Rumah Adat Bale Lumbung

Nusa Tenggara Barat memang terkenal akan kelestarian budayanya. Salah satu contoh warisan budaya yang masih eksis hingga sekarang adalah rumah adat Bale Lumbung.

Ini hanyalah salah satu dari beberapa rumah adat di sana yang menjadi atraksi wisata utama selain atraksi wisata alamnya.

Lantas seperti apa penampakan rumah adat ini dan ada hal menarik apa saja di dalamnya? Rumah Adat Indonesia telah membuat rangkuman lengkapnya buat kamu.

Sekilas tentang Rumah Adat Bale Lumbung

Rumah Adat Bale Lumbung NTB

Rumah adat Bale Lumbung NTB berasal dari Suku Sasak yang kini banyak menghuni Desa Ende yang sekarang menjadi sebuah desa wisata dengan nama Desa Wisata Sade.

Bale dalam bahasa lokal berarti rumah yang digunakan oleh masyarakat dari Suku Sasak sebagai tempat tinggal.

Sedangkan Bale Lumbung adalah rumah khusus untuk menyimpan hasil panen, baik dari sektor pertanian maupun perkebunan.

Namun seiring majunya zaman, sekarang ini masyarakat setempat juga memanfaatkan Lumbung sebagai tempat penyimpan berbagai kebutuhan mereka.

Termasuk bahan makanan selain hasil pertanian dan perkebunan. Artinya, fungsi dari Lumbung di lingkungan masyarakat Suku Sasak memiliki cakupan yang lebih luas lagi.

Arsitektur Rumah Adat Bale Lumbung

Rumah Adat Bale Lumbung berasal dari

Rumah Bale Lumbung dapat kamu jumpai dengan mudah di Lombok Tengah. Lebih spesifiknya di Desa Ende atau sekarang terkenal dengan nama Desa Wisata Sade.

Di desa tersebut, masih ada beberapa rumah adat Lumbung yang berdiri kokoh. Desainnya sendiri sangat sederhana dan konstruksinya terbilang canggih di masanya.

Konstruksinya begitu kokoh meski berupa rumah panggung yang hanya ditopang oleh empat tiang penyangga.

Rupanya rahasia kekokohannya terletak pada material kayu pada tiang-tiang rumah yang terbukti berkualitas.

Tiang-tiang kayu tersebut semakin kuat karena tertancap ke dalam tanah kemudian ditimbun dengan batu-batu sebagai penguatnya.

Rumah adat Suku Sasak ini terlihat mungil dari luar. Namun saat memasukinya, ruangan di dalamnya cukup luas, sehingga beberapa spot bisa masyarakat gunakan untuk keperluan ruang lainnya.

Terdapat dua tingkatan pada rumah ini. Tingkatan teratas yang dekat dengan atap merupakan tempat untuk menyimpan padi.

Sementara tingkatan pertama biasanya masyarakat Suku Sasak gunakan untuk memasak atau mengolah bahan makanan.

Konstruksi Rumah Adat Bale Lumbung

keunikan Rumah Adat Bale Lumbung

Keunikan rumah adat Bale Lumbung ini bukanlah satu-satunya yang menarik untuk kita bahas. Sebab, masih banyak hal menarik lainnya yang bisa kita bahas dari rumah adat ini.

Salah satunya adalah konstruksi bangunannya. Dari segi konstruksi, rumah adat Sasak ini terbagi menjadi beberapa bagian.

Tepatnya tiga bagian, yaitu dapur, kamar tidur, dan lumbung yang terletak di tingkatan kedua dekat dengan atap rumah.

Material utama rumah Bale ini adalah bambu ukuran 2×2 meter. Pintu masuk atau Sesangkok Bale terbuat dari kayu dan menggunakan sistem geser.

Pintu dengan sistem bukaan geser ini tentu belum ada pada zaman itu, namun kerennya, nenek moyang masyarakat Suku Sasak sudah mengenalnya lebih dulu.

Kemudian bagian depan rumah juga terdapat tangga yang mempunyai tiga anak tangga. Fungsi tangga ini adalah sebagai akses penghubung antara area luar dan area dalam rumah.

Bentuk fasad rumah ini juga tak kalah mencuri perhatian. Bahkan keunikan bentuknya inilah yang menjadi ciri khas rumah adat Bale Lumbung ini.

Lumbung ini memiliki bentuk yang serupa dengan rumah panggung dengan ujung atap yang runcing dan melebar ke bawah.

Sebagian atap rumah menutupi sebagian sisi kanan-kiri Lumbung sehingga atap tersebut nampak rendah.

Ketinggian kolong rumah dari permukaan tanah antara 1.5 hingga 2 meter. Sedangkan diameter bangunannya sekitar 1.5 hingga 3 meter.

Ukuran diameter rumah ini bisa beragam, menyesuaikan kebutuhan akan kapasitas penyimpanan yang diinginkan oleh si pemilik rumah.

Keunikan Rumah Adat Bale Lumbung

fungsi rumah adat bale lumbung

Ada beberapa keunikan yang menjadi sorotan saat melihat rumah khusus untuk penyimpanan padi ini.

Selain unik dari segi bentuk, keunikan lainnya dari rumah adat NTB Bale Lumbung ini adalah material yang digunakan pada keseluruhan fasadnya.

Kita bahas material pada atap terlebih dahulu. Atap rumah ini berbahan jerami kering. Cara pemasangannya sangat rapat sehingga tidak ada celah agar air hujan tidak merembes ke dalamnya.

Selain efektif mencegah air hujan masuk ke dalam Lumbung, atap jerami kering ini juga mampu menangkal teriknya sinar matahari saat siang hari.

Bagian muka rumah terdapat jendela yang terpasang di dekat dinding atas dekat dengan atap. Jendela ini berfungsi sebagai ventilator udara dan cahaya alami.

Lumbung ini juga sudah dilengkapi dengan satu pintu dengan ukuran yang lebih kecil sebagai satu-satunya akses untuk keluar masuk rumah padi ini.

Sementara itu, pada bagian lantai rumah terbuat dari papan kayu yang sudah bertekstur halus meski tanpa menggunakan teknis pengamplasan untuk menghaluskan permukaannya.

Lantai kayu tersebut tertopang kuat berkat 4 buah tiang penyangga sebagai pondasinya. Tiang-tiang penyangga ini terbuat dari kayu berkualitas dan tertanam dalam tanah dan batu.

Fungsi Rumah Adat Bale Lumbung

rumah bale lumbung

Sesuai dengan namanya, Lumbung ini memiliki fungsi utama sebagai tempat penyimpanan padi dan hasil pertanian lainnya.

Terkadang tempat ini juga menjadi tempat yang aman bagi masyarakat Suku Sasak untuk menyimpan hasil perkebunan dan bahan-bahan makanan lainnya.

Bahkan agar lebih praktis, para leluhur masyarakat Suku Sasak memanfaatkan area bawah Lumbung sebagai dapur mereka.

Dan ada beberapa di antaranya menempatkan Ampen sebagai tempat istirahat atau tempat tidur yang terletak tak jauh dari dapur.

Menariknya lagi, hal ini sudah ada sejak awal abad 17 lalu, saat Kerajaan Karang Asem masih memerintah wilayah Lombok dan sekitarnya.

Arti Filosofi Rumah Adat Bale Lumbung

ciri khas Rumah Adat Bale Lumbung

Berbicara soal arti filosofi rumah ini, bagi masyarakat Suku Sasak, Lumbung adalah bagian dari identitas strata sosial.

Sejak zaman dulu, masyarakat dari Suku Sasak terkenal sebagai golongan masyarakat dengan tingkat kesejahteraan yang tinggi.

Jadi tak heran jika ada banyak Lumbung yang berdiri kokoh di lingkungan tempat tinggal masyarakat tersebut.

Selain jadi bagian dari identitas strata sosial, masih ada arti filosofis yang tercermin dari beberapa bagian rumah padi ini.

Misalnya, posisi Lumbung yang harus menghadap sisi Timur yang sarat dengan arah Kiblat atau arah sholat.

Kemudian pintu yang ukurannya mungil yang mengharuskan tamu yang akan memasuki Lumbung harus menunduk sebagai tanda hormat kepada pemilik rumah.

Lumbung yang berarti tempat untuk menyimpan juga memiliki arti filosofis, yakni sebagai bentuk syukur terhadap rezeki dari Tuhan kepada masyarakat Suku Sasak.

Dengan melimpahnya hasil panen dan dengan penyimpanan yang baik, masyarakat dapat hidup sangat berkecukupan.

Lumbung di sini juga kerap dikaitkan dengan peran penting kaum perempuan di mata masyarakat Suku Sasak.

Perempuan dalam kehidupan masyarakat setempat adalah sumber rezeki dan pembawa rezeki.

Sebab, perempuan mampu mengolah hasil panen menjadi kuliner yang enak dan bergizi. Hal ini tentu sangat penting agar generasi muda Suku Sasak tumbuh menjadi generasi yang sehat.

Demikian informasi singkat namun lengkap mengenai rumah adat Bale Lumbung, salah satu rumah adat NTB terkenal selain rumah adat Bale Tani dan Bale Jajar.

Semoga informasi ini dapat menambah wawasan kamu dan membuat kamu semakin mengenal warisan budaya asli NTB.

Jika ada kesempatan, silakan berkunjung ke Desa Wisata Sade di Lombok Tengah agar dapat menyaksikan langsung keunikan rumah adat ini.

Di sana, kamu bisa eksplorasi bagian dalam dan luar rumah. Bahkan bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat sana yang sebagian besar adalah penduduk yang berasal dari Suku Sasak.

Dengan begitu, kamu juga akan turut merasakan suasana lingkungan kehidupan sehari-hari di sana. Pastinya ini akan menjadi pengalaman liburan yang tak terlupakan.