Rumah adat Limasan Lambang Sari

Ada beberapa nama rumah adat Jawa Timur yang terkenal dan salah satunya adalah rumah Limasan Lambang Sari yang akan menjadi pembahasan kita kali ini.

Berbeda dengan rumah limasan pada umumnya, ada beberapa bagian tertentu pada rumah limas ini yang sangat menonjol dan unik.

Penasaran bagian mana saja yang unik dan apa saja keistimewaannya? Berikut informasi lengkapnya.

Sekilas tentang Rumah Limasan Lambang Sari

rumah limasan lambang sari

Rumah Limasan Lambang Sari adalah rumah adat Jawa Timur yang mempunyai desain limasan khusus dan berbeda dari model limasan lainnya.

Perbedaan yang paling mencolok bisa kita lihat di bagian atapnya yang berlapis-lapis di semua sisinya.

Model atap semacam ini sangat berbeda dengan model atap rumah limasan pada umumnya yang tampak lebih sederhana.

Jika kita lihat atap pada rumah adat Jawa Timur yang bernama rumah limas biasa, atapnya tersusun dari satu bubungan saja.

Kemudian untuk pembagian ruangannya, baik Limasan Lambang Sari maupun rumah limas biasa, tak ada yang berbeda.

Semua rumah model limas terbagi menjadi tiga ruangan utama, yakni ruangan depan, tengah, dan ruangan belakang.

Selain itu, bagian terdepan ada yang namanya serambi yang luas dan terdapat tiang-tiang penyangga yang khas.

Terkadang ada beberapa pemilik rumah yang melengkapi area serambi rumah limas mereka dengan tangga.

Tangga di sini tidak terlalu tinggi seperti tangga-tangga pada rumah adat Sumatera, Kalimantan, ataupun Lampung.

Struktur tangga di rumah adat Limasan Lambang Sari ini hanya berupa beberapa anak tangga dengan sudut elevasi yang agak datar.

Bagian ini pun sifatnya opsional. Artinya tidak harus ada dan menyesuaikan saja. Biasanya rumah limasan yang memiliki tangga adalah rumah limasan dengan basis pondasi dan lantai yang tinggi.

Bagian-Bagian Rumah Limasan Lambang Sari

limasan lambang sari

Berdasarkan gambar rumah adat Limasan Lambang Sari di atas, tampak jelas bahwa rumah ini tersusun atas beberapa bagian, dan berikut penjelasannya.

Atap

Bagian atap rumah limasan yang satu ini memang paling unik dan paling menarik. Sangat jelas bahwa susunan bidang atapnya tak hanya terdiri dari satu lapis saja, melainkan berlapis-lapis.

Namun sebelum membahas bagian bidang atap yang berlapis-lapis ini, ada baiknya kita bahas elemen kerangka dasarnya terlebih dahulu.

Pada kerangka atap rumah limas ini, terdapat balok penyambung yang terpasang di antara atap berunjung dan atap penanggap.

Sesuai dengan namanya, balok kayu tersebut berfungsi sebagai media penyambung pada Atap Berunjung dan Atap Penanggap.

Kemudian jika kita lihat dari atas, atap rumah ini terdiri dari empat sisi sesuai dengan empat arah mata angin.

Uniknya, masing-masing bidang atap tersebut tersusun atas 2 hingga 3 lapis bidang atap lainnya yang makin ke atas makin menyempit. Alhasil, dari bawah ke atas, bentuk atapnya akan mengerucut.

Namun yang membuat atap ini tampak istimewa adalah adanya regangan atau celah yang sekaligus menjadi pembatas antar lapisan atap.

Regangan atau celah ini selain menambah nilai estetika pada atap juga berfungsi sebagai ventilator udara yang efektif.

Berkat adanya elemen tambahan ini, sirkulasi udara di area dalam rumah akan semakin lancar. Efeknya, rumah pun tetap adem dan sejuk meski tanpa AC.

Mari kita perhatikan lebih detail lagi atap rumah ini, di masing-masing ujung bidang atap terdapat bagian yang meruncing dengan bentuk menukik ke atas.

Tentu bagian ini juga merupakan sebuah aksen yang membuat atap jadi lebih estetik. Namun rupanya bagian lancip pada ujung-ujung atap ini juga berperan untuk memecah aliran air ketika hujan.

Tiang

Total ada 16 tian penyangga pada rumah adat Jawa Timur ini. Tiang-tiang ini berguna untuk menahan struktur atas rumah ini. Lebih tepatnya struktur atap pada rumah ini.

Keenam belas tiang ini terhubung dengan celah regangan di antara Atap Penanggap dan Atap Berunjung.

Sebagai penopang utama, material tiang-tiang ini harus berasal dari material yang kuat dan tahan lama.

Dan kerennya, tiang-tiang penyangga ini hanya terbuat dari material kayu saja. Namun bukan kayu biasa, melainkan kayu yang terkenal kuat, keras, dan tahan lama.

Umumnya jenis kayu yang digunakan adalah Kayu Sonokeling, Kayu Jati, dan bahkan banyak juga yang menggunakan kayu nangka.

Kayu nangka ini sering menjadi pilihan utama bagi sebagian besar pemilik rumah karena murah dan kualitasnya tak jauh berbeda dengan Kayu Jati.

Badan Rumah

Saatnya memasuki area interior rumah limas ini yang mana untuk pembagian ruangan, sebenarnya tak jauh berbeda dengan rumah-rumah di Jawa pada umumnya.

Terdapat tiga pembagian ruangan, yakni ruang depan, tengah, dan ruang belakang. Masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.

Misalnya, ruang depan untuk menerima tamu, ruang tengah untuk berkumpul dengan anggota keluarga dan juga untuk beristirahat karena terdiri dari kamar-kamar.

Sedangkan ruang belakang biasanya untuk area dapur, kamar mandi dan toilet, dan area penyimpanan.

Namun untuk saat ini, fungsi ruangan di atas tidak bersifat saklek alias fleksibel menyesuaikan kebutuhan dan preferensi pemilik rumah.

Seperti yang sedang tren saat ini bahwa area interior sebuah rumah diibuat dengan model open space di mana hanya terdiri dari satu ruangan besar.

Ruangan besar ini mencakup area untuk menerima tamu, ruang keluarga, area dapur dan tempat makan yang berada di satu ruangan yang sama tanpa partisi.

Hanya beberapa jenis ruangan yang sifatnya privat saja yang berupa full ruangan, seperti kamar tidur, toilet, dan kamar mandi.

Lantai

Tentu pemilihan material lantai pada rumah ini berbeda dari zaman ke zaman.

Karena zaman dulu belum tersedia lantai keramik, ubin, marmer, dan jenis lantai modern lainnya, umumnya pemilik rumah masih menggunakan tanah sebagai alas rumah mereka.

Namun berbeda dengan zaman sekarang yang pilihan jenis lantai yang akan digunakan begitu beragam. Sekali lagi, sama dengan pembagian ruangan, penggunaan lantai untuk sekarang ini juga fleksibel.

Akan menyesuaikan preferensi pribadi dan kebutuhan dari pemilik rumah itu sendiri.

Dinding

Rumah Limasan Lambang Sari dengan tampilan yang orisinil menggunakan dinding berupa papan kayu.

Namun saat ini banyak rumah limas yang sudah menggunakan dinding batu bata dan berlapiskan semen dan pasir yang lebih kuat dan tahan lama.

Lagi-lagi penggunaan material dengan sentuhan modern semacam ini biasanya diseusuaikan dengan kebutuhan dan juga preferensi pribadi masing-masing pemilik rumah.

Filosofi Rumah Limasan Lambang Sari

gambar rumah adat limasan lambang sari

Rumah limasan bukan sekedar bangunan fisik saja. Namun ada makna filosofi Jawa yang terwakilkan oleh masing-masing bagiannya.

Berdasarkan Prinsip Kekijing, ada lima tingkatan pada rumah limasan di mana masing-masing tingkatan mewakili aspek-aspek tertetu.

Di antaranya adalah aspek pangkat, bakat, jenis kelamin, usia, dan harkat martabat pemiliknya. Dan berikut adalah penjelasan filosofi yang terkandung pada rumah limas ini.

Tingkat Pertama

Pada tingkat pertama ini masyarakat Jawa menyebutnya Pagar Tenggalung. Pagar Tenggalung ini mengacu pada ruangan luas tanpa dinding.

Ruangan ini biasanya mereka manfaatkan untuk menerima tamu saat sedang adakan kegiatan adat.

Dari Pagar Tenggalung ini, para tamu yang berkunjung tetap bisa duduk dengan nyaman namnun tidak dapat mengakses area dalam.

Sedangkan orang yang ada di dalam bisa melihat dan mengamati para tamu yang ada di Pagar Tenggalung ini.

Tingkat Kedua

Masyarakat menyebut area tingkat kedua ini dengan sebutan Jogan yang artinya ruang untuk kumpul keluarga khusus laki-laki.

Ruangan ini memang lebih privat dan eksklusif karena terletak di lantai yang lebih tinggi, serta bersekat.

Tingkat Ketiga

Nah, tingkat ketiga ini baru dinamakan Kekijing dengan ciri-ciri memiliki kesan jauh lebih privat.

Umumnya Kekijing ini tersedia untuk tamu undangan atau tamu khusus saat pemilik rumah sedang adakan hajatan atau acara resmi lainnya.

Perbedaan Rumah Limasan Lambang Sari dengan Rumah Limas Lain

rumah ada Jawa Timur limasan lambang sari

Ngomongin soal perbedaan, tentu perbedaan yang paling mencolok dari rumah limasan ini dengan rumah-rumah limas lainnya adalah desain atapnya.

Desain atap rumah limas ini jauh lebih rumit namun membawa kesan mewah. Atapnya berlapis-lapis dengan celah regangan di antara lapisan-lapisannya.

Demikian bahasan lengkap mengenai rumah adat Limasan Lambang Sari, rumah adat Jawa Timur yang desain atapnya sangat unik dan khas.

Kamu juga bisa mengetahui fakta-fakta menarik rumah adat Indonesia lain melalui buku, blog, atau website yang bisa kamu akses secara online.

Dengan cara ini, wawasan kamu seputar rumah adat Nusantara akan bertambah dan kamu bisa berbagi wawasan ke orang-orang terdekatmu.

Atau bisa juga kamu manfaatkan sebagai pelengkap referensi jika sewaktu-waktu memerlukan referensi yang valid mengenai topik rumah adat Indonesia.