung berhadapan dengan tangga utama yang berdesain sederhana.
Tangga pada rumah ini hanya berupa susunan papan kayu berjumlah tiga yang berfungsi sebagai anak tangga.
Anak tangga ini diikat dengan sepasang kayu yang sudah disandarkan pada sisi depan rumah dengan sudut kemiringan tertentu.
Oiya, rumah ini tidak memiliki teras. Namun pada Rumah Sapo Jojong masa kini, sudah dilengkapi dengan area teras yang cukup luas.
Bahkan ada yang sudah berpagar sebagai fitur keamanan dan pemanis rumah.
Bagaimana dengan jendela, apakah Rumah Adat Sapo Jojong klasik juga memiliki bukaan seperti jendela?
Jawabannya iya. Ada sejumlah jendela yang terletak di sisi kanan kiri serta muka rumah.
Atap
Kita sampai di bagian yang paling unik dan menarik dari rumah ini, yaitu struktur atap.
Struktur atap pada rumah ini memang sangat unik dari segi bentuknya. Jika kamu perhatikan gambar Rumah Sapo Jojong di atas, bentuk atapnya mirip dengan perahu dengan kedua ujung melengkung.
Kemudian di bagian tengahnya terdapat puncak menara yang memiliki empat muka yang menghadap ke empat arah mata angin.
Nah, di antara sambungan atap utama dan menara ini terlihat ada semacam regangan yang berpagar kayu. Bagian ini nampaknya berguna untuk kebutuhan sirkulasi udara.
Kalau berbicara model atap, baik atap utama maupun atap menaranya mengusung model atap pelana.
Atap pelana adalah model atap yang hanya memiliki dua bidang dan satu bubungan di bagian tengahnya.
Ciri khas lainnya dari model atap ini adalah adanya sudut bentangan yang berbentuk segitiga sama sisi.
Fungsi Ruangan pada Rumah Sapo Jojong
Rumah adat ini mempunyai sejumlah ruangan dengan kegunaan sendiri-sendiri. Seperti di bagian tengah, terdapat sebuah ruangan dapur yang berciri khas adanya tungku di dalamnya.
Tepat di atas tungku, terdapat gantungan tradisional yang bermanfaat untuk menggantung tangkai-tangkai padi atau bahan makanan lainnya.
Tujuan pemasangan gantungan ini adalah sebagai alat pengeringan bahan makanan agar tetap awet. Di area dapur juga terdapat wadah penampungan air yang disebut Kiong.
Ruangan-ruangan pada rumah adat ini dipisahkan oleh partisi non-permanen, tepatnya tirai yang terbuat dari tikar.
Tirai tikar ini berfungsi sebagai dinding pembatas, dan masyarakat setempat menamainya Dabuhan.
Dabuhan ini dapat dinaikan apabila ingin nampak ruangan-ruangan lainnya. biasanya memang Dabuhan ini akan dinaikan selama siang hari, dan akan diturunkan pada malam hari.
Khusus kediaman raja, posisi ruangannya memang agak tinggi. Nah ruangan tempat tinggal raja ini mereka sebut Papan Si Mendem.
Bentuk ruangannya seperti balai-balai yang dindingnya berup kain Tabir Sintak. Tabir di sini artinya kain, sedangkan sintak artinya tarik.
Ruangan lainnya adalah Ture yang terletak di sisi kiri dan kanan. Fungsinya adalah untuk pusat aktivitas menganyam tikar atau menerima tamu.
Rumah ini juga memiliki loteng yang gunanya sebagai tempat bersemayam jenazah raja. Ruangan ini biasanya akan ramai setahun sekali, tepatnya pada saat upacara ziarah raja.
Terakhir, ada ruangan yang dinamakan Tongkaran atau umum kita sebut kolong rumah. Area kolong rumah milik suku pakpak ini biasanya dimanfaatkan sebagai kandang.
Area kandang di sini berisi ayam atau hewan ternak seperti domba atau kambing. Opsi lain dari penggunaan Tongkaran ini adalah sebagai gudang penyimpanan peralatan pertanian.
Penggunaan Ornamen pada Rumah Sapo Jojong
Seperti yang kita lihat pada gambar Rumah Jojong di atas, tampak ada cukup banyak penggunaan ornamen yang bentuknya sangat khas.
Salah satunya yang paling mencolok adalah ornamen Melmelen yang tersemat pada dinding rumah.
Melmelen sendiri adalah sekeping kayu setebal 15 sentimeter dan lebar satu meter. Untuk panjangnya biasanya melebihi dari panjang rumah karena ujungnya melengkung.
Penggunaan ornamen Melmelen ini rupanya berbeda. Ini dapat dibuktikan dari penggunaan Melmelen di balai memiliki desain yang lebih tipis dan pendek.
Fungsi Rumah Sapo Jojong
Sebenarnya Rumah Sapo Jojong dari Aceh ini berfungsi sebagai kediaman sang raja dan keluarganya.
Namun ada juga jenis Sapo Jojong sederhana yang menjadi hunian masyarakat biasa.
Tentu fungsi dari rumah adat ini tak hanya sebagai rumah tinggal saja. Ada fungsi lainnya yang tak kalah penting.
Seperti Rumah Sapo Jojong yang berupa balai di mana tempat ini merupakan sebuah aula untuk kegiatan pertemuan atau musyawarah.
Tak hanya itu saja, terkadang balai ini juga menjadi tempat bermalam bagi tamu yang ingin menghadap raja.
Di era modern ini, Rumah Sapo Jojong juga menjadi tempat yang nyaman bagi para muda-mudi yang ingin adakan forum diskusi.
biasanya segala macam diskusi tentang penyelenggaraan acara-acara bertemakan budaya akan diadakan di balai ini.
Bagaimana, pembahasan mengenai Rumah Adat Sapo Jojong dari aceh ini sangat menarik, bukan?
Selain memiliki keunikan berupa bangunan menara di atapnya, rumah adat ini juga rupanya menjadi tempat persemayaman raja, terutama di bagian loteng rumah.
Mungkin memang tak banyak orang awam yang mengetahui salah satu fakta menarik ini, termasuk kamu.
Dan faktanya memang demikian bahwa ada banyak fakta menarik dari setiap rumah adat masing-masing daerah di Indonesia.
Oleh sebab itu, pasti akan seru jika kita mulai menggali informasi seputar rumah adat Indonesia. Mungkin kita bisa memulainya dari rumah adat daerah kita masing-masing.