Rumah Adat Lopo

Nusa Tenggara Timur kaya akan budaya khas yang unik. Salah satunya adalah rumah adat seperti rumah adat Lopo yang berasal dari Suku Abui.

Suku Abui ini adalah penduduk asli yang menghuni desa-desa kecil di Kabupaten Alor.

Menariknya, meski kini sudah memasuki zaman modern, sebagian besar masyarakat di sana masih menjunjung tinggi warisan budaya yang diturunkan oleh leluhur mereka. Termasuk rumah adat ini.

Lantas seperti apa tampilan rumah adat NTT ini? Yuk simak informasi selengkapnya berikut ini.

Sekilas tentang Rumah Adat Lopo

rumah lopo

Rumah adat Lopo adalah rumah adat Suku Abui yang sebagian besar mendiami wilayah Alor dan beberapa wilayah lain di Provinsi NTT seperti Timor dan lain sebagainya.

Agak berbeda dengan rumah adat di NTT pada umumnya, rumah adat yang satu ini jauh lebih terbuka karena tidak memiliki dinding.

Rumah ini juga mampunyai beberapa tingkatan, mulai dari tingkatan yang paling bawah hingga tingkatan ketiga, yaitu tingkatan yang paling tinggi.

Tingkatan terbawah biasanya berfungsi sebagai tempat untuk bersosialisasi, menyelenggarakan berbagai upacara adat, bermusyawarah, dan interaksi sosial lainnya.

Selain itu, rumah adat ini juga kerap dimanfaatkan sebagai lumbung untuk keperluan penyimpanan hasil panen.

Fungsi Rumah Adat Lopo

gambar rumah adat lopo

Secara umum, rumah adat Lopo NTT ini memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai tempat penyimpanan hasil pertanian, tempat beristirahat, dan tempat berinteraksi sosial.

Masing-masing fungsi di atas terwujud dalam tiga tingkatan pada rumah adat ini. Masing-masing tingkatan tentu memiliki pemisah untuk membedakan mana yang tingkatan pertama, kedua, dan seterusnya.

Pada tingkatan kedua di mana ruangan ini digunakan untuk beristirahat, agar sedikit privat, biasanya terdapat dinding semipermanen di salah satu sisinya.

Dinding tersebut bisa berupa terpal, papan kayu, atau material lainnya. Tidak ada ketentuan khusus material apa yang harus terpasang sebagai dinding pada rumah adat ini.

Akan tetapi, untuk ruangan penyimpanan hasil pertanian dan ruangan musyawarah, area ini berupa area terbuka tanpa dinding.

Alhasil, beragam aktivitas dan benda-benda yang ada di dalamnya dapat terekspos dari luar.

Struktur dan Arsitektur Rumah Adat Lopo

rumah adat Suku Alor

Berdasarkan gambar rumah adat Lopo di atas, rumah adat ini mengusung desain arsitektur yang cukup mainstream.

Sebab, grand design banugunannya mirip dengan rumah adat NTB dan NTT pada umumnya. Seperti beratap tinggi dan mengerucut.

Yang membedakannya adalah bagian pondasi rumah yang bisa berbentuk bulat, persegi, atau empat persegi panjang.

Bentuk pondasi rumah ini akan menyesuaikan dengan fungsi utama rumah dan asal suku pemiliknya.

Kebetulan rumah Lopo ini adalah salah satu contoh rumah adat yang memiliki pondasi berbentuk persegi, mirip dengan pondasi rumah limas di Jawa dan Sumatera.

Pondasinya berlantaikan rangkaian bambu berkualitas dan bagian atapnya berbahan daun rumbia yang terpasang hingga berlapis-lapis.

Tujuan pemasangan atap rumbia yang berlapis-lapis ini adalah untuk mencegah air hujan rembes ke dalam area di bawahnya.

Atap daun rumbia ini juga terbukti ampuh menangkal hawa panas saat siang hari yang terik.

Nah, seiring berkembangnya zaman, banyak masyarakat setempat yang lakukan sedikit modifikasi pada rumahnya.

Misalnya dengan menambahkan panel dinding dari bilik bambu. Dinding bilik bambu ini memiliki tambahan frame bambu di sisi samping dan atasnya, jadi terlihat lebih estetik.

Teknik pemasangan dinding ini juga bervariasi; ada yang terpasang secara penuh mengelilingi seluruh tepian rumah, dan ada juga yang terpasang di spot-spot tertentu saja.

Dinding yang terpasang di spot-spot tertentu biasanya hanya berupa dinding bilik bambu yang memiliki panjang sekitar 1 hingga 1.5 meter saja.

Sementara untuk tinggi dinding, umumnya hanya setengah dari tinggi ruangan. Jadi, saat dinding tersebut terpasang, pemilik rumah masih bisa memantau kondisi luar ruangan.

Terkadang masyarakat setempat juga memanfaatkan Kain Tenun sebagai panel pengganti dinding yang sifatnya nonpermanen.

Caranya yaitu dengan meletakan bambu utuh secara horizontal kemudian Kain Tenun disampirkan seperti kain yang sedang dijemur.

Ciri Khas Rumah Adat Lopo

rumah adat suku abui

Sama dengan rumah adat NTT lainnya, Rumah Lopo memiliki ciri khas berupa penggunaan material alami sebagai bahan utamanya.

Pada bagian lantai dan pondasi, misalnya, terbuat dari bambu. Sedangkan pada bagian atap terbuat dari rumbia atau alang-alang.

Bentuk bangunannya seperti kerucut namun area dasarnya berbentuk persegi. Ada juga yang mengatakan bahwa bentuk rumah adat ini mirip dengan bentuk piramida yang memiliki tiang penopang.

Tiang-tiang penopang ini berjumlah minimal empat buah dan terbuat dari kayu yang sangat kuat.

Kekuatan tiang-tiang penyangga ini sangat penting mengingat ada tiga hingga empat tingkatan yang harus ditopang.

Tingkatan-tingkatan pada rumah ini tentu mempunyai fungsinya masing-masing. Seperti untuk tempat istirahat, menerima tamu, dan menyimpan bahan makanan.

Oiya, rata-rata rumah adat ini tidak memiliki dinding. Meski begitu, seiring berjalannya waktu, kini ada beberapa rumah yang sudah dilengkapi dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu.

Jenis Rumah Adat Lopo

rumah adat lopo adalah

Rumah adat ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Kolwat, Kanuruat, dan Fala Foka. Berikut penjelasan masing-masing jenis rumah tersebut.

Kolwat

Jenis yang satu ini biasanya menjadi hunian khusus untuk kalangan perempuan dan anak-anak.

Namun ada kondisi tertentu yang memungkinkan orang lain selain perempuan dan anak-anak boleh memasuki rumah ini.

Kemudian dari segi bentuk, sebenarnya tak jauh beda dengan rumah Lopo pada umumnya. Hanya saja dibuat sedikit lebih tertutup karena memiliki dinding yang menutupi ruangan secara penuh.

Kanuruat

Jenis Kanuruat biasanya memiliki ciri khas tertentu karena rumah yang satu ini hanya bisa ditempati oleh kalangan tertentu saja.

Misalnya tetua adat dan keluarganya, masyarakat dengan status sosial tinggi, dan lain sebagainya.

Kanuruat ini lebih mudah untuk kita kenali karena umumnya memiliki desain yang lebih menarik dan juga khas.

Contohnya ada ornamen patung di puncak atapnya, dindingnya penuh ornamen atau warna cat, dan lain sebagainya.

Fala Foka

Jenis Fala Foka ini memiliki ukuran yang lebih besar dengan jumlah tingkatan lebih banyak. Jika biasanya hanya ada tiga tingkatan, tidak dengan jenis rumah Fala Foka ini.

Jumlah tingkatan pada rumah Fala Foka berjumlah empat karena dihuni oleh kurang lebih 13 kepala keluarga.

Keempat tingkatan ini mempunyai fungsi yang sama dengan Rumah Lopo lainnya. Hanya saja untuk jenis rumah ini, jumlah ruang istirahatnya lebih banyak.

Misalnya dua tingkatan teratas digunakan sebagai tempat untuk beristirahat atau hunian.

Atau alternatif lainnya adalah lantai 1 untuk tempat berkumpul dan menerima tamu. Sedangkan lantai 2 sebagai dapur dan kamar tidur.

Lantai 3 berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan bahan-bahan makanan atau hasil panen.

Dan lantai 4 adalah ruangan khusus untuk menyimpan benda-benda berharga, seperti senjata, Moko, Gong, dan lain sebagainya.

Namun ada juga yang memanfaatkan lantai 3 dan 4 rumah ini sebagai gudang penyimpanan hasil pertanian dan perkebunan.

Bagaimana, menarik sekali bukan pembahasan seputar rumah adat Lopo ini? Meski memiliki desain yang sederhana, rumah adat ini rupanya memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat.

Selain berperan sebagai tempat penyimpanan hasil panen dan senjata, banyak masyarakat yang juga memanfaatkannya sebagai hunian.

Nah, bagi kamu yang penasaran dengan rumah adat ini dan ingin melihatnya secara langsung, silakan bisa singgah ke Pulau Alor saat liburan nanti.

Namun bagi kamu yang belum memiliki rencana untuk berkunjung ke sana, tidak perlu khawatir.

Sebab, kamu bisa dapatkan info lengkap seputar rumah Lopo dan rumah-rumah adat Indonesia lainnya dengan mengunjungi laman Rumah Adat Indonesia.

Laman tersebut berisi banyak info terupdate seputar beragam nama rumah adat dari Sabang sampai Merauke lengkap dengan gambar dan penjelasannya.

Jadi, jangan ragu untuk mengaksesnya agar bertambah wawasan kamu sekaligus untuk menumbuhkan rasa bangga dan juga cinta tanah air Indonesia.