Rumah Adat Jawa

Rumah adat Indonesia sangat beragam jenisnya, dan salah satu yang akan menjadi pembahasan kali ini adalah rumah adat Jawa.

Rumah adat Jawa adalah warisan budaya dari leluhur atau nenek moyang kita yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Jenisnya juga cukup beragam karena masing-masing wilayah di Pulau Jawa memiliki nama-nama rumah adat yang berbeda.

Berikut adalah ulasan detail mengenai nama-nama rumah adat Jawa yang telah berhasil dirangkum oleh Rumah Adat Indonesia.

Daftar Nama Rumah Adat Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah

Pembahasan rumah adat ini akan dimulai dari rumah adat asli Jabar.

Rumah adat Jawa Barat adalah hanya salah satu dari kategori rumah adat Jawa yang sangat menarik untuk kita bahas. Dan berikut nama-namanya.

1. Imah Julang Ngapak

rumah adat jawa barat adalah

Rumah adat Jawa Barat Sunda ini sangat unik karena bagian atapnya miring.

Kemudian keseluruhan bentuk formasi atapnya juga mirip dengan sayap burung yang sedang mengepak. Itulah mengapa rumah adat ini dinamakan Imah Julang Ngapak.

Desain konstruksinya juga menyesuaikan iklim Indonesia yang hanya memiliki 2 musim, yaitu musim hujan dan kemarau.

Dan selama musim hujan, rumah ini sangat aman dari rembesan air hujan karena kedua sudut atapnya mempunyai cagak gunting yang mampu cegah rembesan air hujan.

Masih seputar atap rumah, Imah Julang Ngapak ini berbentuk segitiga yang lebih lebar di sisi bawahnya.

Dahulu, atap rumah adat ini terbuat dari ijuk daun rumbia atau bahan alang-alang.

Meski hanya terbuat dari daun rumbia atau alang-alang, air hujan yang mengalir di atasnya tidak merembes dan tidak akan membuatnya bocor.

Namun semakin berkembangnya zaman, kini atap Imah Julang Ngapak sudah banyak mengalami modifikasi.

Kini rumah adat ini masih banyak dijumpai di Daerah Tasikmalaya. Buat kamu yang penasaran dengan desain aslinya, boleh banget main-main ke Tasikmalaya sekalian liburan.

2. Parahu Kumurep

rumah adat jawa barat sunda

Dari namanya saja pasti kamu sudah bisa menebak bahwa rumah ini tak jauh-jauh dari yang namanya perahu.

Ya, benar sekali, nama Parahu Kumurep terinspirasi dari bentuk rumah yang mirip seperti perahu tengkurap.

Terutama di bagian atapnya yang berbentuk limas yang sekilas memang mirip dengan perahu terbalik.

Desain rumah ini juga terbilang rumit. Bahkan lebih rumit dari ruma adat Sunda Jolopong.

Dari konstruksinya sendiri terdapat 4 bagian utama yang mana keempat bagian ini terbagi menjadi 2, yaitu sisi depan dan sisi belakang.

Bagian depan biasanya berbentuk trapesium, sedangkan bagian belakangnya memiliki bentuk segitiga sama sisi.

Sayangnya di zaman modern ini, hanya sedikit saja rumah adat ini yang bisa kita jumpai.

Mungkin kamu akan menemukannya dengan mudah di museum-museum dalam bentuk miniatur replika.

3. Imah Badak Heuay

Imah Badak Heuay

Badak Heuay sangat unik karena arti dari frase ini adalah badak menguap.

Mungkin kamu bertanya-tanya mengapa rumah adat ini memiliki nama unik, yakni badak menguap.

Lagi-lagi nama tersebut menyesuaikan bentuk rumah di mana bagian atap dan depan rumah sepintas mirip dengan bentuk badak yang sedang menguap.

Atap rumah ini terdiri dari 2 bagian, yaitu atap berukuran besar dan kecil. Pembagian atap berbeda ukuran ini bertujuan untuk melindungi area teras depan dari air hujan.

Tiap bagian rumah juga memiliki fungsinya masing-masing. Contohnya adalah teras depan yang berfungsi sebagai tempat untuk menjamu tamu laki-laki.

Sebagai pelengkap, biasanya di area teras depan ini sudah dilengkapi dengan meja dan kursi sederhana yang terbuat dari kayu.

Nah, Imah Badak Heuay ini masih banyak dijumpai di Daerah Sukabumi, loh.

Buat kamu yang ingin melihatnya secara langsung, bisa datangi Daerah Sukabumi sekalian menikmati suasana kampung yang adem dan tenang.

4. Tagog Anjing

Tagog Anjing

Berikutnya ada rumah adat khas Suku Sunda yang bernama Tagog Anjing yang artinya anjing duduk.

Atap rumah warisan nenek moyang Orang Sunda ini terdiri dari 2 bidang yang dibatasi garis.

Bidang pertama memiliki atap yang lebih lebar dan menutupi keseluruhan area rumah.

Uniknya lagi, rumah adat Tagog Anjing ini juga memiliki kolong seperti Rumah Gadang di Sumatera.

Namun yang membedakannya dengan Rumah Gadang adalah ketinggian kolong yang tak seberapa dan juga tiang-tiang penyokongnya yang berupa balok-balok kayu tebal.

Jika kamu pergi ke Kabupaten Garut dan melihat rumah dengan ciri-ciri di atas, itu yang dinamakan rumah adat Tagog Anjing

5. Jolopong

Jolopong

Dan rumah adat Jawa Barat yang terakhir adalah Jolopong yang dalam Bahasa Sunda berarti tergolek lurus.

Arti nama tersebut menggambarkan desain rumah adat yang sederhana dan lebih terlihat seperti bangunan rumah yang tergolek begitu saja.

Saking sederhananya, jarang sekali ditemukan lekukan atau variasi desain pada rumah ini.

Nah, berbicara soal desain, desain Rumah Adat Jolopong ini masuk dalam kategori ide desain tua.

Sebab, rumah ini masih mengimplementasikan model atap Dangau atau Saung.

Pada bagian ruang, terdapat ruang tengah, dapur, kamar tidur, dan dapur.

Penyebutan masing-masing ruang juga berbeda. Misalnya, teras disebut Emper, ruang tengah disebut Imah, dapur disebut Pawon, dan kamar tidur namanya Pangkeng.

Rumah Adat Jolopong ini bisa kamu temukan di Kabupaten Garut dan Sumedang, loh.

6. Rumah Joglo Situbondo

rumah adat jawa timur adalah

Beralih ke rumah adat Jawa Timur, dan rumah adat yang akan dibahas adalah Joglo.

Rumah adat Jawa Joglo adalah serupa dengan Joglo dari Jawa Tengah. Maka dari itu, untuk membedakannya, masyarakat setempat menamainya Joglo Situbondo.

Sebenarnya dari segi desain cukup berbeda. Rumah adat Jawa Timur Joglo Situbondo ini berbentuk dara ngepak, sedangkan Joglo khas Jawa Tengah berbentuk limas.

Dan kayu jati masih menjadi material utama dalam pembangunan rumah Joglo.

Menariknya lagi tiap bagian Joglo menggambarkan makna filosofis yang berbeda-beda.

Konon tata ruang pada rumah Joglo menggambarkan keharmonisan hubungan antara manusia dan alam semesta.

Elemen lainnya yang menjadi ciri khas rumah Joglo juga bisa kamu jumpai di rumah ini.

Sebut saja tiang utama yang terkenal dengan sebutan Saka Guru yang berjumlah 4 buah. Lalu ada bebatur dan juga ornamen-ornamen khas lainnya.

Rumah Joglo Situbondo ini juga memakai Blandar, Kilik, Pengeret, dan juga Sunduk yang berperan sebagai penstabil bangunan.

Di daun pintu utamanya biasanya terdapat hiasan Selur Gulung yang dipercaya mampu menangkal hal-hal negatif yang akan masuk ke dalam rumah.

Area ruangannya terbagi 2, yaitu area Pendopo yang berfungsi sebagai ruangan untuk menerima tamu dan ruang belakang.Ruang belakang ini berisi kamar tidur dan juga dapur.

7. Rumah Adat Suku Tengger

gambar rumah adat jawa timur

Rupanya Suku Tengger juga mempunyai rumah adat sendiri yang fisik bangunannya sangat khas.

Bangunan rumah adat ini tersusun dari papan dan juga batang kayu dengan bubungan atas yang tinggi.

Rumah ini juga hanya mempunyai 1 atau 2 buah jendela. Kemudian bagian depan, ada area bale-bale yang digunakan untuk berkumpul.

Uniknya, rata-rata rumah adat Suku Tengger ini dibangun bergerombol dan biasanya di kanan dan kiri rumah hanya ada area sempit yang cukup untuk akses jalan setapak.

8. Rumah Adat Using

rumah adat jawa timur joglo

Using atau Osing adalah suku asli Banyuwangi, Jawa Timur, yang juga memiliki rumah adat yang menarik.

Rumah adat Jawa Timur Osing ini bisa kamu temui dengan mudah di Desa Kemiren, Glagah, Kabupaten Banyuwangi.

Rumah ini biasanya terlihat kuno dan bermaterial kayu dan tiap rumah memiliki jumlah bidang atap atau rab yang berbeda.

Ada rumah adat Osing dengan rab 4 buah yang dinamakan Baresan dan Tiket Balung. Dan ada rumah adat Osing dengan jumlah rab 2 buah yang dinamakan Crocogan.

Lalu untuk ruangannya, terbagi menjadi 4 area, yaitu Jerumah, teras, Baleh, dan Pawon.

Rumah adat Jawa Timur yang satu ini adalah rumah adat yang paling terkenal dan masih terjaga keasliannya hingga kini.

Bahkan kamu bisa menjumpainya di beberapa desa di Kabupaten Banyuwangi.

9. Rumah Adat Limasan Lambang Sari

rumah adat jawa wikipedia

Sesuai dengan namanya, rumah tradisional ini berbentuk limas atau persegi panjang.

Hanya saja rumah limas yang satu ini agak berbeda dengan rumah limas pada umumnya.

Khususnya di bagian konstruksi atapnya yang berupa balok kayu yang saling menyambung.

Tiang pada rumah limas ini berjumlah 16 dan bidang atap yang berjumlah 4 yang dihubungkan dengan bubungan.

Sementara untuk pondasinya, bentuk pondasi yang digunakan adalah bentuk umpak yang mempunyai alas tiang batu dan purus yang berperan sebagai kunci tiang.

10. Rumah Adat Limasan Trajumas Lawakan

Rumah Adat Limasan Trajumas Lawakan

Ini adalah versi terupdate dari Limasan Lambang Sari. Perbedaan yang paling signifikan adalah pada bagian teras yang terlihat mengelilingi bangunan rumah.

Selain itu, perbedaan yang terlihat jelas pada rumah limas ini adalah derajat kemiringan atap.

Inilah yang membuat Limasan Trajumas Lawakan ini sangat menarik dan nyaman saat dihuni.

11. Rumah Adat Dhurung

Rumah Adat Dhurung

Jika kamu pernah melihat gambar rumah adat Jawa Timur Dhurung ini, secara umum, desainnya sungguh berbeda.

Sebab, rumah ini tidak berfungsi sebagai hunian utama. Melainkan hanya berperan sebagai tempat beristirahat.

Tak heran jika bangunan Dhurung ini lebih banyak kita jumpai di pinggir sawah atau ladang.

Jikalau pun ada rumah Dhurung yang dibangun di tengah pemukiman, biasanya akan lebih sering digunakan sebagai tempat berkumpul dan bercengkrama dengan para tetangga.

Bahkan lebih uniknya lagi pada zaman dulu Dhurung ini sering menjadi tempat berkumpulnya para muda-mudi dan identik sebagai tempat untuk mencari jodoh.

12. Rumah Joglo Sinom

Rumah Joglo Sinom

Jenis rumah adat Jawa Tengah adalah topik yang akan menjadi pembahasan berikutnya.

Dan yang terpilih pertama adalah Rumah Joglo Sinom yang dulu berkaitan erat dengan status sosial.

Ya, Rumah Joglo Sinom ini adalah simbol status sosial bagi pemiliknya.

Mengaplikasikan bentuk Saka Guru, yakni bentuk bujur sangkar dengan 4 buah tiang sebagai penyokongnya adalah ciri khas dari rumah adat ini.

Joglo Sinom ini semakin terkesan mewah dengan material utamanya yang berupa kayu jati yang mahal.

Selain itu, rumah adat dari Jateng ini juga terbuat dari banyak jenis material lainnya yang harganya tak murah.

Proses pembangunannya juga memerlukan waktu yang lama karena ada banyak detail elemen yang perlu dikerjakan.

Inilah yang menjadi penyebab utama mengapa hanya kalangan bangsawan yang mampu memiliki rumah adat Jateng yang satu ini.

13. Joglo Jompongan

rumah adat jawa tengah adalah

Tipe rumah Joglo khas Jateng lainnya adalah Joglo Jompongan yang juga tak kalah khas.

Pada bagian atapnya merupakan perpaduan antara bidang atap berbentuk segitiga dan trapesium.

Bidang-bidang atap tersebut memiliki tingkat kemiringan yang berbeda-beda.

Uniknya lagi, atap pada rumah Joglo Jompongan ini terletak di area tengah bangunan dan terdapat atap serambi yang mengapitnya.

Selain unik di bagian atapnya, kamu juga akan menemukan keunikan lainnya dari rumah adat ini.

Terutama di bagian pintu yang mana pintu utama pada rumah Joglo Jompongan ini adalah jenis pintu geser.

14. Joglo Pangrawit

rumah adat jawa tengah joglo

Tipe rumah Joglo asli Jateng berikutnya adalah Joglo Pangrawit yang dari segi desain atapnya sangat berbeda.

Atap Joglo ini berbentuk kubah atau bentuk bujur sangkar. Tiang-tiang yang menopangnya juga berjumlah banyak dan terpasang di setiap area lantainya.

Nah, untuk membangun rumah Joglo Pangrawit ini tidaklah memerlukan biaya besar seperti biaya yang dibutuhkan untuk membangun rumah Joglo Sinom.

Masyarakat dari kalangan menengah juga dapat membangunnya karena bisa menggunakan alternatif material bangunan yang harganya jauh lebih terjangkau.

15. Joglo Lawakan

gambar rumah adat jawa tengah

Berdasarkan gambar rumah adat Jawa Tengah Joglo Lawakan ini, kita dapat melihat ada 4 tiang yang terpasang di keempat sudut area terasnya.

Sedangkan di bagian interiornya, masing-masing ada 1 tiang yang menopang area induk dan area tambahan.

Area induk sendiri terdiri dari Pendopo, Pringitan, Emperan, Senthong Kiwa, Senthong Tengah, dan ada juga area Senthong Tengen.

Sementara itu, di area tambahan, ada yang namanya Gandhok.

16. Rumah Adat Jawa Limasan

Rumah Adat Jawa Limasan

Limasan adalah rumah adat Jawa Tengah yang terkenal selain Joglo.

Desain rumah Limasan sangat unik dan pastinya berbeda dari Joglo.

Dari segi bentuk, rumah Limasan berbentuk persegi panjang atau limas.

Bangunannya sendiri terdiri dari 4 bidang atap di mana keempat bidang atap tersebut 2 di antaranya adalah atap Kejen dan 1 atap Bronjong.

Atap Kejen memiliki bentuk segitiga sama kaki, sedangkan atap Bronjong berbentuk segitiga biasa.

Lalu untuk materialnya adalah batu bata yang terkenal kokoh dan padat.

Tak heran jika rumah Limasan ini bisa tahan gempa karena bagian atapnya mampu meredam gempa.

17. Rumah Kampung

Rumah Kampung

Menurut Wikipedia, rumah adat Jawa Tengah ini berfungsi sebagai unit hunian utama keluarga.

Desainnya sederhana, baik di bagian interior maupun eksteriornya.

Rumah Kampung ini identik dengan hunian rakyat jelata pada zaman dulu karena yang memilikinya kebanyakan adalah dari kalangan petani, peternak, dan pedagang di pasar.

Namun menariknya, ada bagian-bagian tertentu yang jadi ciri khas, yakni jumlah tiang yang selalu berkelipatan 4.

Bahkan ada tiang yang berlapis ganda yang fungsinya untuk menyangga rumah.

Tiap penyangga terbuat dari Usuk, Reng, dan balok yang kokoh.

Kemudian di bagian depan dan belakang rumah juga terdapat teras yang luas.

18. Rumah Panggang Pe

Rumah Panggang Pe

Panggang Pe adalah hunian mayoritas masyarakat Jawa Tengah pada zaman dahulu.

Selain sebagai hunian atau tempat tinggal, rumah Panggang Pe yang ukurannya lebih kecil seringnya digunakan sebagai kios atau warung.

Kemudian dari segi detail konstruksinya, sebenarnya tak beda jauh dengan Limasan dan Joglo.

Seperti adanya tiang dengan jumlah 4 hingga 6 buah sebagai penopang bangunan.

Separuh tiang tersebut terpasang di bagian depan. Tiang-tiang ini memang sengaja dibuat lebih pendek dari tiang-tiang yang terpasang di bagian belakang.

Materialnya sendiri biasanya kayu tanpa cat, sehingga nampak warna cokelat kayu alami di setiap sisinya.

Oiya, jika kamu berkunjung ke daerah-daerah pinggiran Yogyakarta, seperti Kulon Progo, Gunung Kidul, dan Bantul, kamu akan lebih mudah menemukan rumah-rumah Panggang Pe ini.

19. Rumah Tajug

Rumah Tajug

Ada juga Rumah Tajug yang lebih tepat disebut sebagai tempat untuk beribadah atau pemujaan bagi masyarakat zaman dulu.

Desain arsitektur rumah ini masih mengusung desain arsitektur tradisional yang sering disebut dengan istilah Tajug.

Namun secara umum bentuk rumah adat ini mirip dengan Joglo. Yang membuatnya sedikit berbeda adalah tidak ada elemen Molo. Efeknya, di bagian atap rumah ini terlihat lebih runcing.

20. Joglo Mangkurat

Joglo Mangkurat

Rumah Joglo memang ada banyak tipenya. Selain beberapa tipe Joglo yang sudah disebutkan di atas, ada satu lagi tipe Joglo yang mungkin belum banyak orang ketahui. Joglo Mangkurat namanya.

Terdapat beberapa ciri khas Joglo Mangkurat yang membuat rumah adat ini tampak berbeda dari Joglo-Joglo lainnya.

Salah satunya adalah tingkat ketinggian lantai, ukuran pada bidang atap yang tidak simetris, dan masih banyak lainnya.

21. Rumah Adat Jawa Joglo Hageng

Rumah Adat Jawa Joglo Hageng

Dan tipe Joglo yang terakhir adalah Joglo Hageng yang dari segi visualnya lebih mewah dan luas.

Atapnya juga lebih lebar, sehingga sangat proporsional dengan bagian fasad rumah.

Sekilas, Joglo Hageng ini bak istana megah yang menjadi hunian bangsawan dan keluarganya.

Selain itu, bangunan ini juga kerap beralih fungsi sebagai tempat berkumpulnya masyarakat yang ingin saksikan pertunjukan seni dan hiburan pada zaman dulu.

Itulah daftar rumah ada Jawa yang meliputi berbagai nama rumah adat Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Jika ada kesempatan untuk berkunjung ke salah satu daerah-daerah yang masih memiliki rumah adat di atas, tentu akan menjadi kabar baik buat kamu.

Sebab, kamu bisa melihat dan mengamatinya secara langsung. Dan hal ini tentu akan menambah wawasan kamu dan mungkin bisa menjadi inspirasi untuk pembuatan rumah impianmu kelak.