Nusa Tenggara Barat memang terkenal dengan keindahan alamnya yang mempesona. Tapi tahukah kamu, di NTB juga ada Rumah Bale Bonder, yaitu rumah adat yang sangat menarik untuk dikupas.
Rumah adat NTB Bale Bonder ini kaya akan keunikan, terutama dari segi arsitektur dan juga peranannya dalam kehidupan masyarakat.
Siapa di sini yang penasaran dengan keunikan dari rumah adat ini, dan ada hal menarik apa lagi dari rumah ini? Tidak ada salahnya kamu segera simak jawabannya berikut ini.
Sekilas tentang Rumah Adat Bale Bonder
Rumah adat Bale Bonder adalah salah satu rumah adat yang berasal dari Provinsi NTB yang hadir dengan beberapa fungsi.
Bangunannya berupa rumah panggung dengan sokongan tiang-tiang berjumlah antara 9 hingga 19 buah tiang dan berbentuk segiempat.
Rumah dengan desain yang sederhana ini bermaterial kayu, bambu, dan material alami lainnya yang bisa dengan mudah masyarakat dapatkan di sekitar perkampungan mereka.
Fakta menarik lainnya, rumah ini hanya bisa dihuni oleh pejabat desa saja, bukan masyarakat biasa karena masyarakat biasa menghuni rumah adat jenis lainnya.
Karena hanya pejabat desa saja yang bisa menghuninya, rumah adat ini juga seringkali menjadi lokasi persidangan adat.
Selain itu, Bale Bonder juga menjadi tempat yang ideal untuk menyimpan beragam benda pusaka dan benda-benda bersejarah.
Ide Desain Arsitektur Rumah Bale Bonder
Bale Bonder merupakan rumah adat dengan ciri khas ukurannya terbesar di NTB. Ukurannya bisa capai 50 meter persegi.
Rumah dengan ukuran yang sangat besar ini terdiri dari banyak ruangan dengan fungsi masing-masing.
Di antaranya ada ruangan-ruangan privat untuk tempat tinggal pembesar adat atau setara dengan pejabat desa.
Dari segi ide desain, desain rumah adat ini cukup mirip dengan desain rumah Bale Jajar. Yang membuatnya berbeda adalah adanya tambahan balai untuk keperluan rapat atau persidangan adat.
Dari segi luas, balai tersebut lumayan luas dan mampu menampung hingga puluhan orang. Dan di balai inilah berbagai kasus atau permasalahan yang ada kaitannya dengan adat akan menjadi bahasan utamanya.
Detail Struktur Rumah Bale Bonder
Rumah dengan model rumah panggung superbesar ini tentu harus mempunyai detail struktur konstruksi yang kokoh dan tahan lama.
Selain harus kokoh dan tahan lama, tentu interiornya juga harus nyaman dan akomodatif, baik untuk hunian maupun untuk keperluan forum.
Struktur pendukungnya juga wajib lengkap dan mencakup pondasi yang terdiri dari puluhan tiang penopang, badan rumah yang tersusun atas dinding dan lantai, dan atap.
Rumah panggung ini juga memiliki tangga utama yang akan menjadi akses utama untuk keluar masuk rumah Bale.
Sebagai gambaran, berikut penjelasan detail seputar masing-masing bagian atau struktur bangunan rumah adat ini.
Tiang
Salah satu elemen pondasi yang sangat penting untuk mendukung kekokohan sebuah rumah panggung adalah tiang.
Tiang penopang pada rumah panggung superbesar ini minimal harus berjumlah delapan buah dan maksimal ada yang berjumlah 10, 18, hingga 20 buah tiang.
Semakin besar ukuran bangunan, semakin banyak jumlah tiang yang diperlukan. Jumlah tiang juga menentukan kualitas kekokohan bangunan rumah itu sendiri.
Lantai
Struktur lantai rumah ini terbuat dari anyaman bambu. Agar kuat menahan pijakan, bagian bawahnya terdapat pondasi balok-balok kayu yang tersusun berjejer secara vertikal dan horizontal.
Nah, balok-balok kayu yang berperan sebagai pondasi lantai ini sering disebut juga dengan istilah rangka pondasi lantai.
Rangka pondasi lantai ini berbentuk persegi, alias mengikuti bentuk ruangan Bale. Ruangan Bale inilah yang nantinya akan menjadi semacam aula untuk keperluan kegiatan musyawarah.
Dinding
Struktur dinding rumah adat Suku Sasak ini juga terbilang sederhana. Dindingnya berupa lembaran-lembaran anyaman bambu yang terpasang menutupi seluruh sisi samping bangunan.
Dalam satu sisi, terdapat rangka kayu tipis sebagai penopang lembaran dinding anyaman bambu yang tipis.
Rangka kayu ini berperan untuk menopang panel anyaman bambu agar tetap berdiri dengan stabil dan juga agar kokoh.
Atap
Penutup atap rumah Bale yang satu ini berupa jerami kering yang tersusun hingga berlapis-lapis.
Pemasangan atap jerami yang berlapis semacam ini sudah pasti ada tujuannya. Tujuannya adalah agar penutup atap ini tetap efektif dalam menangkis air hujan dan teriknya sinar matahari.
Dan benar saja, meski hanya berupa atap jerami, area interior Bale tetap aman dari rembasan air saat hujan sedang turun.
Lalu untuk bentuk atapnya sendiri sama dengan bentuk atap Bale Jajar yang juga bisa kita jumpai di kompleks yang sama.
Tangga
Selanjutnya ada elemen tangga utama yang desainnya benar-benar sederhana karena tanpa memiliki fitur pegangan.
Jadi, tangga pada Bale Bonder ini mirip dengan tangga sender yang terbuat dari bambu yang biasanya kita jumpai di rumah-rumah di pedesaan.
Hanya saja tangga pada rumah adat ini lebih pendek dan hanya terdiri dari beberapa pijakan saja. Umumnya hanya berisi lima pijakan saja.
Fungsi Rumah Bale Bonder
Terdapat tiga fungsi utama rumah Bale Bonder ini, yaitu sebagai tempat tinggal bagi kalangan tertentu, tempat musyawarah adat, dan penyimpanan.
Rumah Tinggal
Bale dalam kehidupan masyarakat Suku Sasak memang ada cukup banyak jenisnya. Dan masing-masing jenis memegang fungsi yang berbeda.
Seperti Bale Bonder ini yang salah satu fungsinya adalah sebagai hunian atau tempat tinggal. Namun bukan sembarang orang yang boleh menghuni Bale yang satu ini.
Sebab, hanya kalangan tetua adat, pembesar adat, atau setara dengan pejabat desa yang boleh menempati Bale ini. Tentu bersama anggota keluarga lainnya.
Nanti akan ada area tersendiri yang berfungsi sebagai hunian. Dengan kata lain, area hunian tetap berada di lokasi yang terpisah dengan ruangan untuk kegiatan musyawarah adat.
Umumnya area khusus hunian ini mencakup beberapa ruangan yang fungsinya sama persis dengan rumah hunian biasa.
Di dalamnya ada ruang khusus untuk menerima kedatangan tamu, ruang keluarga dan kamar-kamar tidur, dan juga dapur.
Balai Pertemuan Adat
Fungsi lainnya dari Bale ini adalah sebagai balai pertemuan adat bagi masyarakat dan para perangkat pembesar adat serta pemuka agama.
Di balai ini, segala permasalahan dalam kehidupan masyarakat, terutama yang menyangkut kepentingan adat, akan disidangkan.
Selain itu, balai ini juga menjadi sentra kegiatan diskusi dan musyawarah terkait dengan pengadaan berbagai upacara adat.
Nah, beragam kegiatan musyawarah ini umumnya akan berlangsung di ruangan tersendiri alias di ruangan terpisah dengan ruangan-ruangan lainnya.
Tempat Penyimpanan
Ada satu lagi ruangan di Bale Bonder yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda bersejarah dan aneka pusaka.
Selain dua jenis benda di atas, ada juga ruangan khusus yang masyarakat gunakan untuk menyimpan harta benda.
Balai Pengadilan
Fungsi Bale Bonder yang terakhir adalah sebagai balai pengadilan adat atas beragam kasus yang ada kaitannya dengan pelanggaran adat dan semacamnya.
Saat sidang berlangsung, biasanya forum pengadilan ini akan melibatkan para pembesar adat, termasuk tetua adat, dan juga masyarakat setempat.
Di Bale inilah sebuah keputusan yang adil akan tetua adat sampaikan ke khalayak ramai.
Unik sekali, bukan? Dalam satu unit bangunan mampu mengakomodasi sejumlah peran, termasuk sebagai hunian, penyimpanan, dan balai untuk keperluan beragam jenis forum.
Bangunan dengan sifat multifungsi ini tentu jarang di Indonesia. Mungkin hanya bisa kita temukan di beberapa daerah saja, termasuk di NTB ini.
Lebih tepatnya di pusat pemukiman masyarakat Suku Sasak yang di dalamnya juga ada beberapa nama Bale lainnya dengan fungsi yang berbeda.
Mungkin di daerah lain ada rumah adat dengan peran yang serupa, kamu bisa cari tahu infonya dengan mengakses referensi rumah adat Indonesia yang valid dan update.
Misalnya dari buku-buku di perpustakaan, situs-situs ternama, museum, atau mungkin mendatangi langsung lokasi di mana rumah tersebut berada.
Selain akan bertambah wawasan, kamu juga akan lebih mengenal rumah adat favorit kamu lebih detail lagi.
Dengan begitu, kamu juga akan merasa bangga akan warisan budaya nenek moyang yang superkeren ini.