Jika kamu ada agenda liburan ke Sumatera Utara, cobalah singgah sejenak ke Kabupaten Mandailing Natal, Sumut, sebab di sana ada yang namanya Rumah Bagas Godang.
Bagas Godang adalah sebuah rumah adat Sumatera asli Suku Mandailing dan Suku Batak Angkola yang dulunya adalah kediaman raja.
Kini bangunan rumah tersebut menjadi situs wisata budaya yang banyak pengunjungnya berkat keindahan arsitekturnya yang tak kalah keren dengan rumah adat Karo Sumatera Utara.
Sejarah tentang Rumah Bagas Godang Mandailing
Rumah adat Mandailing Bagas Godang merupakan rumah tradisional Suku Mandailing yang masih kokoh berdiri dan menjadi salah satu destinasi wisata kebanggaan masyarakat Kab. Mandailing Natal.
Bangunan bersejarah ini memiliki desain arsitektur yang unik dan orisinil karena ditopang oleh kayu-kayu besar berjumlah ganjil.
Melansir dari situs Cagar Budaya Disbudpar Sumut, hampir keseluruhan bangunan rumah adat ini terbuat dari kayu.
Menariknya lagi, bangunan ini sudah berusia ratusan tahun dan dulunya merupakan tempat tinggal Raja Djunjungan Lubis.
Beliau adalah gubernur Sumatera Utara ke-6 yang telah memerintah tanah Sumatera Utara hingga bertahun-tahun.
Struktur Konstruksi Rumah Bagas Godang
Coba kamu perhatikan gambar Rumah Bagas Godang di atas. Terlihat jelas bahwa konstruksi bangunan rumah tradisional ini sangat menonjol di hampir semua bangunannya. Berikut penjelasan detailnya.
Atap
Pada bagian atap, jelas sekali bahwa rangka atapnya berbentuk Tarup Silengkung Dolok yang kurang lebih mirip dengan bentuk atap Pedati.
Atap yang mirip dengan atap Pedati ini menutupi keseluruhan bodi rumah yang berbentuk empat persegi panjang.
Uniknya, di bagian muka, termasuk area teras yang langsung tersambung dengan tangga, bagian atasnya tertutup atap dengan ukuran yang lebih kecil.
Atap tersebut meruncing dengan ujung lancip menyerupai bentuk segitiga. Di bagian depannya terdapat hiasan lukisan dengan motif dan warna khas Suku Mandailing.
Bodi Bangunan
Pada bagian bodi bangunan, modelnya berupa model rumah panggung dengan bentuk empat persegi panjang.
Tiang-tiang penyangga terbuat dari kayu dan jumlahnya ganjil. Di dalamnya, terdiri dari beberapa ruangan yang terdiri dari ruang depan, ruang tengah, kamar tidur, dan dapur.
Tangga
Pada bagian depan rumah, terpasang sebuah tangga yang memiliki lima atau tujuh anak tangga yang terbuat dari kayu.
Tangga ini berfungsi sebagai media penghubung antara area luar rumah dan bagian dalam rumah.
Kemudian untuk tingkat derajat kemiringan tangganya fleksibel dan menyesuaikan kebutuhan.
Pintu
Daun pintu menjadi ciri khas yang menonjol pada rumah adat Bagas Godang ini. Jika kamu amati secara seksama, pintu rumah adat ini lebih lebar daripada pintu pada umumnya.
Pintu ini juga akan menimbulkan bunyi yang keras saat dibuka. Bunyi keras ini seolah sebagai penanda bahwa ada seseorang yang sedang memasuki rumah.
Bangunan Lain di Kompleks Rumah Bagas Godang
Di kompleks rumah Bagas Godang Mandailing ini juga terdapat sejumlah bangunan lainnya. Bangunan-bangunan ini berperan sebagai pelengkap yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Adapun nama bangunan-bangunan tersebut antara lain:
Sopo Godang
Di samping rumah utama, terdapat bangunan kecil yang disebut Sopo Godang. Bangunan ini dulunya adalah tempat khusus untuk diskusi dan pertemuan.
Bahkan hingga kini, Sopo Godang ini masih sering menjadi tempat penyelenggaraan musyawarah bagi masyarakat setempat.
Meriam
Nah, di depan bangunan Sopo Godang ini juga ada sebuah meriam kuno sisa peninggalan Kolonial Belanda.
Panjang meriam ini sekitar 1.5 meter dan hingga kini masih eksis di antara megahnya bangunan rumah tradisional Suku Mandailing ini.
Alaman Bolak
Ini adalah area halaman yang luas dan berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan upacara adat dan tempat berkumpul masyarakat.
Nama lain dari tempat ini adalah Alaman Bolak Silangse Utang yang memiliki arti siapapun yang mencari perlindungan di tempat ini, ia akan mendapat perlindungan dari raja.
Sopo Jago
Mungkin di masa sekarang Sopo Jago ini mirip dengan pos penjagaan, pos ronda, dan sejenisnya.
Sebab, fungsi utama bangunan ini adalah tempat untuk duduk-duduk sembari memantau keamanan desa. Atau masyarakat setempat menyebutnya Naposo Bulung.
Sopo Gondang
Sekilas namanya memang sangat mirip dengan Sopo Godang. Namun keduanya jelas sangat berbeda dari segi fungsinya.
Sopo Gondang ini semacam gudang khusus untuk menyimpan Gordang Sambilan atau Margondang.
Gordang Sambilan adalah seperangkat instrumen tradisional Suku Batak Mandailing. Satu perangkat tersebut terdiri dari sembilan bedug atau gendang dengan ukuran diameter yang berbeda.
Gordang Sambilan ini sangat sakral bagi masyarakat Batak Mandailing dan hanya dimainkan untuk upacara adat atau acara tertentu saja.
Sopo Eme
Bangunan ini juga memiliki nama lain Hopuk yang fungsinya sebagai gudang penyimpanan padi atau kita sering mengenalnya dengan istilah lumbung.
Tempat ini juga mengandung makna filosofis yang berarti bagi masyarakat Mandailing. Mereka menyebut Sopo Eme ini sebagai simbol kemakmuran.
Ornamen Khas pada Rumah Bagas Godang
Mengutip dari situs Wikipedia, atap pada bangunan rumah adat Sumatera Utara ini banyak berisikan ornamen lukisan khas Suku Mandailing.
Rupanya ini bukan satu-satunya bagian yang mengandung ornamen. Ada beberapa bagian rumah lainnya yang tampil indah dengan adanya ornamen-ornamen tersebut.
Salah satunya adalah pada bagian Tutup Ari. Ruangan Tutup Ari ini adalah sebuah balai besar untuk kegiatan sidang adat.
Di ruangan ini terpasang ornamen yang dinamakan Bolang yang berisi simbol dengan makna yang mendalam.
Makna tersebut meliputi gagasan, nilai, kaidah, norma, dan hukum adat yang menjadi pedoman dalam ranah kehidupan masyarakat Manndailing.
Penggunaan ornamen lainnya bisa kamu jumpai di bagian interior Bagas Godang. Kemudian untuk jenis ornamen yang digunakan sebenarnya tak jauh berbeda.
Karena pada intinya ornamen-ornamen di bangunan rumah tradisional ini memiliki 3 jenis motif yang terinspirasi dari tumbuhan, hewan, dan peralatan perang.
Berikut penjelasan makna dari masing-masing motif ornamen tersebut.
Tumbuhan
Motif ornamen dari kategori tumbuhan yang paling favorit adalah batang bambu yang melambangkan Bona Bulu atau Huta.
Selain itu, ada juga motif yang namanya Aropik atau Burangir yang merupakan simbol raja.
Selanjutnya ada motif Namora Natoras yang melambangkan tempat untuk meminta pertolongan.
Dan yang terakhir adalah Pusuk Ni Robung atau Bindu yang tak lain adalah simbol adat Markoum Sisolkot ata Dalian Na Tolu.
Hewan
Ornamen dengan inspirasi dari hewan yang paling sering muncul adalah lipan dan kalajengking karena kedua hewan tersebut memiliki bisa. Bisa di sini bermakna kekuatan.
Kemudian ada juga Ulok yang berarti kemuliaan dan kebesaran. Selanjutnya ada motif Parapoti dengan makna nafkah untuk keluarga.
Terakhir, ada motif yang namanya Tanduk Ni Orbo yang merupakan simbol kelas bangsawan.
Peralatan Perang
Uniknya, ada juga beberapa motif ornamen yang terinspirasi dari bentuk senjata dan peralatan perang lainnya.
Contohnya saja ornamen yang berbentuk pedang dan timbangan yang melambangkan keadilan.
Berikutnya yaitu motif tempurung yang sarat akan arti pertolongan bagi orang yang membutuhkan.
Dan motif yang terakhir adalah Loting yang dekat dengan makna segala upaya untuk mencari nafkah.
Ornamen-ornamen tersebut dibuat dengan menggunakan teknik anyam dan ukir, menyesuaikan jenis material ornamen yang digunakan.
Jika bahannya berupa bilah-bilah bambu yang tipis, maka masyarakat sana menggunakan teknik anyam untuk menciptakan sebuah ornamen yang cantik.
Untuk mempercantik ornamen-ornamen tersebut, masyarakat Mandailing biasanya menambahkan warna-warna khas Suku Mandailing.
Adapun warna-warna khas tersebut antara lain merah, hitam, dan putih yang masing-masing memiliki makna tertentu.
Misalnya warna merah yang melambangkan keberanian, kekuatan, dan sifat heroik. Lalu ada warna putih artinya kesucian, kebaikan, dan kejujuran.
Sedangkan warna hitam identik dengan makna kegaiban yang mana dalam hal ini mengacu pada Sipelebegu, yakni sistem kepercayaan animisme yang diyakini oleh Suku Mandailing.
Bagaimana, ada begitu banyak hal menarik yang bisa kita lihat dari Rumah Bagas Godang, bukan? Mulai dari desain arsitekturnya hingga ornamen-ornamen yang tersemat di beberapa bagian rumah tersebut.
Agar dapat menyaksikan keindahan arsitektur tersebut secara langsung, yuk kunjungi rumah adat asli Suku Mandailing ini yang masih kokoh berdiri di Kab. Mandailing Natal.
Kamu bisa ajak serta keluarga, sahabat, atau pasangan ke sana untuk menambah wawasan kamu seputar rumah adat ini.
Nah, bagi kamu yang juga suka penasaran dengan rumah-rumah adat Indonesia lainnya, silakan kunjungi situs Rumah Adat Indonesia.
Situs ini berisi beragam nama rumah adat yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
Cukup dengan membacanya, kamu akan dapatkan banyak informasi serta gambaran detail seputar masing-masing rumah adat yang ada di negeri kita.