Home » Kalimantan » Rumah Adat Paser

Rumah Adat Paser

Jika kebetulan sedang mendatangi Provinsi Kalimantan Timur, di sana ada sebuah rumah adat berusia hampir satu abad, loh. Namanya adalah rumah adat Paser.

Rumah adat Kalimantan Timur ini sungguh unik karena keseluruhan konstruksinya dari kayu dan material alam lainnya.

Bentuk rumahnya juga sangat khas dan pastinya tampil memukau dengan ornamen khas Suku Paser Kalimantan. Penasaran kan seperti apa penampakannya? Yuk ikuti ulasan lengkapnya.

Pengertian Rumah Adat Paser

Rumah Adat Paser berasal dari

Rumah Adat Paser adalah sebuah bangunan rumah adat yang berasal dari Kalimantan Timur, tepatnya milik Suku Paser yang menghuni daerah tepian sungai.

Ya, dahulu, sebagian besar rumah Suku Paser berada di area tepian sungai, sebab masyarakat menganggap sungai adalah sumber kehidupan.

Bagi mereka, sungai tak hanya menjadi sumber air yang sangat penting bagi kehidupan mereka. Sungai juga merupakan sumber makanan di mana ada banyak ikan, udang air tawar, kerang air tawar, dll.

Selain menjadi sumber makanan sumber protein hewani, air sungai juga bermanfaat untuk membuat tanaman umbi-umbian dan tanaman perkebunan tetap hidup.

Karena berada di dekat sungai, rumah tradisional milik Suku Paser ini dibangun dengan mengusung model rumah panggung.

Rumah panggung tentu sangat cocok dengan kebutuhan hunian yang aman dan nyaman di sekitaran sungai atau perairan.

Konstruksinya yang tinggi di atas permukaan tanah membuat para penghuninya aman dari risiko air pasang atau luapan air sungai.

Material yang digunakan juga material pilihan seperti kayu dengan kualitas terbaik dan yang tahan lama meski bertahun-tahun sering terkena air dan cuaca lembab.

Contohnya saja kayu ulin atau kayu besi yang justru akan semakin kuat dan keras saat sering terkena air.

Bentuk Konstruksi Rumah Adat Paser

nama rumah adat paser

Konstruksi rumah adat Kalimantan ini, secara umum, tersusun atas beberapa bagian, yakni tiang, badan rumah, dan elemen atap.

Tiang Rumah

Rumah adat Paser Kaltim ini seratus persen dari kayu dan berupa rumah panggung yang ditopang oleh tiang-tiang kayu.

Struktur tiang-tiang kayu ini terpasang berjejer ke samping dan ke belakang mengikuti bentuk pondasi rumah.

Tinggi tiang-tiang ini sekitar 1.5 hingga 2 meter. Bahkan tinggi tiang bisa capai lebih dari dua meter, menyesuaikan ketinggian rumah yang diinginkan.

Biasanya tinggi tiang akan menyesuaikan dengan lokasi di mana rumah tersebut akan dibangun. Semakin dekat dengan pesisir sungai, biasanya tiangnya semakin tinggi.

Sebab, agar agar tiang-tiang tersebut dapat menancap lebih dalam lama. Semakin dalam menancap, maka akan berpengaruh pada kekuatan dan kestabilan konstruksinya.

Badan Rumah

Denah pondasi rumah adat Suku Paser ini berbentuk persegi atau bujursangkar dengan masing-masing sisi memiliki lebar yang sama.

Jika kita amati gambar rumah adat Paser di atas, tampak jelas bahwa tiang-tiang penyangga menembus hingga ke bagian interior rumah hingga menyentuh bubungan atap.

Jadi, interior rumah ini bukanlah sebuah ruangan tunggal yang luas dan bersekat. Melainkan sebuah ruangan yang di beberapa spot-nya terdapat tiang-tiang yang menjulang hingga ke atap.

Hal lainnya yang juga membuat rumah ini nampak berbeda dengan rumah-rumah pada umumnya adalah rumah ini tak berdinding.

Dengan kata lain, rumah ini mengusung konsep desain bangunan semi outdoor. Namun ada juga beberapa rumah adat Paser Kalimantan Timur yang sudah dilengkapi dengan dinding.

Kemudian lantai rumahnya berupa lempengan papan kayu yang terpasang dengan formasi barisan yang teratur dan rapat.

Alternatif material lantai lainnya adalah belahan bambu atau pohon niung yang dirangkai dengan ikatan rotan.

Atap

Desain atap rumah ini berupa atap limas dengan derajat kemiringan sekitar 45 derajat.

Namun sejumlah rumah khas Suku Paser menggunakan model penutup atap lainnya. Model atap tersebut merupakan hasil modifikasi dari bentuk atap yang asli.

Model atap yang asli juga tak kalah menarik karena di bagian muka rumah terdapat penutup atap tambahan yang berbentuk segitiga terbalik.

Di bagian puncak atapnya terlihat ada ornamen dengan bentuk simetris penuh warna. Kemudian di keseluruhan tepi atap rumah, kamu bisa jumpai hiasan ukiran kayu warna kuning.

Motif ukirannya berupa motif geometris dengan tema flora dan fauna khas Kalimantan.

Masih seputar ornamen pada atap, di ujung kanan dan kiri atap rumah, terdapat hiasan berwarna kuning berbentuk buaya yang menghadap samping.

Tepat di ujung puncak tertinggi, kamu akan melihat hiasan seperti kubah namun berupa ukiran yang sangat indah. Ukiran ini sangat menonjol karena berbalut warna kuning, hitam, dan hijau toska.

Bentuknya juga simetris sehingga nampak serasi untuk digunakan sebagai aksen pada atap.

Dengan adanya ornamen-ornamen ini, tentu atap rumah ini terlihat lebih megah meski penutupnya hanya berupa daun nipah atau kulit kayu sungkai.

Tangga

Ada yang berbeda dengan struktur tangga pada rumah ini. Perbedaannya jelas terlihat pada ukuran lebar tangganya yang bisa dibilang tak biasa.

Bila dibandingkan dengan tangga di rumah-rumah panggung pada umumnya, tangga pada rumah ini jauh lebih lebar.

Kemudian di kedua sisinya sudah terpasang handles atau pegangan untuk membantu pengguna saat akan menaiki atau menuruni anak tangga.

Fungsi Rumah Adat Paser

rumah adat suku paser

Mengingat luasnya capai 80 x 100 meter, rumah besar ini seringkali menjadi pusat kegiatan masyarakat, baik yang berhubungan dengan kegiatan adat maupun non-adat.

Rumah ini juga berperan menjadi wadah apresiasi kebudayaan Paser. Jadi tak heran jika di waktu-waktu tertentu kerap ramai karena beragam acara festival atau pergelaran seni dan budaya.

Area interior yang luas juga bisa masyarakat manfaatkan sebagai tempat singgah bagi para tamu yang ingin belajar budaya Suku Paser.

Artinya, rumah ini terbuka untuk siapapun yang berminat untuk belajar wawasan, budaya, adat, dan tradisi Suku Paser.

Meski terbuka untuk umum, siapapun yang menempati rumah adat ini wajib menjaga kebersihan dan tidak merusak apapun.

Ragam Upaya Pelestarian Rumah Adat Paser

rumah adat suku paser

Untuk menjaga warisan budaya Nusantara ini tetap lestari, ada beberapa upaya pelestarian yang bisa kita lakukan. Berikut caranya.

Dokumentasi

Salah satu cara melestarikan warisan budaya nenek moyang seperti rumah adat ini adalah dengan cara mendokumentasikannya.

Dokumentasi di sini bisa saja melalui rekaman atau fotografi objek rumah adat tersebut. Akan lebih baik lagi jika rekaman dan fotografi menyorot semua sisi rumah.

Tujuannya adalah agar dokumentasi tersebut menampilkan semua sisi rumah secara utuh dan lengkap, sehingga bisa menjadi referensi yang akurat.

Pemeliharaan dan Perawatan

Upaya pelestarian lainnya yang paling mudah kita lakukan adalah dengan tidak merusak objek rumah adat ini.

Sebaliknya, kita bisa lakukan pemeliharaan dan perawatan secara rutin terhadap rumah adat yang masih eksis dan masih aktif digunakan.

Revitalisasi

Agar tetap lestari, kita juga bisa mulai revitalisasi rumah adat yang mulai rusak atau terbengkalai. Revitalisasi di sini adalah upaya perbaikan bagian-bagian tertentu.

Khusus pada rumah adat yang masih aktif menjadi hunian, biasanya upaya revitalisasi ini dilakukan oleh pemilik rumah adat itu sendiri.

Namun tidak pada rumah adat yang fungsinya bukan sebagai hunian, upaya revitalisasi menjadi tugas pemda setempat beserta masyarakat sekitar.

Pengembangan Keterampilan

Mungkin upaya pelestarian yang satu ini terbilang baru dan masih relatif jarang diimplementasikan.

Namun jika diimplementasikan dengan tepat, pastinya akan membuahkan hasil yang optimal dan efektif.

Melalui cara ini, masyarakat sekitar, terutama para generasi muda, akan mendapatkan pelatihan mengembangkan keterampilan dalam membangun sebuah rumah adat.

Pendidikan

Nah, mungkin upaya pelestarian yang satu ini cukup umum karena sudah banyak platform pendidikan kita yang sudah berhasil mengedukasi.

Sasaran edukasinya adalah masyarakat, terutama generasi muda kita, yang mungkin belum banyak mengenal rumah adat Indonesia.

Konservasi

Warisan budaya seperti rumah adat ini juga bisa kita lestarikan keberadaannya dengan cara mendaftarkannya ke Balai Pelestarian Cagar Budaya.

Jika sudah berhasil terdaftar, besar kemungkinan rumah adat yang sudah kita daftarkan tersebut akan mendapatkan giliran untuk dipugar dan dirawat secara berkala.

Hiburan

Dan cara pelestarian yang terakhir adalah dengan memperkenalkannya dengan cara yang asik dan menghibur. Contohnya adalah via pengadaan festival seni dan budaya.

Rumah Adat Paser ini adalah rumah adat Indonesia yang perlu kita lestarikan karena merupakan warisan budaya daerah.

Kita hanya perlu melestarikannya dengan cara mengikuti beberapa cara di atas. Upaya pelestarian ini tentu sangat penting agar keberadaan dan namanya terus eksis hingga anak cucu kita.

Scroll to Top