Home » Kalimantan » Rumah Betang Damang Batu

Rumah Betang Damang Batu

Rumah Adat Betang Kalimantan Tengah ada cukup banyak jenisnya. Salah satunya adalah Rumah Betang Damang Batu yang akan menjadi pembahasan kita hari ini.

Meski pada dasarnya hampir semua tipe Rumah Betang dari Kalimantan Tengah memiliki ciri khas yang sama.

Namun ada beberapa bagian yang menjadi pembeda antar Rumah Betang yang satu dengan yang lainnya. Dan berikut penjelasan lengkapnya.

Sekilas tentang Rumah Betang Damang Batu

Rumah adat Betang Damang Batu

Rumah Betang Damang Batu adalah salah satu jenis Rumah Betang khas Kalimantan yang terletak di Desa Tumbang Anoi, Kec. Kahayan Hulu Utara, Kab. Gunung Mas.

Mengutip informasi dari situs Budaya Indonesia, Rumah Betang yang satu ini merupakan satu-satunya peninggalan Tamanggung Runjan.

Beliau adalah salah satu warga yang menempati Daerah Tewah. Sekitar tahun 1868, beliau mulai membangun Rumah Betang Damang Batu ini.

Seperti Rumah Betang pada umumnya, Rumah Betang Damang Batu ini juga mempunyai karakteristik yang khas.

Salah satu karakteristik yang paling menonjol adalah arah muka bangunan rumah yang wajib menghadap sungai. Dalam hal ini sungai yang dimaksud adalah Sungai Kahayan.

Kemudian ciri khas lainnya adalah bentuk bangunannya yang berupa model rumah panggung memanjang ke samping kanan dan kiri.

Panjangnya bisa capai puluhan meter dengan luas interior yang jauh lebih besar daripada hunian biasa.

Ukuran luas rumah yang tak biasa ini rupanya telah sesuai dengan jumlah orang yang menghuni rumah adat ini.

Mungkin tak banyak orang yang mengetahui bahwa dalam satu bangunan Rumah Betang dapat menampung lebih dari 30 kepala keluarga.

Dan masing-masing kepala keluarga dapat menempati satu petak ruangannya sendiri. Ruangan tersebut terdiri beberapa spot dengan fungsi yang berbeda-beda.

Ciri Desain Arsitektur Rumah Adat Betang Damang Batu

gambar Rumah adat Betang Damang Batu

Sebagai Rumah Betang tertua di tanah Kalimantan, Damang Batu ini mempunyai desain arsitektur yang paling sederhana.

Sebagai gambaran, kita akan bahas dengan detail tiap bagian struktur konstruksi bangunannya.

Atap

Kita mulai bahas dari struktur bangunan yang paling atas, yaitu atap. Jika kamu perhatikan gambar Rumah Betang Damang Batu di atas, bentuk atapnya sangat sederhana.

Atapnya berbentuk atap pelana dengan daun rumbia atau ijuk sebagai bahan pembuatan penutup atapnya.

Kemudian di bagian kedua puncak bubungan atapnya terdapat ornamen khas Suku Dayak, seperti ornamen yang menterupai bentuk bulan sabit.

Bangunan Inti

Fasad bangunan inti ini terdiri dari beberapa struktur yang saling menyatu. Di antaranya ada dinding, lantai, tangga, jendela, dan pintu.

Pintu pada Rumah Betang Dayak berjumlah lebih dari satu dan biasanya terletak di bagian tengah bangunan.

Demikian juga dengan jendela rumah di mana jumlah jendelanya cukup banyak dengan tujuan agar sirkulasi udara di dalam dapat berjalan baik.

Hal ini tentu sangat penting mengingat jumlah penghuni rumah ini bisa capai puluhan atau bahkan capai di atas angka 100 lebih.

Sisi dinding pada Rumah Betang di Desa Anoi ini terbuat dari papan kayu yang tersusun secara teratur dengan formasi vertikal.

Papan-papan kayu ini dapat berdiri tegak dan stabil berkat adanya rangka dinding yang terbuat dari kayu yang terpasang secara horizontal.

Begitu juga dengan lantai rumah yang mana lapisan lantai Rumah Betang ini berupa susunan papan-papan kayu yang permukaannya sudah dihaluskan.

Susunan papan-papan kayu ini harus rapat dan berpermukaan rata agar tetap nyaman saat dipijak.

Nah, agar daya topang lantainya tetap kuat, pada bagian bawah lapisan lantai sudah terpasang rangka lantai.

Struktur rangka lantai ini merupakan susunan batang-batang kayu utuh yang berukuran sedang yang diposisikan dalam formasi vertikal dan horizontal secara bergantian.

Struktur rangka lantai inilah yang nantinya akan mendapat daya topang langsung daro tiang-tiang penyangga rumah.

Selanjutnya ada struktur tangga yang jika kita perhatikan desainnya sungguh sangat sederhana.

Model tangga yang digunakan adalah tipe tangga biasa dengan tambahan railing atau pegangan di kedua sisi kanan dan kiri.

Jumlah anak tangganya juga harus sesuai dengan ketentuan adat, yakni berjumlah ganjil.

Tiang Pondasi

Sebagai pondasi utama sebuah rumah panggung, tiang-tiang penyangganya harus kokoh.

Nah, tiang-tiang pada Rumah Betang ini berupa tiang-tiang kayu yang terbuat dari batang kayu utuh berukuran cukup besar.

Jenis kayu yang digunakan pun jenis kayu pilihan yang wajib memiliki kriteria kuat dan awet serta mampu bertahan di tengah gempuran cuaca.

Salah satu contohnya adalah kayu besi atau kita mengenalnya dengan nama kayu ulin. Kayu ulin ini memang terbukti sangat berkualitas serta mudah kita temukan di Kalimantan.

Jenis kayu ini juga mampu awet hingga ratusan tahun meski sering terpapar air. Sebaliknya, semakin sering kontak dengan air, kayu ini akan semakin keras dan awet.

Hebatnya lagi, kayu ulin ini adalah salah satu varian kayu yang anti-keropos akibat dimakan rayap.

Kembali ke bahasan soal tiang; jumlah tiang yang menopang konstruksi Rumah Betang ini kurang lebih ada 35 buah.

Namun jumlah ini dapat berubah menyesuaikan luas dan panjang bangunan rumah itu sendiri.

Puluhan tiang ini juga terpasang dengan formasi teratur, termasuk pemberian jarak antar tiang yang diatur.

Hal ini sangat penting agar keseluruhan konstruksi bangunan tetap stabil, kokoh, dan memiliki ketinggian yang sama.

Fungsi Rumah Betang Damang Batu

rumah betang dayak

Pada intinya fungsi utama Rumah Betang, termasuk Rumah Betang Damang Batu ini, adalah sebagai hunian yang sifatnya komunal.

Artinya, orang yang menghuni rumah adat Kalimantan Tengah ini tak hanya mereka yang berasal dari satu kepala keluarga saja, melainkan komunitas.

Komunitas di sini adalah sekelompok orang yang memiliki visi dan misi yang sama. Dalam hal ini, komunitas di sini merujuk pada kumpulan orang yang berasal dari Suku Dayak yang sama.

Alhasil, Rumah Betang ini menjadi hunian puluhan kepala keluarga dengan tetua adat sebagai pimpinannya.

Rumah Betang juga berperan sebagai pusat kegiatan musyawarah atau rapat adat menjelang pelaksanaan upacara-upacara adat atau upacara keagamaan tertentu.

Pelaksanaan upacara adatnya pun biasanya diselenggarakan di dalam rumah ini. tepatnya di sebuah ruangan besar atau balai yang Suku Dayak namai Lamin.

Dan apabila ada salah satu dari klan mereka terbukti melanggar suatu aturan adat, maka ia harus mengikuti peradilan di balai Rumah Betang ini.

Kegiatan peradilan ini nantinya akan melibatkan sejumlah tokoh penting, seperti tetua adat, tokoh agama, dan tokoh perwakilan masyarakat.

Seluruh penghuni rumah juga wajib menyaksikan proses peradilan hingga keputusan peradilan dibuat oleh sang tetua adat.

Apabila secara adat terbukti melanggar, maka terduga pelanggar akan mendapatkan sanksi adat yang sesuai dengan keputusan para tokoh penting di atas.

Rumah Adat Betang Damang Batu Kini

rumah betang dari kalimantan tengah

Lantas, bagaimana nasib Rumah Adat Betang Damang Batu saat ini, terutama di tengah maraknya rumah-rumah modern yang terus bermunculan?

Sama seperti nasib Rumah Betang lainnya, kini Rumah Betang Damang Batu menjadi cagar budaya.

Fungsinya kini sebagai museum yang mengekspos desain asli rumah adat yang masih sama persis dengan desain Rumah Betang milik leluhur.

Dan kabar gembiranya, konstruksi bangunan Rumah Betang ini masih sangat terawat meski sudah berumur puluhan ratusan tahun.

Banyak pula masyarakat Suku Dayak yang kini sudah berpikiran modern mengadopsi desain orisinil Rumah Betang ini untuk hunian mereka.

Tentu ini adalah upaya yang sangat baik dan efektif guna melestarikan warisan budaya nenek moyang agar tetap eksis hingga ke masa generasi muda yang akan datang.

Demikian ulasan mengenai Rumah Betang Damang Batu lengkap dengan penjelasannya.

Semoga dengan hadirnya informasi ini, referensi seputar rumah adat Indonesia kita semakin bertambah.

Scroll to Top