Home » Sumatera » Balai Adat Melayu Pelalawan

Balai Adat Melayu Pelalawan

Riau memang terkenal dengan budaya Melayu-nya yang sangat kuat di mana pengaruh budaya ini telah merambah ke berbagai aspek. Termasuk aspek arsitektur yang bisa kita lihat pada bangunan Balai Adat Melayu Pelalawan.

Bangunan ini adalah sebuah balai sekaligus ikon pariwisata di Kab. Pelalawan, Prov. Riau. Balai sendiri merupakan tempat pertemuan para tokoh penting terkait dengan hal-hal berbau adat.

Menariknya, bangunan ini terdiri dari beberapa bangunan penting lainnya. Penasaran dengan penampakannya dan ada apa saja di dalamnya? Mari simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Sekilas tentang Balai Adat Melayu Pelalawan

rumah adat Riau Balai Adat Melayu Pelalawan

Balai Adat Melayu Pelalawan Riau ini adalah semacam aula besar untuk keperluan pertemuan.

Pertemuan tersebut biasanya melibatkan banyak tokoh masyarakat penting untuk membahas berbagai hal yang ada kaitannya dengan adat.

Di dalam balai ini, terdapat tiga bangunan penting, yaitu masjid, balai adat, dan istana. Masing-masing memiliki fungsi berbeda dan sebagian masih aktif digunakan oleh masyarakat setempat.

Desainnya sendiri sangat artistik dan sekilas cukup mirip dengan desain rumah adat Riau yang ada di Komplek MTQ Pekanbaru.

Desain bangunanya menonjolkan kemegahan, terutama di bagian tiang-tiangnya yang tinggi dan juga struktur tangga yang bentuknya sangat khas.

Struktur Bangunan Balai Adat Melayu Pelalawan

balai adat melayu riau

Gambar Balai Adat Melayu Pelalawan di atas memperlihatkan struktur bangunan yang megah.

Untuk bangunan megah semacam ini tentu konstruksinya cukup kompleks dan terdiri dari dua lantai yang masing-masing lantai mencakup banyak bagian.

Untuk lebih detailnya lagi, berikut adalah bagian-bagian dari bangunan balai ini.

Atap

Salah satu bagian yang membuat balai ini tampak megah adalah atap. Struktur atapnya sangat unik dan khas, seolah atapnya berlapis-lapis.

Jika kamu lihat dari sisi muka bangunan, terdapat dua kelompok penutup atap, yaitu kelompok atap atas dan bawah.

Atap bagian atas terdiri dari dua susunan yang mana masing-masing puncaknya terdapat hiasan berwarna emas. Hiasan ini berbentuk seperti burung yang sedang merentangkan kedua sayapnya.

Sementara itu, atap bagian bawah juga terbentuk oleh dua susunan penutup atap dengan detail hiasan yang sama.

Nah, atap bagian belakang juga memiliki bubungan atap yang sama dengan bubungan atap di muka rumah. Hanya saja bedanya atap belakang ini tidak memiliki lapisan atap lainnya.

Perlu ditambahkan pula bahwa pada bagian sudut bentangan atap, terdapat ornamen ukiran khas Melayu berwarna emas.

Ya, warna emas begitu mendominasi bangunan balai adat ini. Warna yang identik dengan kesan mewah ini tampak kontras dengan warna genteng penutup atap yang berwarna merah bata.

Tiang

Struktur tiang pada bangunan Balai Adat Melayu Pelalawan ini sudah dalam berupa tiang beton yang sangat kuat.

Beberapa tiang terluar dibuat tembus ke dalam eksterior bangunan inti, menopang struktur atap yang ada di atasnya.

Tiap struktur tiangnya berhiaskan ukiran dan tampak indah dengan dua warna cat yang berbeda.

Warna abu-abu untuk warna tiang pada tangga dan warna cokelat untuk tiang rumah.

Tangga

Struktur tangga di sini juga menjadi salah satu elemen yang paling menarik secara visual. Khususnya desainnya yang tak bisa.

Jika kita lihat dengan teliti, model tangga pada balai adat ini melebar di bagian bawah dan agak menyempit pada bagian atas.

Model tangga ini umumnya bisa kita temukan di bangunan-bangunan mewah dan penting, seperti istana dan sejenisnya.

Struktur tangga ini juga terbilang unik karena menggunakan banyak anak tangga dengan panjang yang berbeda.

Materialnya juga sudah berupa material modern, yakni keramik yang kokoh, tahan lama, dan mudah untuk dibersihkan dan dirawat.

Elemen tangga ini semakin mewah dengan adanya hand railing atau pegangan yang penuh dengan ukiran cantik berwarna emas.

Serambi

Mari kita naik sedikit ke bagian serambi muka atau serambi depan. Area serambi di Balai Adat Melayu Pelalawan ini cukup luas dengan formasi memanjang ke samping kanan dan kiri.

Jadi, begitu selesai naiki anak tangga teratas, kita akan berhadapan dengan area serambi muka yang menghubungkan tangga dengan pintu utama.

Di tepian area serambi juga terpasang pagar besi dengan detail hiasan ukiran berwarna kuning keemasan di bagian teralisnya.

Instalasi pagar ini terpasang per area eksterior yang dibatasi oleh pilar-pilar. Uniknya lagi, pemasangan pagar ini sangat teratur.

Jadi, tiap pagar dipasang dengan dua pilar di kanan kirinya. Kemudian di bagian atas pagar terdapat semacam bubungan dengan bentuk lengkung.

Bubungan berbentuk lengkung ini mirip dengan bubungan pada ruangan kecil khusus imam di masjid-masjid atau mushola.

Pintu dan Jendela

Bagian pintu dan jendela pada bangunan balai ini juga tak kalah menarik untuk kita bahas. Kita bahas bagian pintu terlebih dahulu.

Terdapat dua pintu utama yang letaknya bersebelahan. Desain pintu yang digunakan adalah pintu yang memiliki dua buah daun pintu yang dapat dibuka di kedua sisinya.

Seluruh bodi daun pintu juga penuh dengan hiasan ukiran dengan motif khas Melayu Riau. Agar visualnya tidak terlalu monoton, ada sedikit tambahan tone warna gelap di permukaan daun pintu.

Selanjutnya ada jendela-jendela yang mempunyai detail yang sedikit berbeda. Kita dapat melihat ada instalasi model jendela Jalusi atau Krepyak.

Model jendela ini biasanya mudah kita jumpai di rumah adat Jawa Tengah, terutama rumah-rumah di kampung.

Namun ada yang berbeda dengan jendela Jalusi di balai adat ini. Tepat sekali, ada tambahan panel tambahan di bagian bawah jendela.

Panel tambahan ini berisikan ukiran cantik yang sama motifnya dengan ukiran-ukiran yang ada di panel pintu.Demikian juga dengan panel kayu yang terpasang tepat di atas jendela.

Oiya, sekedar informasi tambahan, sebagian besar hiasan ukiran pada bangunan balai adat masyarakat Riau ini bertemakan alam. Lebih spesifiknya lagi bertemakan flora.

Kamu dapat melihatnya pada motif yang digunakan, yaitu motif yang menyerupai lengkungan-lengkungan sulur tanaman dengan bentuk geometris.

Fungsi Balai Adat Melayu Pelalawan

bale adat melayu

Pada dasarnya, bangunan megah ini berfungsi sebagai balai adat. Balai adat di sini adalah semacam forum atau pertemuan yang libatkan tokoh-tokoh penting dari berbagai kalangan.

Sebut saja kalangan tetua adat, pemuka agama, pejabat pemerintah setempat, para cendikiawan, dan perwakilan tokoh masnyarakat.

Toko-tokoh penting berkumpul dan berdiskusi segala macam hal yang ada kaitannya dengan adat di balai ini. Termasuk soal pelanggaran hukum adat dan segala macam sanksinya.

Semua akan dibahas dan dicarikan solusi atau keputusan yang tepat berdasarkan hasil musyawarah mufakat.

Kini, balai adat ini juga masih aktif menjadi tempat berkumpul untuk keperluan kegiatan adat Melayu.

Balai adat ini juga kini menjadi salah satu atraksi wisata budaya yang sangat menarik. Terbukti ada begitu banyak wisatawan yang mengunjungi tempat ini.

Hal ini terjadi berkat keindahan arsitektur bangunan itu sendiri plus detail-detail hiasan yang terpasang di hampir semua sudut bangunan.

Seperti hiasan ukiran yang bisa kita jumpai pada pintu, jendela, pagar, hand railing pada tangga, tiang, dan atap.

Hiasan ukiran ini tentu menambah nilai estetika tersendiri pada bangunan ini. Imbasnya, bangunan ini tampak indah dipandang mata.

Karena keindahannya inilah, bangunan balai adat ini seringkali menjadi background saat penyelenggaraan acara-acara adat dan hiburan.

Contohnya acara festival budaya, acara puncak hari jadi Kabupaten Pelalawan, perayaan Hari Kemerdekaan RI, dan masih banyak lainnya.

Bagaimana, pembahasan seputar Balai Adat Melayu Pelalawan ini sangat menarik, bukan?

Dari pembahasan ini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa keberadaan balai adat ini sangatlah penting. Mulai dari perannya sebagai wadah kegiatan budaya hingga sebagai atraksi wisata.

Harapannya, bangunan warisan budaya ini akan tetap eksis hingga generasi-generasi berikutnya, termasuk generasi anak cucu kita.

Tugas kita sebagai generasi muda adalah melestarikannya. Caranya sangat beragam dan kita bisa melakukannya dengan cara kita sendiri.

Misalnya melalui dokumentasi, postingan di media sosial, edukasi, konservasi, festival budaya, dan masih banyak lainnya.

Upaya-upaya pelestarian ini juga bisa kita implementasikan pada jenis warisan budaya lainnya, seperti rumah adat Indonesia, tarian tradisional Indonesia, dll.

Scroll to Top