Home » Sumatera » Rumah Walai

Rumah Walai

Rumah adat Lampung rupanya tak hanya berperan sebagai tempat tinggal dan juga keperluan pertemuan saja. Ada juga yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi seperti Walai ini.

Ya, Walai di Provinsi Lampung adalah semacam lumbung padi atau tempat untuk menyimpan hasil panen berupa padi dan komoditas lainnya.

Lantas, apakah lumbung padi ini mempunyai desain konstruksi dan detail struktur yang sama layaknya hunian? Mari temukan jawabannya dengan menyimak ulasan berikut.

Pengertian Rumah Walai dari Lampung

rumah balai lampung

Rumah Walai adalah suatu bangunan mungil yang dibangun secara khusus untuk menyimpan padi dan hasil komoditas lainnya, seperti biji kopi, cokelat, dll.

Hasil panen yang tersimpan di bangunan ini sudah dalam bentuk buliran, seperti buliran gabah untuk tanaman padi, buliran biji kopi, dan biji cokelat yang sudah tersimpan dalam karung.

Dengan mengemasnya ke dalam karung tentu akan memudahkan masyarakat untuk memasukannya ke dalam Walai.

Selain praktis, cara ini juga dapat mengoptimalkan daya muat Walai itu sendiri.

Meski fungsinya hanya sebagai rumah khusus padi, Walai ini tetap dibangun dengan struktur yang lengkap.

Lengkap di sini artinya memiliki panel dinding yang menutupi keseluruhan sisi bangunan, atap yang kuat, tiang-tiang penopang yang super-kokoh, dan tangga.

Pemilihan material-material pembuatnya juga sama persis dengan rumah adat lampung pada umumnya. Ada material kayu dan daun rumbia atau daun-daun lainnya.

Namun bersamaan dengan kemajuan zaman, ada beberapa material di atas tergantikan oleh jenis material lainnya yang lebih modern.

Misalnya penggunaan material seng, asbes, atau genteng tanah liat pengganti material daun rumbia pada atap rumah.

Fungsi Rumah Walai

Bangunan rumah panggung berukuran mungil ini berfungsi sebagai lumbung padi atau rumah khusus untuk gabah padi.

Selain padi, rumah ini juga bisa digunakan untuk menyimpan jenis hasil panen lainnya. Contohnya adalah biji kopi, biji cokelat, atau lada yang menjadi komoditas utama dari Lampung.

Namun padi dan komoditas yang bisa disimpan di sini adalah padi atau komoditas yang sudah dirontokan dan bisa dikemas ke dalam karung.

Struktur Bangunan Rumah Adat Walai Lampung

walai berasal dari lampung

Silakan amati gambar Rumah Adat Walai dari Lampung di atas. Sepintas memang tidak berbeda dengan rumah hunian biasa.

Konstruksi fasadnya memiliki struktur yang lengkap. Sebut saja ada tiang-tiang penopang, tangga, bangunan utama, pintu, dan atap.

Tiang-Tiang Penopang

Berdasarkan gambar di atas, tiang-tiang penopangnya berupa balok kayu berukuran besar yang jumlahnya enam buah.

Tiang-tiang ini terpasang di keempat sudut bawah bangunan utama dan ada dua tiang tambahan yang masing-masing terpasang di bagian tengah tiang-tiang tersebut.

Khusus tiang yang terpasang di sudut keempat sisi rumah, tampak ada batu sebagai pijakannya.

Pemasangan tiang dengan batu sebagai pijakan ini disebut model tiang duduk.

Tiang duduk ini terkenal kokoh dan mampu membuat bangunan di atasnya lebih stabil. Terutama saat terjadi gempa bumi.

Sebab, batu tersebut mampu meredam gerakan tanah saat tengah terjadi gempa. Alhasil, rumah tetap dapat berdiri meski gempa sempat mengguncangnya.

Tangga

Struktur tangga pada rumah padi ini terbilang unik, terutama dari bentuk atau desainnya.

Tangga pada rumah ini sangat sederhana karena hanya terbuat dari satu batang kayu yang pangkas di salah satu sisinya.

Hasil pangkasan ini nantinya berbentuk cekungan dengan jarak yang teratur. Nah, cekungan ini digunakan sebagai pijakan kaki.

Karena hanya terbuat dari satu batang pohon, hanya bisa menggunakan satu kaki secara bergantian untuk bisa menaikinya.

Bagi masyarakat lampung, mereka sangat mahir menggunakan model tangga semacam ini meski membawa beban satu karung gabah di pundak mereka.

Bangunan Inti

Konstruksi bangunan inti terdiri dari teras kecil dan satu ruangan yang tertutup dinding secara penuh.

Panel dindingnya sendiri berbahan kayu yang dibuat menjadi papan-papan dengan tebal dan panjang yang seragam.

Papan-papan kayu ini dapat berdiri berkat rangka dinding yang terbuat dari kayu yang dipasang secara melintang.

Kemudian ada atap yang melindungi area dalam dari guyuran hujan dan teriknya sinar matahari.

Atapnya berbentuk pelana atau terkenal dengan model atap rumah kampung yang hanya berbentuk segitiga.

Nah, di sudut bentangan atap yang semula bolong, dapat ditutup rapat dengan papan-papan kayu.

Penutup atap pada rumah ini juga terbuat dari bahan organik, yaitu daun rumbia atau daun nipah kering.

Namun sekarang sudah banyak Walai yang menggunakan penutup atap yang lebih modern, seperti genteng tanah liat, asbes, atau seng galvalum.

Untuk akses keluar masuk, Rumah Walai ini sudah dilengkapi dengan pintu kecil yang terbuat dari kayu. Model kayu yang digunakan adalah model pintu dengan panel tunggal.

Susunan Ruangan pada Rumah Walai Lampung

Berbicara soal susunan ruangan, Walai hanya terdiri dari teras kecil dan sebuah ruangan.

Teras kecil di sini hanya berfungsi sebagai area penghubung antara tangga dan ruangan dalam.

Jadi, teras perlu ada untuk membantu mobilitas pengangkutan padi atau komoditas lainnya setelah menaiki tangga.

Sementara ruangan utama di sini adalah satu-satunya ruangan yang ada di rumah ini. ruangannya tak begitu luas namun cukup jika hanya untuk menyimpan gabah.

Soal luas, sebenarnya tidak ada ketentuan khusus, jadi luas Walai yang satu dengan Walai di tempat lain dapat berbeda-beda.

Namun rata-rata Walai di Lampung memiliki luas 3×3 meter persegi.

Begitu juga dengan tinggi bangunannya yang beragam. Ketinggian konstruksi bangunan biasanya akan menyesuaikan dengan kebutuhan dan juga selera pribadi pemiliknya.

Keunikan Rumah Walai

rumah lumbung lampung

Meski hanya berperan sebagai rumah padi, Walai mempunyai sejumlah keunikan. Berikut keunikannya.

Berlokasi Terpisah dengan Hunian Pemiliknya

Ya, salah satu keunikan dari Walai ini adalah lokasinya yang terpisah dari lokasi hunian pemiliknya.

Perbedaan lokasi ini rupanya ada tujuannya. Tujuannya adalah agar Huwok atau debu dari kulit gabah tidak mengotori area perkampungan.

Selain itu, tujuan lainnya adalah agar ayam tidak memakan atau mengacak-acak gabah yang sedang dalam proses penjemuran.

Mengandung makna filosofi

Walai bukanlah sekedar bangunan fisik semata. Ada makna filosofi di balik kesederhanannya.

Kehadiran Walai ini merupakan bukti akan kejeniusan masyarakat Lampung yang paham dengan desain arsitektur yang cocok untuk sebuah lumbung padi.

Selain itu, Walai juga menjadi simbol sikap bijaksana masyarakat setempat dalam menata dan mengolah hasil alam yang mereka tanam.

Dari dua hal di atas seakan mencerminkan bahwa anggapan para leluhur masyarakat Lampung benar adanya.

Masyarakat Lampung memang sangat pintar dalam menata kehidupan sosial. Mereka meyakini bahwa manusia adalah pemegang kendali dunia, termasuk alam.

Walai Saat Ini

rumah walai lampung barat

Memang sudah tak banyak Walai yang bisa kita jumpai di Provinsi Lampung ini. hingga kini jumlahnya bisa dihitung dengan jari.

Meski begitu, Walai yang masih eksis di tengah gempuran modernitas, hingga sekarang ini masih terawat dengan baik dan bahkan masih difungsikan seperti dulu.

Hanya saja sudah banyak yang mengalami perubahan akibat pergantian material modern yang terbukti lebih tahan lama dan lebih terjangkau.

Namun dari segi desain konstruksi, masih sama dengan desain Walai orisinil yang dulu ada sejak zaman nenek moyang.

Adapun material yang paling sering mengalami pergantian adalah material daun rumbia yang kini tergantikan dengan material atap yang lebih modern.

Tapi tidak dengan bagian-bagian lainnya yang mana masih tetap sama dengan Walai berbahan kayu versi zaman dahulu.

Demikian ulasan atau penjelasan Walai versi lengkapnya. Semoga informasi ini bisa kita menjadi referensi bagi yang membutuhkan.

Jangan lupa untuk tetap lestarikan rumah adat Indonesia agar anal cucu kita kelak tetap dapat mengenalnya.

Cara pelestariannya sangat beragam. Misalnya dengan mengenal rumah adat dari daerah kita masing-masing.

Dengan cara yang super simpel ini, setidaknya kita akan memiliki wawasan yang cukup tentang rumah adat warisan leluhur kita sendiri.

Kemudian tugas kita berikutnya adalah berbagi wawasan ini kepada anak cucu kita sedari dini.

Kita pun dapat menggunakan cara yang sama untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia yang lainnya.

Scroll to Top