Rumah Bentang Samalantan

Buat kamu yang mungkin ada agenda liburan ke kawasan Singkawang, Kalbar, di sana ada yang namanya Rumah Bentang Samalantan.

Rumah adat tersebut kini menjadi sebuah situs wisata budaya yang ramai karena sangat menarik untuk kita bahas. Terutama dari segi desain arsitektur yang khas dan juga autentik.

Selain itu, dari segi fungsi juga sangat berbeda dengan fungsi rumah adat Kalimantan lainnya. Penasaran dengan detail desain arsitektur dan juga fungsinya? Berikut adalah ulasan lengkapnya.

Sekilas tentang Rumah Bentang Samalantan

Gambar rumah adat Bentang Samalantan kalimantan barat

Rumah Bentang Samalantan adalah rumah adat Suku Dayak yang mendiami kawasan perbatasan Bengkayang dan Singkawang, Kalimantan Barat.

Masyarakat Suku Dayak tidak menggunakan rumah adat ini sebagai tempat tinggal. Melainkan sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan keagamaan.

Selain itu, rumah adat Kalimantan Barat ini juga merupakan tempat perayaan upacara adat Naik Dango saat musim panen.

Lokasi dari rumah adat ini berada di tengah jalan provinsi yang menghubungkan wilayah Bengkayang dan Singkawang.

Tepatnya berada di Kecamatan Samalantan, Kab. Bengkayang. Untuk bangunannya sendiri terletak sekitar 300 meter dari jalan provinsi tersebut.

Keunikana Desain Arsitektur Rumah Bentang Samalantan

rumah adat Bentang Samalantan

Tiap rumah adat di suatu daerah, pastinya memiliki ciri khas yang membuatnya unik. Termasuk ciri khas pada desain dan elemen arsitektur lainnya.

Demikian juga dengan rumah adat Kalimatan yang satu ini. Berbeda dengan rumah-rumah adat Kalimantan lainnya, bangunan rumah tradisional asal Kalimantan Barat ini mempunyai patung Burung Enggang.

Patung Burung Enggang ini bisa kamu jumpai di salah satu sudut teras rumah ini. Sekedar informasi, Burung Enggang ini adalah satwa khas Kalimantan yang sangat dikeramatkan oleh masyarakat asli sana.

Jadi tak heran jika masyarakat setempat menggunakan satwa keramat ini sebagai ikon penyelamat dan pelindung yang direpresentasikan melalui karya patung.

Nah, persis di sisi seberang rumah, ada sebuah bangunan besar yang berfungsi sebagai balai pertemuan masyarakat.

Di balaai ini, masyarakat mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan suatu hal atau memberi jalan keluar atas suatu masalah secara musyawarah mufakat.

Selain memiliki ornamen keramat berupa patung Burung Enggang dan bangunan balai, keunikan lainnya dari rumah adat ini adalah ada begitu banyak ornamen motif khas Suku Dayak.

Motif-motif ini bisa kamu temukan di bagian atap, dinding, dan bahkan di pilar-pilar rumah.

Khusus di pilar-pilar rumah, ornamen yang terpasang adalah berupa perisai kayu khas Suku Dayak.

Kamu juga akan menemukan ornamen guci-guci dari berwarna cokelat kemerahan yang terbuat dari tanah liat.

Guci-guci ini diletakan di antara pilar-pilar area teras rumah tepat di kanan dan kiri pilar khusus yang berbentuk perisai.

Bagian-Bagian Rumah Bentang Samalantan

samalantan Bekayang

Rumah adat Samalantan Bengkayang ini adalah rumah panggung lengkap dengan tiang-tiang penyangganya yang kuat.

Ketinggian kolong rumahnya sendiri antara satu hingga dua meter dari permukaan tanah. Karena rumah adat ini bukan sebagai hunian, maka area kolong rumah ini dibiarkan kosong.

Artinya, area kolong pada rumah ini tidak digunakan untuk fungsi lainnya.

Hal ini sangat berbeda dengan rumah-rumah panggung lainnya yang umumnya digunakan sebagai tempat untuk memelihara hewan ternak.

Contoh hewan ternak yang paling sering kita jumpai di area kolong rumah-rumah adat Kalimantan adalah babi dan unggas.

Nah, rumah adat Kalimantan ini mempunyai beberapa bagian dengan fungsi masing-masing. Dan berikut penjelasan detailnya.

Tangga

Di bagian muka, terdapat dua buah tangga utama yang terletak di sebelah kanan dan kiri. Tangga ini berfungsi sebagai akses utama untuk memasuki area teras dan juga interior rumah.

Material tangga tersebut adalah kayu dari jenis kayu khas Kalimantan yang identik dengan kayu yang sangat berkualitas dan awet hingga puluhan tahun.

Ruangan

Interior rumah ini sendiri terbagi menjadi empat ruangan. Formasi keempat ruangan tersebut adalah sebagai berikut dua ruangan di sisi kanan dan dua ruangan lainnya di sisi kiri.

Sementara area di tengah ruangan-ruangan tersebut dimanfaatkan sebagai ruang keluarga.

Di ruangan inilah para anggota masyarakat kerap berkumpul untuk mempersiapkan upacara keagamaan atau upacara adat.

Dinding Ruangan

Pada dinding ruangan, ada banyak hiasan atau ornamen bermotif khas Dayak. Hiasan-hiasan ini terbuat dari kayu dan mengandung unsur warna khas Dayak.

Contohnya adalah warna kuning, hitam, merah, dan putih yang mana warna-warna ini juga bisa kita temui di hiasan-hiasan khas Dayak di berbagai wilayah Kalimantan lainnya.

Tahukah kamu, di samping jalan masuk, ada bidang permukaan dinding dengan tulisan semboyan khas Dayak.

Total ada dua semboyan. Semboyan pertama kurang lebih memiliki arti untuk bersikap adil kepada sesama manusia yang hidup di dunia.

Berbeda dengan semboyan yang kedua yang artinya semua yang eksis di dunia diberi hidup dan nafas dari Tuhan YME.

Dua semboyan di atas menjadi prinsip utama bagi masyarakat Suku Dayak dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Guci atau Tempayan

Selain hiasan-hiasan dari kayu, ada juga hiasan lainnya yang tak kalah menarik. Hiasan tersebut adalah tempayan atau semacam guci dari tanah liat yang berwarna cokelat kemerahan.

Warna cokelat kemerahan ini berasal dari proses pembakaran dengan suhu yang sangat tinggi.

Jika kamu lihat gambar Rumah adat Kalimantan Barat di atas, terlihat jelas bahwa tempayan-tempayan tersebut terletak di antara tiang-tiang penyangga.

Patung Burung Enggang dan Patung Nek Ramaga

Hiasan selanjutnya adalah patung Burung Enggang yang terbuat dari kayu. Patung burung yang dikeramatkan oleh masyarakat Dayak ini ada di dekat tangga utama.

Nah, di sebelah kiri jalan dekat rumah adat ini, terdapat sebuah kolam kecil dan patung Nek Ramaga.

Konon menurut riwayat, tokoh bernama Nek Ramaga adalah seorang pemimpin komunitas yang menghuni Kampung Pakana Bahana yang terletak di hulu Sungai Mempawah.

Beliau ini bertahan hidup dengan meramu di hutan. Nek Ramaga ini juga pada akhirnya menjadi pemimpin di kampung tersebut.

Sebagai bentuk penghormatan, masyarakat dari Suku Dayak kerap menyediakan tempayan kecil berisi sesaji. Tempayan kecil tersebut kemudian diletakan di dekat patung Nek Ramaga.

Demkian sekilas info mengenai Rumah Bentang Samalantan yang ada di Provinsi Kalimantan Barat. Dari info di atas, kita bisa menarik beberapa kesimpulan.

Di antaranya fungsi rumah adat ini yang merupakan tempat untuk pelaksanaan upacara keagamaan dan upacara adat.

Kemudian hiasan-hiasan yang terpasang sangat beragam. Termasuk ada hiasan patung kayu Burung Enggang dan patung Nek Ramaga.

Selain itu, ada pula hiasan tempayan dan hiasan dinding berupa perisai kayu yang penuh dengan motif khas Suku Dayak.

Bersumber dari informasi ini, harapannya wawasan kamu tentang warisan budaya rumah adat ini akan terus bertambah.

Kamu juga akan mendapatkan info seputar rumah-rumah adat di Indonesia lebih lengkap lagi hanya dengan mengakses situs Rumah Adat Indonesia.

Di situs tersebut, terdapat informasi menarik seputar nama-nama rumah adat yang ada di negeri kita lengkap dengan penjelasan beserta gambarnya.