Rumah adat Batak Toba hanya segelintir dari sekian banyak rumah adat Sumut yang kita kenal. Faktanya, masih ada banyak rumah adat lainnya yang tak kalah menarik. Sebut saja Rumah Pakpak.
Rumah adat yang satu ini terkenal unik dan lain dari rumah-rumah adat Batak lain karena ada beberapa bagian yang khas dan menjadi ciri utama dari rumah tradisional ini.
Apa saja ciri khasnya dan ada hal menarik apa saja yang akan kita bahas mengenai rumah adat ini? Berikut adalah informasi seputar rumah adat Pakpak dan penjelasannya.
Sejarah tentang Rumah Pakpak
Rumah adat Batak Pakpak adalah salah satu rumah adat Batak yang terunik karena terdapat ornamen bergambar cicak dan dada wanita di beberapa bagiannya.
Namun dari segi fungsi, teknik membangun, dan peralatan untuk membangunnya tak ada perbedaan yang signifikan dengan rumah-rumah tradisional Batak lainnya.
Rumah yang memiliki nama lain Sopo Jojong ini berbentuk rumah panggung yang berdiri kokoh dengan tiang-tiang penyangga yang terbuat dari material kayu.
Layaknya rumah panggung pada umumnya, rumah adat Sumatera Utara ini terdiri dari pondasi, badan rumah, atap, dan tangga.
Jenis Rumah Pakpak
Mengutip dari situs Detik.com, terdapat 4 jenis bangunan Sopo Jojong yang mana masing-masing jenis bangunan mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Agar kamu tak penasaran, berikut adalah empat jenis bangunan Sopo Jojong lengkap dengan penjelasannya.
Sopo Juma
Jenis Sopo Jojong yang satu ini umumnya bisa kita jumpai di area ladang dan fungsinya sebagai tempat tinggal sementara bagi sebuah keluarga yang sedang menjaga ladangnya.
Mereka akan menempati hunian sementara ini hingga padi yang mereka tanam siap untuk dipanen.
Pajek-Pajek Tanggiang
Untuk jenis bangunan yang satu ini umumnya bisa kamu temui di area perkampungan dan fungsinya sebagai tempat tinggal permanen.
Ada yang unik dari rumah ini, loh. Uniknya adalah tiang-tiang penopang pada rumah ini terbuat dari batang-batang pakis yang berukuran besar.
Rumah Kalang
Menurut informasi dari para tetua masyarakat Pakpak, Rumah Kalang ini adalah rumah yang struktur bangunannya belum sempurna.
Hal ini terlihat jelas dari penggunaan material kayu yang masih berupa kayu gelondongan. Kayu-kayu gelondongan tersebut tersusun dengan formasi bertingkat.
Meski masih setengah jadi, rumah ini berstatus sebagai hunian tetap.
Rumah Jojong
Arti dari Rumah Jojong adalah menara rumah. Maksudnya adalah rumah ini memiliki bangunan menara di dalamnya.
Bangunan menara tersebut terletak di area tengah bubungan atap. Sedangkan dua ujung bubungan atap tampil indah dengan bentuk ujung atap yang melengkung menjulang ke atas.
Ornamen Khas pada Rumah Pakpak
Jika kamu amati gambar rumah adat Batak Pakpak di atas, tampak ada ornamen yang turut mempercantik fasad rumah ini.
Berikut adalah daftar nama ornamen yang bisa kita lihat pada beberapa bagian rumah Batak Pakpak ini:
- Tanduk kerbau
- Gajah Dompak
- Susuk Mpinat
- Jengger
- Dilah Paying
- Bengbeng Hari
- Tarum
- Rancang
- Tabal Melmelen
- Tiang Binangan
- Melmelen Bonggar
- Ardan
- Nderpih
Masing-masing ornamen ini mengandung arti filosofi tersendiri dan juga merupakan bagian dari identitas Budaya Suku Pakpak.
Struktur Rumah Pakpak
Rumah tradisional masyarakat Pakpak ini memiliki struktur bangunan yang hampir mirip dengan rumah adat dari suku-suku Batak lainnya.
Namun banyak orang yang mengatakan bahwa rumah adat ini sekilas mirip dengan rumah adat Karo dan Toba. Terutama pada bagian detail ornamennya.
Akan tetapi soal struktur bangunan, model dan pembagian ruangannya tak jauh berbeda dengan model rumah panggung khas Sumut lainnya. Berikut adalah info detailnya.
Atap
Jika dilihat dari luar, terdapat tiga bagian atap dengan bentuk yang berbeda dan terpasang secara berlapis-lapis dari yang terbawah hingga lapisan yang paling atas.
Atap lapisan terbawah mirip dengan atap limas biasa. Hanya saja atap pada ruangan terdepan cenderung datar, bukan meruncing di bagian puncak tengahnya.
Kemudian atap lapisan tengah menyerupai bentuk atap rumah adat Sumatera Utara Bolon yang memiliki ciri khas di kedua sisinya menjulang tinggi dan meruncing.
Dan atap lapisan teratas adalah atap dengan tambahan bangunan menara yang terpasang dari bagian tengah bubungan atap.
Menara inilah yang menjadi ciri khas paling menonjol pada rumah adat Sumatera Utara ini.
Pondasi
Pondasi rumah ini tersusun atas tiang-tiang penyangga dari material kayu yang jumlahnya cukup banyak.
Tiang-tiang ini tertanam ke dalam tanah sehingga terjamin kekuatannya. Untuk lantai, umumnya terbuat dari kayu. Demikian juga dengan bagian dinding rumah.
Dinding
Pada dinding rumah adat ini terpasang sekeping kayu dengan tebal sekitar 15 cm yang disebut Melmelen. Lebarnya sekitar 1 meter dan panjangnya bisa melebihi panjang rumah.
Nah, ada yang unik dari dinding rumah ini, yaitu adanya ornamen lukis yang tersemat di papan lis bagian luar.
Kemudian di setiap sudut pertemuan dinding dan lantai terdapat dekorasi berbentuk tanduk kerbau dengan motif yang sama dengan motif papan lis yang ada di sekitarnya.
Tepat di depan pintu utama, terdapat tangga yang mempunyai anak tangga berjumlah 5 atau 7. Tangga tersebut terbuat dari kayu dan memiliki susuran tangga sebagai fitur pengaman.
Ruangan pada Rumah Pakpak
Sopo Jojong memiliki beberapa ruangan dengan fungsi masing-masing seperti ruangan depan, tengah, dan ruangan belakang.
Seperti ruangan tengah yang uniknya dimanfaatkan sebagian ruangannya untuk dapur. Lebih uniknya lagi, tiap kepala keluarga yang menempati rumah ini mempunyai tungku perapian sendiri-sendiri.
Tepat di sebelah atas tungku, ada yang namanya Para Para yang berfungsi sebagai tempat untuk menyalai padi atau bahan-bahan makanan lain agar bisa tahan lama.
Selain itu, di sekitar dapur juga terdapat Kiong atau wadah air yang disangkutkan ke batang pohon yang ada cangkoknya.
Papan Si Medem
Ini adalah ruangan khusus untuk raja yang terletak di posisi yang lebih tinggi daripada ruangan anggota keluarga raja.
Bentuknya berupa balai dan dindingingnya berlapiskan kain yang disebut Tabir Sintak. Tabir adalah dinding, sedangkan Sintak adalah tarik dalam bahasa lokal masyarakat Pakpak.
Jika rumah adat ini digunakan sebagai kediaman raja dan keluarganya, maka balai pada rumah ini dimanfaatkan sebagai tempat musyawarah.
Selain itu, balai di kediaman raja juga bisa berfungsi ruang istirahat para tamu yang hendak bertemu raja, atau sebagai tempat pertemuan para kalangan anak muda.
Tongkaran
Ini adalah ruangan yang terletak di bawah rumah utama. Atau kita biasa menyebutnya kolong rumah.
Ruangan ini bermanfaat sebagai tempat untuk memelihara hewan ternak seperti ayam dan babi.
Selain itu, Tongkaran ini juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda perlengkapan pertanian.
Ture
Bagian rumah yang bernama Ture ini adalah area beranda di sisi kanan dan kiri rumah sebelum kita memasuki area dalam rumah.
Fungsi beranda kecil ini cukup beragam. Contohnya sebagai tempat untuk menganyam tikar atau sumpit bagi ibu-ibu.
Atau sebagai tempat berkumpul bagi para gadis, atau sebagai area bertamu bagi muda-mudi Suku Pakpak.
Loteng atau Bonggar
Ruangan ini biasanya digunakan untuk menyimpan jenazah raja yang telah diawetkan. Penyimpanan jenazah di Loteng ini dikaitkan dengan tradisi masyarakat setempat.
Mereka masih mempertahankan tradisi untuk tidak menguburkan jenazah raja. Akan tetapi lebih memilih untuk menyimpan jenazah raja dengan baik.
Tujuannya adalah agar mereka dapat mengadakan upacara pemujaan sekaligus berziarah ke tempat persemayaman tersebut.
Itulah informasi singkat namun lengkap mengenai Rumah Pakpak yang penuh dengan makna pada bagian struktur dan juga ornamennya.
Apabila kamu penasaran dengan informasi seputar rumah adat Batak lainnya, kamu bisa kunjungi situs Rumah Adat Indonesia sebagai salah satu referensi terpercaya.
Rumah Adat Indonesia adalah sebuah situs yang berisi informasi terupdate seputar berbagai rumah adat Nusantara lengkap dengan gambar dan penjelasannya.
Melalui situs tersebut, kamu bisa mengenal lebih dekat sekaligus menambah wawasan seputar ratusan rumah adat yang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sangat membanggakan.