Jawa Tengah memang terkenal dengan rumah Joglo-nya. Tapi jangan salah, selain Joglo, ada juga loh rumah adat lainnya yang tak kalah menarik. Rumah Tajug namanya.
Rumah adat Jawa Tengah yang satu ini memang dirancang untuk kegiatan ibadah, jadi ada kesan sakral di dalamnya.
Namun dari segi desain, tak jauh berbeda dengan konstruksi rumah-rumah adat Jateng pada umumnya. Nah, daripada penasaran seperti apa desainnya, ada baiknya simak penjelasan seutuhnya berikut ini.
Sekilas tentang Rumah Tajug Jawa Tengah
Rumah Tajug adalah rumah adat yang berasal dari Daerah Jawa Tengah yang dibangun secara khusus untuk keperluan ibadah dan kegiatan sakral.
Sebenarnya istilah Tajug di sini bukan sebuah unit bangunan. Melainkan konsep desain atap yang umum kita temui di bangunan rumah ibadah seperti mushola dan masjid.
Spesifiknya lagi, Tajug ini mengacu pada bagian mahkota pada puncak atap.
Bangunan dengan model atap Tajug ini memiliki denah berbentuk persegi atau bujursangkar yang panjang keempat sisinya sama. Sementara puncaknya runcing.
Adapun beberapa rumah ibadah di Jateng yang menggunakan model atap Tajug adalah Masjid Menara Kudus, Masjid Agung Demak, Masjid Raya Cilodong Purwakarta, dll.
Asal Usul dan Sejarah Rumah Tajug
Dahulu, rumah Tajug Jawa Tengah ini hanya berupa bangunan Cungkup atau Pundhen. Pundhen ini sendiri berasal dari kata memundhi yang artinya memuja.
Istilah memuja pada masa dahulu lebih spesifik mengarah ke kegiatan pemujaan arwah leluhur atau roh nenek moyang.
Sementara itu, istilah Cungkup memiliki arti cukup atau selesai. Sedangkan menurut bidang arsitektur, Cungkup ini mengacu pada sebuah fasad bangunan yang berdirid di atas makam.
Makam yang menjadi lokasi berdirinya Cungkup ini pun memiliki krireria spesifik, seperti makam orang yang sudah meninggal selama 1000 hari.
Bentuk Rumah Tajug
Secara umum, Tajug ini memiliki bentuk yang mirip dengan bentuk Joglo yang denahnya sama-sama berbentuk kotak.
Perbedaanya terletak pada denah bangunan. Pada bangunan beratap Tajug, denahnya berbentuk bujursangkar, sedangkan denah pada bangunan joglo berbentuk persegi panjang.
Perbedaan bentuk denah ini nantinya akan berpengaruh pada pemilihan bentuk denah pondasi bangunan dan atap Brunjung.
Keempat sisi atap model Brunjung umumnya berbentuk segitiga alias runcing di puncaknya. Ujung runcing ini rupanya melambangkan keesaan Tuhan.
Bangunan dengan bentuk atapTajug ini juga biasanya memiliki ciri khas konstruksi atap model Tumpang Sari.
Ruangan pada Rumah Tajug
Pada bangunan dengan model atap Tajug terbagi menjadi beberapa bagian. Berikut ruangan-ruangannya lengkap dengan penjelasannya.
Mikrab
Ruangan dengan nama Mikrab ini adalah ruangan khusus untuk imam atau khatib. Atau, bisa kita sampaikan bahwa Mikrab ini merupakan ruangan untuk pemimpin kegiatan ibadah pada agama Islam.
Mikrab ini hanya ruangan kecil. Luasnya sekitar satu hingga 1.5 meter persegi. Ruangan ini berada tepat di tengah dan menghadap kiblat.
Bentuknya berupa relung yang bagian atasnya menyerupai bentuk kubah masjid khas Timur Tengah.
Liwan
Ruangan dengan sebutan Liwan ini adalah semacam aula tempat para jamaah melaksanakan ibadah.
Luasnya beragam dan menyesuaikan luas bangunan itu sendiri. Sebagian besar masjid atau mushola di Jawa Tengah biasanya membagi Liwan ini menjadi dua area.
Pembagian ini perlu dilakukan untuk memisahkan jemaah pria dan wanita. Pembatasnya pun beragam. Bisa berupa partisi non-permanen yang bisa diatur letaknya sesuai dengan kebutuhan.
Namun di zaman sekarang, di sejumlah tempat ibadah tertentu, pemisahan jemaah pria dan wanita bukan lagi ditandai oleh pemasangan sebuah partisi ruangan.
Melainkan pemisahan permanen dengan cara penentuan lokasi jemaah pria yang biasanya di lantai bawah dan jemaah perempuan di lantai dua atau lantai atas.
Serambi atau Emper
Area serambi di sini adalah teras di mana area ini juga sering menjadi alternatif tempat ibadah jika Liwan telah terisi penuh.
Seperti serambi pada umumnya, serambi pada bangunan masjid atau rumah Tajug ini berada di luar ruangan namun masih ternaungi oleh atap bangunan.
Ruang Wudhu
Sesuai dengan namanya, fungsi ruang wudhu ini adalah tempat para jamaah berwudhu.
Sebagian besar masjid di Jawa Tengah dan masjid di penjuru Indonesia pada umumnya, memiliki ruang wudhu khusus jamaah pria dan wanita yang terpisah.
Ruang wudhu ini biasanya juga dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi dan toilet untuk jamaah yang ingin menggunakannya.
Pekiwan
Ruangan yang bernama Pekiwan ini tak lain adalah kamar mandi yang ada di rumah Tajug.
Pekiwan ini ada yang berada di satu area yang sama dengan ruang wudhu. Namun ada juga yang terpisah dari ruang wudhu.
Jenis Rumah Tajug Jawa Tengah
Seperti rumah adat Jawa Tengah pada umumnya, rumah Tajug juga terdiri dari beberapa jenis. Di antaranya yaitu Lambang Sari, Semar Sinongsong, Mangkurat, dan Semar Tinandu.
Lambang Sari
Jenis rumah adat Tajug Lambang Sari ini mempunyai ciri khas atap dengan rangka bujursangkar yang berlapis dan puncak atap yang lancip. Bagian ujung atapnya biasanya berhiaskan kubah kecil.
Contoh bangunan dengan model atap Tajug Lambang Sari adalah rumah ibadah Masjid Agung Demak dan Masjid Menara Kudus.
Semar Sinongsong
Ciri utama jenis rumah Tajug yang satu ini adalah bentuknya yang seperti payung dan hanya memiliki satu tiang saja.
Secara visual, bangunan dengan model atap ini biasanya memiliki desain fasad yang lebih ramping daripada fasad-fasad bangunan lainnya.
Mangkurat
Ruma Tajug Mangkurat adalah jenis rumah Tajug yang mempunyai desain konstruksi yang sangat mirip dengan konstruksi rumah Joglo Mangkurat.
Terdapat regangan yang lebih lebar pada struktur atap penanggap rumah Tajug Mangkurat ini.
Jadi, secara visual, atap pada rumah ini seolah memiliki jeda atau ruangan antar lapisan atap yang satu dengan atap lainnya.
Semar Tinandu
Berbeda dengan jenis rumah Tajug yang sebelumnya, ciri utamanya dari jenis rumah Tajug ini adalah bagian atap Brunjug-nya tidak ditopang secara langsung oleh satu tiang.
Tiang tersebut hanya menopang balok-balok kayu yang mana balok-balok kayu tersebut terpasang untuk menyangga atap Brunjung.
Tajug Ceblokan
Nah, untuk tipe yang satu ini berciri khas tiangnya yang tertanam jauh ke dalam tanah.
Dengan teknis ini, atap pada bangunan ini pun akan memiliki pondasi yang lebih kokoh. Dan benar adanya, rata-rata bangunan dengan tipe Tajug Ceblokan ini.
Tajug Cungkup
Jika Tajug-Tajug lainnya biasa kita jumpai pada rumah ibadah, lain hal dengan Tajug Cungkup ini. Tipe Tajug ini khusus untuk perlindungan sebuah makam.
Dari desain konstruksi, tipe Tajug ini mempunyai empat buah tiang dan atapnya berbentuk Limas model Empyak Setangkep.
Semar Tajug Semar Sinongsong Lambang Gantung
Nah, tipe rumah Tajug ini memiliki desain terumit karena merupakan gabungan dari dua tipe Tajug.
Jumlah tiangnya sendiri hanya ada satu buah namun ada tambahan elemen Bahu Danyang.
Sementara nama Lambang Gantung di sini tersemat karena ada lambang gantung di bagian atapnya.
Tajug Sinom Tinandhu
Ciri utama tipe Tajug ini adalah letak atap penanggap yang dalam posisi tegak. Selain itu, ciri lainnya bisa kamu lihat pada atap brunjung dan penanggap yang tidak mendapat dukungan langsung dari tiang utama.
Keduanya dapat berdiri dengan kokohnya karena mendapatkan dukungan dari deretan tiang yang ada di bagian tepi bangunan.
Tajug Tawon Boni
Tipe yang satu ini juga tak kalah unik dan khas karena terdapat kepala gada di konstruksinya.
Lebih kerennya lagi, tipe rumah Tajug ini tidak menggunakan elemen Ander untuk menopang bagian puncak atapnya.
Tajug Tiang Satu Lambang Teplok
Secara visual, tipe Tajug ini mirip dengan tipe Tajug Semar Sinongsong. Bedanya adalah bagian atap brunjung rumah ini lebih tinggi posisinya.
Sementara atap penanggapnya dibuat renggang, sehingga terlihat berjarak dengan bagian atap Brunjung-nya.
Fakta Menarik Seputar Rumah Tajug
Ada beberapa fakta menarik dan keunikan yang mungkin tak banyak orang tahu seputar rumah Tajug ini. Salah satunya adalah rumah ini tergolong rumah spesial.
Artinya, tak sembarang orang bisa memiliki rumah ini. Pasalnya, hanya masyarakat dengan status sosial tertentu saja yang dapat memiliki rumah Tajug ini.
Sebagai tambahan informasi, fungsi rumah Tajug ini adalah sebagai tempat ibadah, bukan hunian.
Sepertinya sudah menjadi suatu hal yang umum bahwa saat ini ada cukup banyak rumah ibadah milik pribadi yang kemudian dihibahkan sebagai tempat ibadah umum.
Demikian ulasan singkat seputar rumah Tajug yang berasal dari Daerah Jawa Tengah lengkap dengan gambar dan penjelasannya.
Semoga informasi ini dapat menambah wawasan baru bagi siapapun yang membacanya.
Selain itu, harapannya melalui informasi ini, para pembaca juga akan semakin mengenal dan mencintai budaya daerah masing-masing.
Namun bagi kamu yang memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang rumah adat Indonesia lainnya, silakan manfaatkan situs-situs edukasi berbasis online atau buku sebagai referensinya.
Alterntif lainnya adalah dengan mengunjungi museum-museum, seperti Anjungan Daerah di TMII yang memamerkan ratusan replika rumah adat dari tiap provinsi di Indonesia.