Rumah adat Hibualamo

Jika kamu akan berkunjung ke Pulau Halmahera yang Indah, sempatkan diri untuk singgah ke Pulau Kakara, Halmahera Utara. Sebab, ada Rumah Adat Hibualamo yang menarik untuk kamu kunjungi.

Hibualamo ini sendiri adalah sebuah rumah adat tertua di Maluku yang konon katanya sudah ada sejak tahun 1400-an. Namun kini sudah dibangun kembali pada tahun 2007 lalu sebagai simbol perdamaian.

Ya, benar sekali. Sekitar tahun 1999 hingga 2001 terjadi konflik panas berbau SARA di Maluku yang menewaskan banyak korban. Namun kini konflik tersebut sudah padam.

Penasaran seperti apa bentuk rumah adat Maluku yang satu ini, dan ada hal menarik apa saja yang bisa dikupas dari rumah adat ini? Berikut informasi detailnya.

Sejarah tentang Rumah Adat Hibualamo

gambar Rumah adat Hibualamo

Hibualamo adalah nama sebuah rumah adat sebuah suku yang bermukim di kawasan Pulau Halmahera.

Lebih tepatnya lagi Rumah Adat Hibualamo berasal dari Pulau Kakara, yakni sebuah pulau kecil di Wilayah Halmahera Utara.

Secara harfiah, penamaan Hibualamo ini terdiri dari dua kata dalam lokal sana, alias dalam Bahasa Tobelo.

Kedua kata tersebut adalah hibua yang artinya balai umum atau tenda yang tidak memiliki dinding, dan lamoko yang artinya besar.

Bentuk asli rumah ini adalah rumah panggung. Namun pasca pembangunan ulang, rumah adat ini tidak berbentuk rumah panggung lagi. Melainkan rumah tapak biasa.

Nah, bangunan rumah yang baru ini cukup berbeda dari bentuk aslinya karena mengalami perkembangan.

Namun untuk sejumlah elemen basis yang ada kaitannya dengan unsur budaya, tetap masih dipertahankan.

Contohnya saja simbol-simbol yang menempel pada bagian-bagian struktur tertentu di rumah adat ini.

Konstruksi bangunan rumah versi terbaru juga masih terinspirasi dari basis desain konstruksi rumah lama, yaitu desain fasad yang terinspirasi dari bentuk kapal.

Begitu juga dengan detail pemilihan warna utama yang menjadi warna-warna khas masyarakat Tobelo yang mana masing-masing warna memiliki arti.

Konstruksi Rumah Adat Hibualamo

Rumah adat Maluku Hibualamo

Seperti yang sudah diinformasikan sebelumnya bahwa rumah adat Maluku Hibualamo ini aslinya berupa rumah panggung.

Namun usai dibangun kembali, desain konstruksinya berubah menjadi konstruksi rumah tapak. Meski demikian, untuk detail konstruksi tiap bagiannya tidak ada yang berubah.

Kemudian secara tampilan, rumah adat ini tampak jauh lebih modern karena strukturnya menggunakan batu bata untuk dinding dan pondasinya.

Alas pondasinya sendiri berbentuk segi delapan yang mana bentuk pondasi ini sangat jarang kita temui di rumah-rumah adat lainnya.

Atap rumah ini juga sederhana dan bermaterial bahan-bahan alami. Uniknya, bentuk atap pada rumah adat ini sangat mirip dengan bentuk perahu.

Bentuk atap rumah yang menyerupai perahu ini seolah mencerminkan profesi sebagian besar masyarakat Tobelo yang tak lain adalah sebagai pelaut dan nelayan.

Keunikan Rumah Adat Hibualamo

Rumah Hibualamo

Rumah adat Suku Tobelo ini juga mempunyai sejumlah keunikan yang tak dimiliki oleh rumah-rumah adat Maluku lainnya.

Salah satu keunikannya adalah adanya dinding, jendela, dan pintu. Tentu saja masing-masing bagian ini memiliki fungsi bagi para penghuninya.

Dinding rumah, misalnya, selain berfungsi sebagai pelindung dari terpaan cuaca dan serangan hewan liar, dinding juga penting untuk keperluan privasi.

Sementara jendela lebih banyak berperan sebagai velintator cahaya dan udara. Lain lagi dengan pintu yang fungsi utamanya sebagai akses keluar masuk rumah.

Dan ada yang lebih unik dari rumah ini, yakni penggunaan empat warna khas Suku Tobelo. Penggunaan empat warna ini sifatnya pakem alias wajib.

Keempat warna yang dimaksud adalah merah, putih, kuning, dan warna hitam. Masing-masing warna memiliki makna simbolis yang berlainan.

Merah di sini melambangkan sifat gigih, sedangkan warna kuning adalah lambang kemegahan.

Lain lagi dengan warna hitam yang menyimbolkan rasa solidaritas yang tinggi, dan yang terakhir adalah warna putih yang artinya suci, bersih, dan tanpa dosa.

Ada satu lagi keunikan yang bisa kita jumpai di rumah adat ini, yaitu adanya unsur-unsur yang diprediksikan sebagai hasil dari adanya pengaruh dari Kesultanan Ternate.

Misalnya dari penamaan Hibualamo yang secara bahasa sangat mirip dengan bahasa yang biasa digunakan oleh masyarakat asli Ternate.

Namun hal ini masih bersifat simpang siur karena belum ada data yang valid terkait dengan kesesuaian antara penamaan dan penggunaan bahasa masyarakat terentu terkait dengan rumah ini.

Fungsi Rumah Adat Hibualamo

rumah adat Suku Tobelo

Secara umum, bagi masyarakat Tobelo, fungsi Rumah Adat Hibualamo mereka adalah sebagai rumah tinggal.

Namun selain sebagai tempat tinggal, rumah adat ini juga menjadi pusat kegiatan kemasyarakatan, seperti bermusyawarah, penyelenggaraan upacara adat, pernikahan, dll.

Selain dua fungsi di atas, menurut informasi dari Kompas, rumah adat ini dulunya adalah tempat pemujaan roh nenek moyang.

Namun seiring masuknya agama-agama ketuhanan di Pulau Halmahera, rumah adat ini tak lagi berfungsi sebagai tempat pemujaan.

Sejak munculnya Islam dan Kristen, rumah adat yang tadinya menjadi tempat pemujaan kemudian berubah menjadi tempat untuk pertemuan dan bermusyawarah.

Makna Simbolis dan Filosofis Rumah Adat Hibualamo

rumah adat Tobelo

Bangunan rumah adat Maluku ini tak bisa lepas dari pemaknaan simbolis dan filosofis. Pemaknaan ini tentu sudah sesuai dengan identitas dan juga nilai-nilai kehidupan masyarakat setempat.

Lantas apa saja makna yang terkandung pada bagian-bagian rumah adat masyarakat Tobelo ini? Berikut penjelasannya.

Bentuk

Desain rumah yang menyerupai perahu tentu ada kaitannya dengan nilai dan budaya masyarakat Tobelo yang sangat dekat dengan kehidupan laut.

Bahkan bentuk atap rumah mereka juga terinspirasi dari bentuk perahu yang menjadi rumah bagi mereka ketika sedang melarungi lautan.

Pintu

Rumah adat ini memiliki empat buah pintu yang rupanya melambangkan empat arah mata angin. Keempat arah mata angin ini tentu berperan penting bagi pelaut sejati seperti mereka.

Salah satu peranannya adalah membantu pelaut untuk menentukan arah jalan pulang alias sebagai petunjuk navigasi.

Empat Warna Pakem Khas Suku Tobelo

Saat mengunjungi salah satu rumah adat Maluku ini, kamu pasti akan menjumpai empat warna, yakni merah, kuning, hitam, dan putih, yang menghiasi bangunannya.

Ya, memang benar bahwa rumah adat masyarakat Tobelo ini harus menyematkan keempat warna tersebut karena masing-masing warna memiliki arti yang sangat penting.

Warna putih melambangkan kesucian, hitam lambangkan solidaritas, kuning adalah simbol kemegahan, dan merah adalah simbol sikap gigih yang dimiliki oleh masyarakat Tobelo.

Pengaturan Duduk yang Berhadapan saat Bertamu

Dalam etika bermasyarakat, Suku Tobelo menerapkan aturan saat menjamu tamu ataupun berkumpul dengan masyarakat saat sedang bermusyawarah.

Aturannya adalah duduk sejajar dan saling berhadapan. Formasi duduk saling berhadapan ini merupakan simbol kesetaraan dan kesatuan.

Dengan adanya ketentuan ini, diharapkan akan hadir kesamaan visi dan misi tanpa membeda-bedakan asal usul masing-masing individu masyarakat.

Upaya Pelestarian Rumah Adat Hibualamo

Hibualamo

Sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk bangga dengan adanya warisan-warisan budaya nenek moyang seperti rumah adat Indonesia yang begitu beragam.

Salah satunya adalah Rumah Adat Hibualamo ini. Meski perkembangan bidang arsitektur saat ini tak terbendung, kita harus tetap upayakan kelestarian rumah adat ini.

Ada beberapa upaya yang bisa kita kerjakan agar situs rumah adat ini tetap eksis di tengah gempuran modernisasi. Salah satunya adalah dengan penggalakan restorasi dan renovasi.

Untuk upaya yang satu ini memang perlu adanya dukungan dan kolaborasi dengan beberapa pihak. Terutama pihak pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan komunitas.

Beruntung rumah adat tersebut sudah direnovasi dan kini menjadi situs rumah adat yang lebih fresh tampilannya.

Upaya pelestarian lainnya adalah dengan promosi ke khalayak publik.

Contohnya adalah dengan sering mengadakan acara-acara festival budaya dan acara sejenisnya yang lebih banyak menyoroti keunikan rumah adat ini.

Dan upaya pelestarian yang terakhir adalah dengan melalui pendidikan. Agar lebih menarik dan tidak terkesan membosankan, pemberian edukasi bisa kita lakukan dengan cara-cara yang atraktif.

Misalnya dengan memanfaatkan aplikasi khusus yang bisa diakses via smartphone. Melalui aplikasi ini, kita akan mendapatkan wawasan baru seputar rumah adat ini.

Itu dia sekilas info tentang Rumah Adat Hibualamo, sebuah rumah adat Suku Tobelo yang mendiami kawasan Halmahera Utara.

Semoga info ini dapat menambah kecintaan kita terhadap budaya negeri sendiri.

Harapannya, kita bisa menjadikan keunikan rumah adat ini menjadi inspirasi di tengah dunia arsitektur modern yang sedang hits sekarang ini.

Tujuannya, agar warisan budaya tak benda ini tetap lestari dan tak tergerus oleh kemajuan zaman.