Suku Dani begitu kaya dengan ragam jenis rumah dengan fungsi yang berbeda-beda. Salah satunya adalah Rumah Wamai yang sederhana namun tak kalah unik.
Keberadaan rumah ini di antara ragam rumah adat Suku Dani lainnya merupakan bukti bahwa mereka memiliki kehidupan yang sangat terstruktur.
Termasuk soal pembangunan sebuah rumah khusus untuk hewan ternak yang mereka beri nama Wamai ini.
Ya, benar, Wamai ini adalah rumah khusus untuk hewan ternak milik Suku Dani. Penasaran kan dengan bentuk dan juga detail konstruksinya? Berikut penjelasan Rumah Wamai dari Papua Pegunungan selengkapnya.
Pengertian Rumah Wamai
Rumah Wamai adalah sebuah bangunan rumah khusus untuk hewan ternak yang berasal dari Suku Dani, Papua.
Biasanya masyarakat suku dani menggunakan rumah ini sebagai tempat khusus untuk memilhara sekaligus beternak hewan ternak.
Adapun jenis hewan ternak yang kerap mereka pelihara dan kembangbiakan antara lain ayam, anjing, dan babi.
Namun tak menutup kemungkinan untuk memelihara jenis hewan ternak lainnya, seperti domba atau kambing meski sulit mereka dapatkan.
Meski hanya berfungsi sebagai rumah khusus hewan ternak, secara visual, Wamai ini sangat mirip dengan rumah adat Papua Honai.
Namun tetap nampak ada sedikit berbedaan, terutama di bagian dindingnya yang tak sepenuhnya dibuat dalam bentuk melingkar.
Mengutip dari beberapa referensi, terkadang, dinding Wamai ini berbentuk empat persegi panjang atau persegi.
Demikian juga dengan ukurannya yang tak harus sama antar Wamai yang satu dengan Wamai lainnya.
Keduanya, baik bentuk dan ukuran ini memang dapat berbeda-beda karena menyesuaikan jumlah dan juga jenis ternak yang ada di dalamnya.
Secara logika, jika jenis ternak yang mereka kembangbiakan adalah ayam, rata-rata Wamai yang mereka gunakan berukuran kecil hingga sedang.
Namun tidak untuk jenis ternak babi dan anjing yang pastinya memerlukan area yang lebih luas.
Fungsi Rumah Wamai
Berbicara soal fungsi Rumah Wamai, sudah sangat jelas bahwa rumah tradisional yang satu ini berfungsi sebagai kandang ternak.
Hanya saja kandang yang satu ini bukanlah kandang biasa. Sebab, ukurannya lebih besar daripada kandang biasa. Bahkan ukurannya hampir sama dengan ukuran rumah tinggal.
Mengingat fungsinya hanya sebatas rumah khusus untuk ternak, konstruksi bangunannya juga pastinya juga sangat sederhana.
Konstruksinya hanya terbatas pada konstruksi bangunan inti saja yang hanya terdiri dari ruangan dengan atap dan dinding.
Artinya, tidak ada pembagian ruangan apa pun layaknya rumah-rumah tinggal pada umumnya.
Keunikan Rumah Wamai
Meski hanya sebuah rumah ternak, rumah adat Wamai dari Papua Pegunungan ini juga mempunyai sejumlah keunikan, loh. dan berikut daftar keunikannya.
Asal Usul Penamaan Wamai
Salah satu hal yang sangat unik dari rumah ternak milik suku dani ini adalah asal usul penamaannya.
Nah, nama Wamai sendiri terinspirasi dari sebutan hewan ternak favorit Suku Dani, yaitu babi. Dalam bahasa sehari-hari Suku Dani, hewan babi ini mereka sebut wam.
Bentuk Bangunan
Jika kamu perhatikan gambar Rumah Wamai di atas, bentuk bangunannya sangat mirip dengan Honai.
Hal ini membuktikan bahwa bangunan rumah ini sama istimewanya dengan rumah hunian mereka.
Mengapa demikian? Sebab, masyarakat suku dani menganggap bahwa babi adalah salah satu benda kepemilikan yang sangat berharga.
Tentu saja sangat berharga karena di lingkungan kehidupan masyarakat mereka, babi memiliki nilai jual yang sangat tinggi.
Ukuran Bangunan lebih Kecil
Memang benar bahwa dari segi desain, wamai ini memiliki kesamaan dengan desain Honai dan hunian-hunian suku dani lainnya.
Akan tetapi sangat berbeda dari segi ukuran. Jika kita bandingkan dengan hunian-hunian seperti Honai, Hunila, dlll, Wamai ini memiliki ukuran yang lebih kecil.
Lokasi Wamai
Sebagian besar masyarakat suku dani membangun Wamai milik mereka di lokasi yang agak jauh dari area pemukiman mereka.
Meski begitu, keamanannya terjamin karena terdapat beberapa orang yang mendapat tugas untuk berjaga setiap harinya.
Lokasi Wamai ini pun tak begitu jauh dari rumah-rumah milik warga, alias tetap masih bisa dipantau dari kejauhan. Bahkan biasanya ada seekor anjing yang menjaga rumah ternak ini.
Konstruksi Bangunan
Bangunan rumah ini memang nampak layaknya rumah tinggal biasa. Namun sebenarnya Wamai ini hanyalah rumah yang dibangun secara khusus untuk hewan ternak.
Fungsinya hanya sebagai fasilitas bangunan yang melindungi hewan-hewan ternak dari guyuran air hujan, udara dingin, dan panasnya terik matahari.
Rumah ini juga sangat berguna sebagai pusat pengembangbiakan hewan ternak milik Suku Dani. Di sinilah ternak akan beranak-pinak dan menjadi banyak.
Agar ternak tetap nyaman dan hidup layak, masyarakat suku dani membangun Wamai ini dengan konstruksi bangunan yang lengkap.
Lengkap di sini dalam artian rumah ini juga memiliki elemen struktur bangunan yang sama persis dengan rumah-rumah tinggal biasa. Contohnya memiliki atap dan dinding yang terstruktur.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas lagi, berikut kita jabarkan dengan detail struktur atap dan dinding pada rumah ternak ini.
Atap
Bentuk atap pada rumah ternak ini berbeda-beda sebab bentuk atap pastinya akan menyesuaikan dengan bentuk pondasi bangunan utamanya.
Seperti yang sudah pernah disinggung di atas, bentuk pondasi rumah khusus ternak ini berbeda. Sebab, harus menyesuaikan dengan jenis hewan ternak yang ada di dalamnya.
Apabila pondasi bangunan utamanya berbentuk bundar atau lingkaran, maka bentuk atapnya juga akan berbentuk bundar seperti jamur.
Ada juga wamai dengan bentuk atap bundar namun bagian ujung atapnya sedikit meruncing seperti kerucut.
Lain lagi dengan wamai dengan pondasi bangunan berbentuk persegi atau persegi panjang.
Meski bangunan dengan bentuk persegi ini relatif jarang, masih ada beberapa yang bisa kita jumpai di sana.
Untuk Wamai dengan pondasi berbentuk persegi atau persegi panjang, kemungkinan besar atapnya akan berbentuk kerucut.
Atap kerucut ini juga terkenal dengan sebutan model atap khas rumah kampung, salah satu rumah adat Jawa Terkenal terkenal.
Pagar Rumah
Sama dengan struktur atap, bentuk pagar Rumah Wamai ini juga akan menyesuaikan dengan bentuk pondasi bangunan utamanya.
Variannya ada yang berbentuk lingkaran atau dinding melingkar, namun ada juga yang berbentuk persegi panjang atau pun bujursangkar.
Bentuk struktur dinding ini sekali lagi akan menyesuaikan dengan jenis hewan ternak yang akan menempatinya.
Namun kebanyakan Rumah Wamai di papua menggunakan dinding dengan formasi melingkar. Jarang sekali ada Wamai dengan formasi dinding persegi atau bujursangkar.
Material
Untuk jenis material penyusun rumah khusus hewan ternak ini, sebenarnya tidak ada yang berbeda dengan rumah-rumah suku dani pada umumnya.
Seperti dinding rumah, misalnya, materialnya adalah kayu biasa atau papan kayu yang tersusun dengan posisi menancap ke dalam tanah hingga berdiri kokoh.
Agar dapat menancap dengan dalam, di salah satu ujung papan kayu tersebut dibuat runcing.
Setelah papan-papan kayunya sudah tersedia dan siap dipasang, baru kemudian papan-papan kayu tersebut disusun dengan bentuk susunan yang sesuai dengan kebutuhan.
Selain dinding, ada material kayu lainnya yang sedikit lebih besar dan lebih tinggi yang berfungsi sebagai tiang penopang.
Rata-rata tingginya capai 2 hingga 2.5 meter dari permukaan tanah. Namun tinggi dari tiang penopang ini bisa lebih tinggi dari 2.5 meter, menyesuaikan ketinggian yang diperlukan.
Nah, untuk bagian atap, material penyusunnya lebih beragam lagi. Contohnya ilalang kering, jerami kering, atau daun sagu yang dianyam.
Salah satu material di atas disusun secara berlapis-lapis untuk mencegah kebocoran atau air rembes saat terkena hujan.
Untuk lantainya sendiri, wamai tidak memerlukan lapisan lantai khusus karena hewan-hewan ternak yang ada di dalamnya cenderung tidak memerlukannya.
Filosofi Rumah Wamai
Kandungan makna filosofi dari adanya wamai ini mungkin lebih mengacu pada bagaimana masyarakat suku dani memperlakukan hewan ternak mereka dengan sangat baik.
Hal ini terbukti dari adanya ketersediaan untuk membangun rumah tersendiri untuk ternak-ternak mereka.
Mereka seolah ingin memastikan bahwa hewan-hewan ternak milik mereka aman dan mendapat tempat tinggal yang nyaman.
Selain itu, ada pula anggapan bahwa babi, salah satu jenis hewan ternak yang paling banyak diternakan suku dani, adalah simbol status sosial dan kemapanan.
Sebab, satu ekor babi saja sangat bernilai tinggi bagi masyarakat Suku Dani.
Wah, menarik sekali ya pembahasan kali ini. Di papua rupanya ada rumah khusus untuk ternak yang mereka namai Rumah Wamai.
Dari bentuk dan material tak jauh berbeda dengan rumah biasa. Hanya saja berbeda pada fungsi, ukuran, dan lokasinya saja.
Nah, buat kamu yang masih penasaran dengan rumah adat Papua lainnya, silakan bisa akses situs-situs seputar rumah adat Indonesia di internet.
Ada banyak referensi terupdate yang bisa kamu jadikan acuan untuk menambah wawasan baru seputar warisan budaya Nusantara ini.