Dari ratusan nama rumah adat Indonesia, mungkin kamu baru mendengar nama Rumah Im, sebuah rumah tradisional dari Maluku. Tepatnya dari Pulau Masela, Maluku Barat Daya.
Ya, nama Im memang cukup asing karena tak banyak referensi atau literatur yang mengupasnya.
Nah, pada kesempatan ini, akan kita bahas seputar rumah im lengkap dengan info detail mengenai desain arsitektur, susunan ruangannya, dll.
Sekilas tentang Rumah Im dari Maluku
Rumah Im adalah sebuah rumah tradisional milik penduduk asli Pulau Masela, Maluku Barat Daya.
Dalam bahasa lokal, Im berarti rumah atau tempat tinggal dan tempat berlangsungnya berbagai aktivitas dalam kehidupan bermasyarakat.
Bahkan sebelum adanya bangunan gereja di pulau tersebut, Im menjadi tempat untuk mengucap janji suci ikatan perkawinan masyarakatnya.
Di luar itu, rumah tradisional memainkan peran utamanya sebagai tempat tinggal pemilik rumah dan keluarganya.
Pada bagian dalamnya, ada beragam aktivitas harian yang mereka lakukan, seperti memasak atau mengolah bahan makanan, membuat kerajinan, beristirahat, berkumpul, dll.
Di waktu tertentu, im juga berfungsi sebagai pusat forum atau perkumpulan masyarakat yang turut melibatkan pemimpin desa atau suku.
Biasanya momen semacam ini ada ketika akan ada pelaksanaan kegiatan adat besar seperti upacara adat, perayaan panen, penyambutan tamu, dll.
Rumah adat Maluku ini juga memiliki peranan sebagai forum peradilan bagi anggota masyarakat yang telah melanggar hukum adat.
Para tokoh adat dan juga perwakilan masyarakat nantinya yang memutuskan sanksi apabila terduga pelanggar hukum adat terbukti bersalah.
Tipologi Rumah Im Masela Maluku Barat Daya
Rumah tradisional ini merupakan identitas masyarakat adat Pulau Masela. Di sinilah semua aktivitas berlangsung.
Terutama yang ada kaitannya dengan adat seperti upacara pernikahan, penyelesaian sengketa adat, peradilan, dll.
Oleh karenanya, dalam proses pembangunannya tak boleh sembarangan. Artinya, saat akan membangun rumah adat ini, harus mengikuti aturan adat yang berlaku.
Termasuk dalam menentukan susunan ruangannya yang harus mencakup tiga bagian, yaitu bawah, tengah, dan atas.
Kemudian bentuk konstruksinya juga harus sesuai dengan bentuk yang disarankan, yaitu rumah panggung yang didukung oleh beberapa tiang.
Pemilihan model rumah panggung ini tentu menyesuaikan dengan kondisi tipologi setempat.
Salah satunya untuk pertimbangan keamanan. Rumah panggung yang tinggi mampu menjaga pemilik rumah dan keluarganya terlindungi dari risiko serangan binatang buas.
Selain itu, rumah panggung juga efektif menjadi tempat berlindung yang aman dan nyaman dari risiko terjangan banjir atau air pasang.
Pertimbangan lainnya adalah efektivitas di mana area kolong rumah panggung ini bisa mereka manfaatkan lebih baik lagi menjadi tempat penyimpanan.
Misalnya tempat penyimpanan kayu bakar, bahan makanan, hasil panen, dan lain sebagainya.
Ada juga yang menggunakan area kolong rumah mereka sebagai kandang sekaligus tempat untuk mengembangbiakan unggas atau hewan ternak lainnya.
Susunan Ruangan pada Rumah Im
Rumah panggung berdesain sederhana ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian bawah, tengah, dan bagian atas.
Bagian Bawah
Area bagian bawah pada Rumah Im disebut Imorene yang artinya area bawah rumah. Bagian ini mencakup tiang-tiang penopang yang mendukung keseluruhan bangunan.
Tiang-tiang tersebut adalah tiang kayu setinggi sekitar satu meter. Namun, rumah im zaman nenek moyang masyarakat setempat memiliki tiang penopang setinggi tiga sampai empat meter.
Perbedaan ketinggian tiang antara rumah im zaman dulu dan masa kini mungkin dipengaruhi oleh faktor perubahan pola pikir masyarakatnya.
Ada alasan logis mengapa rumah im pada zaman dulu mempunyai tiang yang jauh lebih tinggi.
Alasanya tentu saja adalah keamanan dari ancaman serangan binatang liar dari hutan.
Berbeda dengan zaman sekarang yang mana sebagian besar Rumah Im memiliki postur tiang setinggi satu meter saja.
Jawabannya karena Rumah Im di zaman sekarang berada di kawasan pemukiman dan statusnya adalah hunian tetap.
Sekedar informasi tambahan, tiang-tiang pada rumah tradisional ini terbuat dari Kayu Kanawa yang masyarakat setempat sebut Kayu Okna.
Kayu Okna atau Kanawa ini terbukti sangat tahan lama karena mampu bertahan hingga ratusan tahun.
Jenis kayu ini digunakan secara berulang saat masyarakat Masela masih hidup secara nomaden.
Bahkan banyak Rumah Im yang masih eksis hingga sekarang ini terbuat dari kayu yang sama dengan kayu dari rumah warisan leluhur pemiliknya.
Bagian Tengah
Area tengah ini menjadi pusat kegiatan bagi para penghuninya. Untuk mendukung semua jenis kegiatan, rangka bangunannya harus kuat.
Oleh karena itu, masyarakat Masela memilih menggunakan material kombinasi kayu dan bambu kering.
Bambu kering ini berperan sebagai bahan utama pembuatan dinding rumah. Agar mudah saat pemasangan, bambu kering tersebut dibuat hingga membentuk lempengan yang disebut Polipra.
Sebelum dipasang, lempengan-lempengan bambu perlu direndam selama beberapa hari terlebih dahulu.
Tujuan perendaman ini adalah agar material bambu tidak mudah keropos dan lapuk. Pemasangannya pun harus sesuai dengan aturan.
Polipra dipotong agar menjadi dua lapis agar teksturnya lebih tebal. Baru kemudian dipasang di antara dua potong kayu kering.
Terakhir, instalasi Polipra dan kayu tersebut diikat dengan menggunakan tali yang terbuat dari bambu khusus.
Ruang tengah ini sendiri mencakup beberapa area dengan fungsi masing-masing. Misalnya Lewya yang letaknya paling luar.
Lewya ini multifungsi. Bisa untuk tempat istirahat, tempat makan, tempat menerima tamu, hingga tempat berinteraksi dengan tetangga.
Di Lewya ini juga pemilik rumah yang baru pulang dari ladang, misalnya, akan meletakan hasil berkebunnya.
Baru kemudian menaruh masing-masing jenis hasil kebunnya sesuai dengan tempatnya.
Contohnya bahan makanan akan ia taruh di Nyaru dan kayu bakar di Lewyorenne.
Selain Lewya, masih ada beberapa ruangan lainnya dengan fungsi yang lebih spesifik, seperti:
- Kilkawy yang fungsinya sebagai tempat istirahat Tete Nene atau generasi tertua yang memberi waris kepada keturunannya
- Oka, yaitu tempat istirahat pemimpin seperti anak laki-laki penerima waris sekaligus penanggung jawab keluarga
- Ipramna yang berfungsi sebagai tempat makan, kamar tidur, ruang tamu, dan tempat bermusyawarah
Bagian Atas
Nah, bagian atas ini memiliki ciri khas yang cukup unik, yakni adanya penopang yang berasal dari material batang Pohon Koli dan batang kelapa kering.
Penopang ini terbentang mengikuti panjang dan lebar rumah. Jadi, ada dua instalasi penopang yang terbuat dari material organik ini.
Bagian atas rumah ini juga terdiri dari beberapa ruangan yang bernama Inalyewna, Pulma, dan Tiwya.
Inalyewna adalah tempat penyimpanan berbagai macam hasil kebun, benda pusaka, dan perhiasan berharga.
Karena berisi benda-benda yang sangat penting dan berharga, Inalyewna ini juga sering masyarakat sebut Nyenka.
Di ruangan ini juga terdapat Rukya dan Tolla. Rukya adalah karya kerajinan anyaman bambu yang bermanfaat untuk menyimpan biji jagung kering.
Sedangkan Tolla adalah produk anyaman dari rotan yang berguna untuk menyimpan benda-benda pusaka, emas, dan benda berharga lainnya.
Di bagian tengah atas rumah ini juga ada yang namanya Tiwya atau atap yang menaungi seluruh bangunan.
Bentuknya lancip dan hanya tersusun dari daun kelapa kering yang berbentuk lekukan.
Daun kelapa ini terpasang bersamaan dengan belahan bambu kering. Untuk menyatukannya, masyarakat mengikat keduanya dengan daun koli atau lidi.
Penutup atap dari daun kelapa dan bambu ini kemudian masyarakat lekatkan dengan batang kayu yang sudah mengering.
Menariknya, batang kayu ini memiliki pahatan yang bermanfaat untuk meletakan penutup atap agar tidak mudah lepas.
Adapun tinggi tiang yang menopang bagian atap rumah ini capai 3.4 meter. Memang cukup tinggi untuk sebuah instalasi atap.
Namun memang sangat baik untuk kebutuhan kelancaran sirkulasi udara di dalam rumah.
Itu dia ulasan super lengkap seputar Rumah Im, sebuah rumah tradisional dari Maluku.
Bagaimana, tentunya ada banyak informasi baru yang kamu dapatkan dari penjelasan di atas, bukan?
Jika iya, artinya ulasan mengenai rumah adat ini efektif menambah wawasan baru bagi teman-teman pembaca.
Ini sesuai dengan harapan kita semua bahwa dengan mengetahui hal-hal baru, kita bisa berbagi informasi tersebut ke orang-orang terdekat kita.
Dengan begitu, rumah im ini ada potensi untuk semakin terkenal terutama oleh khalayak ramai. Dampak baiknya, keberadaanya akan tetap lestari.