Rumah adat asal Jambi yang bermama Rumah Larik Panjang semakin menambah deretan nama rumah adat Indonesia yang unik dan khas.
Sesuai dengan namanya, konstruksi bangunan rumah adat memiliki panjang yang tak lazim karena bisa capai lebih dari 100 meter.
Tak hanya itu saja, masih ada beberapa keunikan lainnya yang bisa kita kupas habis dari rumah adat ini. penasaran? Yuk simak bareng-bareng penjelasannya.
Sekilas tentang Rumah Larik Panjang dari Jambi
Rumah Larik Panjang adalah sebuah rumah adat unik yang berasal dari Jambi. Letak keunikannya ada pada panjang konstruksi bangunannya yang capai 150 meter.
Model konstruksinya sendiri berupa rumah panggung bertiang tinggi yang berbentuk segi delapan.
Melansir dari situs Tempo, rumah dengan panjang 150 meter ini terbagi menjadi 30 petak rumah yang dihuni oleh 30 kepala keluarga.
Jika dilihat dari ide atau konsep huniannya, mungkin Rumah Larik Panjang ini serupa dengan Rumah Adat Betang Kalimantan.
Meski mirip, tetap saja ada beberapa bagian yang berbeda. Sebut saja salah satunya adalah penamaan ruangan-ruangannya serta fungsinya.
Selain itu, dari segi desain atau bentuk fasadnya juga berbeda. Terutama di bagian bentuk atap dan juga area selasar atau teras.
Pembagian Ruangan pada Rumah Larik Panjang
Rumah adat dengan nama lain Umoh Laheik ini terbagi menjadi tiga tingkat atau bagian, yaitu bagian bawah, tengah, dan atas.
Bagian Bawah
Masyarakat Jambi menyebut bagian bawah rumah panggung kayu ini dengan nama Umou.
Umou ini adalah area kolong yang biasanya mereka gunakan untuk menyimpan perkakas pertanian.
Bagi warga yang memiliki ternak, mereka juga kerap memanfaatkan ruang kosong pada kolong rumah mereka sebagai kandang.
Biasanya jenis hewan ternak yang mereka yang pelihara dan kembangbiakan adalah ayam, domba, bahkan sapi.
Namun di era modern seperti sekarang ini, sangat jarang warga yang menggunakan kolong rumah mereka sebagai tempat untuk beternak.
Sebab, memelihara ternak di tengah pemukiman warga sangat tidak higienis dan tidak sehat.
Bagian Tengah
Pada bagian tengah, berisi bilik atau kamar tidur, ruang keluarga, ruang depan untuk menerima tamu, dan ruang belakang sebagai dapur.
Masih di bagian tengah, di bagian luarnya ada selasar atau serambi yang langsung terkoneksi dengan tangga utama.
Rata-rata serambi pada rumah ini tak begitu luas dan sudah memiliki pagar kayu atau railing.
Kemudian pada tangga rumah juga sudah dilengkapi dengan fitur pegangan yang terbuat dari tongkat kayu sederhana.
Bagian Atas
Nah, kalau bagian atas, biasanya warga manfaatkan untuk area penyimpanan barang-barang, alias gudang.
Fungsi yang sama juga bisa kita temui pada Umoh Gdea atau Rumah Gedang. Hanya saja pada Rumah Gedang, benda-benda yang tersimpan di bagian atas rumah ini adalah benda-benda pusaka.
Susunan Konstruksi Rumah Larik Panjang
Umoh Larik atau Rumah Larik Panjang adalah rumah panggung yang terbuat dari kayu, bambu, dan seng.
Konstruksi rumah panggung ini tersusun atas tiang, bangunan utama, dan atap.
Nah, agar kamu punya gambaran jelas mengenai tiap detail bagiannya, yuk langsung saja simak informasinya di bawah ini.
Tiang Rumah
Jumlah tiang pada rumah panggung super-panjang ini hanya berjumlah 12 buah. Namun ukuran masing-masing tiangnya cukup besar. Diameternya saja sampai 50 sentimeter.
Materialnya sendiri adalah kayu dan uniknya tiang-tiang kayu ini berbentuk segi delapan. Rupanya ada alasan mengapa tiang kayu harus berbentuk segi delapan.
Segi delapan di sini rupanya merupakan representasi dari makna delapan pasak negeri.
Alang Rumah
Elemen Alang Rumah di sini berupa papan tebal berwarna gelap yang berperan sebagai penghubung antar tiang.
Konstruksi Rumah Larik Panjang ini sama sekali tidak menggunakan paku. Lantas sebagai penggantinya, warga menggunakan pasak yang terbuat dari kayu.
Nah, Alang Rumah yang berupa lembaran papan tebal ini dimasukan ke dalam cekungan dan disambung dengan balok kayu penuh ukiran.
Setelah pemasangan berhasil, baru kemudian dipasang pasak-pasak kayu hingga semua elemen terkunci dengan kencang.
Pondasi Rumah
Warga yang berasal dari suku kerinci tidak menggunakan tipe pondasi rumah yang sifatnya permanen.
Mereka menggunakan batu alam sebagai dasar pondasi rumahnya. Batu-batu alam ini berfungsi sebagai alas tiang-tiang rumah.
Namun sebelum digunakan, batu-batu alam yang berkuran besar wajib dipipihkan terlebih dahulu. Nah, batu alam yang sudah dalam bentuk pipih ini mereka sebut Batu Sendai.
Pintu dan Jendela Rumah
Ada yang menarik dari pintu rumah ini, yakni ukurannya yang lebih kecil dibandingkan dengan pintu-pintu rumah biasa.
Karena ukurannya lebih kecil, siapa pun yang ingin memasuki rumah melalui pintu, harus menundukan kepala dan merundukan tubuh.
Pemilihan pintu dengan ukuran lebih kecil ini rupanya ada kaitannya dengan makna filosofinya.
Posisi tubuh yang merunduk pada saat memasuki rumah melalui pintu ini melambangkan rasa hormats kepada pemilik rumah.
Nah, pintu tersebut terbuat dari papan kayu tebal. Permukaan papannya tersemat ukiran dengan motif khas Suku Kerinci.
Pintu tak hanya terpasang di masing-masing petak saja. Di antara petak juga terdapat pintu yang dapat dibuka ketika ada upacara adat.
Jadi, jika semua pintu penghubung ini dibuka, maka Rumah Larik Panjang ini akan sangat mirip dengan rangkaian gerbong kereta.
Begitu juga dengan jendela. Warga sana menyebut jendela dengan nama pintu Suhai. Suhai ini berukuran kecil dan memiliki jeruji untuk keamanan.
Umumnya jendela di rumah ini terletak di dua titik, yaitu di muka rumah dan belakang rumah.
Atap Rumah
Konstruksi atap rumahnya sederhana. Hanya berupa atap model atap pelana dengan dua bidang dan satu bubungan atap.
Model atap semacam ini terkenal dengan istilah atap rumah kampung di Jawa. Biasanya model atap seperti ini memiliki sudut bentangan yang berbentuk segitiga.
Nah, soal material, dulunya atap rumah ini terbuat dari bahan ijuk. Namun makin berkembangnya zaman, banyak pemilik rumah yang mengganti atap ijuk dengan seng galvalum.
Alasannya atap seng galvalum lebih tahan lama, murah, dan mudah perawatannya. Sepintas atap seng ini juga lebih estetik dan rapi.
Sayangnya banyak pemilik rumah yang mengeluh atas suhu ruangan yang lebih panas setelah pemasangan atap seng ini.
Pemilihan Ornamen
Jika kamu amati gambar rumah larik panjang di atas, ada cukup banyak penggunaan ornamen di hampir setiap bagian rumah.
Sebagian besar ornamen yang digunakan adalah ukiran dengan warna-warna yang tajam.
Adapun bagian rumah yang penuh dengan ornamen ukiran antara lain tiang, pintu, jendela, dan dinding rumah.
Ukiran-ukiran ini bermotif flora dengan bentuk geometris yang sangat teratur.
Penggunaan ornamen ukiran ini pastinya mengandung makna filosofi tersendiri. Seperti ukiran bernama Lampit Simpea atau pilin berganda yang berarti sifat saling bergantung.
Sifat saling bergantung ini merupakan salah satu sifat alamiah manusia yang pada dasarnya adalah makhluk sosial.
Sebagai makhluk sosial, dalam hidup, kita membutuhkan bantuan orang lain. Termasuk dalam kehidupan bermasyarakat.
Nasib Rumah Larik Panjang Kini
Eksistensi Rumah Larik Panjang dari Suku Kerinci ini kian waktu kian sedikit jumlahnya. Tentu kondisi ini cukup disayangkan.
Terlebih materialnya yang sebagian besar terbuat dari kayu membuat rumah adat peninggalan leluhur Suku Kerinci ini perlahan menghilang akibat dimakan usia.
Namun hal tersebut bisa dicegah dengan cara penggalakan program pemugaran tanpa harus menghilangkan keasliannya.
Tentu untuk bisa merealisasikannya, perlu adanya keterlibatan dari banyak kalangan. Misalnya pemerintah daerah setempat, pemerhati budaya, dan masyarakat setempat.
Apabila program pemugaran ini sungguh terealisasi dengan baik, kini giliran kita sebagai generasi muda Indonesia untuk terus melestarikannya.
Caranya sangat beragam. Terlebih kini sudah ada dukungan teknologi yang sangat canggih, cepat, dan modern.
Kita bisa memanfaatkan teknologi yang ada sebagai media untuk melestarikan warisan budaya nenek moyang kita ini.
Misalnya melalui dekomuntasi berupa foto atau video yang kemudian kita unggah di akun media sosial kita.
Atau, jika berupa video, kita bisa jadikan koleksi video seputar rumah adat ini sebagai konten vlog kita.
Bagaimana, terdengar sangat mengasyikan, bukan? Dengan cara ini, generasi anak cucu kita pasti akan familiar dengan konten rumah adat Jambi ini.
Demikian penjelasan mengenai Rumah Larik Panjang asal Jambi yang sangat unik. Semoga informasi ini dapat kamu jadikan sebagai referensi.