Siapa di sini yang mengira rumah panggung hanya ada di Sumatera dan Kalimantan saja? Faktanya, di kawasan DKI Jakarta juga ada rumah adat Panggung Betawi, loh.
Sesuai dengan namanya, rumah adat Betawi ini mengusung ide desain rumah panggung dengan tiang-tiang penyangga sebagai ciri khas utamanya.
Penasaran seperti penampakan rumah panggung dari Betawi ini dan apa bedanya dengan rumah panggung dari daerah lainnya? Yuk temukan jawabannya di bawah ini.
Sekilas tentang Rumah Panggung Betawi
Rumah Panggung Betawi adalah rumah tradisional milik Suku Betawi yang mengusung model rumah panggung.
Seperti konstruksi rumah panggung pada umumnya, rumah panggung khas Betawi ini bercirikan bangunan non-tapak dan memiliki kolong di antara tiang penyangga.
Ide pembangunan rumah panggung ini muncul karena sebagai upaya untuk melindungi konstruksi rumah dari banjir akibat pasang air laut.
Ya benar, rumah-rumah panggung khas Betawi ini umumnya dijumpai di kawasan pesisir atau area yang berisiko terdampak pasang air laut.
Selain daerah pesisir, rumah ini juga banyak kita jumpai di area-area bantaran sungai yang ada di kawasan Jakarta dan sekitarnya.
Contohnya adalah Daerah Bekasi yang rawan banjir akibat luapan air sungai selama musim hujan.
Ciri Khas dan Keunikan Rumah Panggung Betawi
Sebenarnya dari aspek desain arsitektur, tidak ada yang spesial. Artinya, rumah model panggung ini tidak memiliki keunikan tertentu.
Mungkin satu-satunya keunikan dari rumah khas Betawi ini adalah ornamen-ornamen khas Betawi yang tersematkan di bagian-bagian struktur tertentu.
Contohnya adalah ornamen berupa ukiran dengan motif geometris, ketupat, lingkaran, atau persegi yang banyak kita jumpai di pintu, jendela, atau pagar serambi.
Meskipun demikian, ada ciri khas yang cukup menonjol pada rumah ini, yakni istilah atau penamaan bagian-bagian tertentu.
Sebagai contoh, penamaan tangga utama yang menghubungkan halaman depan rumah dengan serambi depan dan area utama rumah.
Masyarakat Betawi menamai tangga utama pada rumah panggung mereka dengan sebutan Balaksuji.
Tinggi rendahnya Balaksuji ini tentu akan menyesuaikan ketinggian tiang penyangga pada rumah itu sendiri.
Dan tidak ada ketentuan mengenai ketinggian rumah karena masyarakat karena tidak ada batas ketinggian pasang air yang tetap.
Terkait dengan material, masyarakat Betawi yang menghuni daerah pesisir memilih kayu sebagai material utama untuk membangun rumah mereka.
Sebab, kayu adalah material yang mudah mereka dapatkan, harganya juga lebih terjangkau, dan juga material kayu mudah untuk dibentuk.
Struktur Rumah Panggung Betawi dan Gambarnya
Secara garis besar, struktur rumah adat Betawi ini tak jauh berbeda dengan rumah panggung di daerah-daerah lainnya.
Struktur utamanya terdiri dari tiga bagian, yaitu pondasi, termasuk tiang-tiang penyangga, lalu ada badan rumah, dan atap.
Pondasi
Pondasi di sini adalah bagian pendukung utama yang dapat menyokong keseluruhan bangunan rumah.
Struktur pondasi pada rumah panggung ini tentu saja adalah tiang-tiang yang menopang badan rumah beserta atapnya.
Tidak ada jumlah pasti terkait dengan tiang-tiang yang digunakan pada rumah ini. namun yang jelas, tiang-tiang ini terbuat dari kayu jati yang terbukti kokoh dan tahan lama.
Tiang-tiang ini berbentuk balok dan ukuran cukup besar. Kemudian di bagian kaki-kakinya, terdapat bantalan yang biasanya terbuat dari campuran pasir dan semen.
Selain tiang, struktur lainnya yang tak kalah penting pada bagian pondasi Rumah Panggung Betawi ini adalah alas rumah.
Alas rumah di sini berupa susunan balok kayu yang terpasang dengan posisi vertikal dan horizontal.
Bagian inilah yang nantinya akan menjadi bantalan pada saat pemasangan lantai papan kayu.
Tangga
Struktur tangga pada rumah ini berdesain sederhana dan di salah satu sisinya terpasang pegangan yang memanjang mengikuti arah anak tangga.
Namun ada yang menarik pada pegangan tangga ini, yakni adanya ornamen ukiran pada teralis kayu yang menghiasi pegangan tangga tersebut.
Serambi
Meskipun tak begitu luas, serambi pada rumah ini tetap nyaman untuk menjadi tempat persinggahan sebelum memasuki area dalam rumah.
Di sekelilingnya serambi juga terdapat pagar dengan detail teralis berupa ukiran kayu yang menawan.
Jendela
Satu unit rumah umumnya memiliki dua atau tiga jendela model dua daun jendela dengan arah bukaan ke luar rumah.
Namun soal jumlah jendela tentu menyesuaikan ukuran rumah itu sendiri. Semakin besar ukuran rumah, semakin banyak unit jendela yang diperlukan.
Dinding dan Lantai
Sebagian besar konstruksi rumah adat ini terbuat dari kayu, termasuk bagian dinding dan lantai rumah.
Keduanya menggunakan papan kayu sebagai material dinding dan juga lantai. Dinding rumah Betawi ini berupa dinding papan-papan kayu yang terpasang vertikal.
Atap
Desain atap pada rumah Betawi ini kurang lebih miirip dengan bentuk perahu terbalik. Hanya ada beberapa detail yang cukup berbeda.
Contohnya saja atap bagian muka yang memiliki tambahan penutup atap yang berbentuk segitiga. Tepat di bagian muka atap segitiga ini terdapat ventilator cukup besar untuk kelancaran sirkulasi udara.
Nah, untuk material penutup atap rumah ini sebagian besar sudah berupa genteng tanah liat layaknya atap-atap pada rumah bergaya modern.
Menariknya lagi, di semua tepian atap biasanya terdapat ornamen semacam rumbai kayu dengan motif geometris khas Betawi.
Fungsi Rumah Panggung Betawi
Soal fungsi, tentu fungsi Rumah Panggung Betawi ini adalah sebagai tempat tinggal sehari-hari bagi pemilik dan juga keluarganya.
Rumah adalah tempat ternyaman dan teraman untuk beristirahat dan juga bercengkerama dengan keluarga.
Selain sebagai hunian, seperti rumah pada umumnya, rumah milik masyarakat Betawi ini juga dapat menjadi tempat yang sangat aman untuk menyimpan harta benda berharga.
Fungsi rumah sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga ini sudah lama diimplementasikan. Tepatnya sejak masa nenek moyang masyarakat Betawi.
Adapun fungsi lainnya adalah sebagai tempat pengadaan upacara adat yang melibatkan keluarga besar dan juga masyarakat sekitar.
Misalnya upacara adat pernikahan salah satu anggota keluarga dari pemilik rumah.
Masih terkait dengan keluarga besar, rumah juga kerap menjadi tempat diskusi dan musyawarah perihal kegiatan adat yang akan diselenggarakan oleh pemilik rumah.
Rumah adat juga dapat menjadi sebuah media edukasi sekaligus situs wisata budaya seperti yang kita lihat di Anjungan Daerah TMII di Jakarta.
Di Anjungan Daerah TMII terdapat ratusan replika rumah adat Indonesia dari 38 provinsi yang benar-benar mirip dengan rumah adat versi aslinya.
Termasuk ada replika Rumah Panggung Betawi yang bisa kamu kunjungi di Anjungan Daerah DKI Jakarta.
Fakta Menarik dari Rumah Panggung Betawi
Tahukah kamu, ada sejumlah fakta menarik dari rumah adat ini yang perlu kamu ketahui. Salah satunya adalah bahwa Balaksuji atau tangga pada rumah ini sering dikaitkan dengan tolak bala, loh.
Masyarakat Betawi meyakini bahwa Balaksuji ampuh dalam menolak bala. Oleh karenanya, sebelum menaiki anak tangga, seseorang wajib membasuh kedua kakinya terlebih dahulu.
Kegiatan membasuh kaki ini merupakan bentuk penyucian diri dengan tujuan agar segala bentuk keburukan akan sirna. Tubuh pun akan dalam kondisi bersih saat akan memasuki rumah.
Fakta menarik selanjutnya ada kaitannya dengan pantangan yang wajib dihindari saat akan membangun sebuah rumah panggung.
Salah satu contohnya adalah rumah yang akan dibangun sebaiknya diposisikan di sisi kiri dari rumah orang tua atau rumah mertua.
Lalu ada juga larangan untuk tidak menggunakan genteng yang terbuat dari material yang mengandung unsur tanah.
Jika larangan-larangan di atas dilanggar, kemungkinan akan ada musibah yang menimpa si pemilik rumah dan keluarganya.
Itu dia penjelasan singkat namun lengkap seputar Rumah Panggung Betawi.
Harapannya informasi ini dapat menambah referensi kamu yang mungkin saat ini sedang memerlukan referensi yang terupdate mengenai rumah adat Betawi.