Home » Sumatera » Rumah Melayu Atap Lontik

Rumah Melayu Atap Lontik

Siapa di sini yang sudah pernah mendatangi Kabupaten Kampar, Riau? Daerah ini terkenal dengan Rumah Melayu Atap Lontik-nya yang sangat cantik, loh.

Rumah adat Riau ini sangat menarik dari segi visual. Terutama pada struktur atapnya yang khas dan tidak ada yang menyamainya.

Selain atap, ada pula ornamen khusus di bagian dindingnya yang tak kalah khas. Penasaran ornamen apa yang dimaksud? Mari kita simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Sejarah Rumah Melayu Atap Lontik

rumah melayu atap lontik berasal dari daerah

Rumah Melayu Atap Lontik adalah sebuah rumah adat milik Suku Melayu yang mendiami daerah Lima Koto, Kab. Kampar, Prov. Riau.

Lima Koto ini sendiri merupakan kesatuan wilayah hukum adat yang berbeda dengan wilayah adat suku melayu yang menghuni daerah pesisir.

Koto di sini adalah suatu area perkampungan yang berisi kumpulan rumah tinggal, balai adat, dan masjid.

Bila ada salah satu dari tiga unsur di atas tidak ada, maka area perkampungan tersebut tidak memenuhi kriteria untuk disebut Koto.

Biasanya area perkampungan ini memiliki pagar bambu atau pagar tanah sebagai batas dengan area perkampungan yang ada di sekitarnya.

Uniknya, pembanguna suatu rumah adat yang baru harus sesuai dengan ketentuan adat. Termasuk soal bentuk rumah, letak, dan jarak antar satu rumah dengan rumah lainnya.

Rumah Lontik atau Rumah Lantik sendiri memiliki nama lain Pencalang atau Rumah Lancang.

Alasan mengapa mendapat julukan demikian adalah karena rumah adat ini memiliki ornamen berbentuk perahu di sepanjang kaki dinding depan rumah.

Sedangkan nama Lontik sendiri mengikuti bentuk atapnya yang terlihat lentik atau melengkung indah ke atas.

Gambar Desain Arsitektur Rumah Melayu Atap Lontik

rumah melayu atap lontik adalah

Rumah Melayu Atap Lontik Riau ini sangat menarik untuk kita bahas, terutama dari sisi desain arsitekturnya.

Daya tariknya meliputi bentuk rumah, khususnya bagian atapnya. Kemudian pada penggunaan ornamen yang terpasang di bagian dindingnya, dan masih banyak sisi menarik lainnya.

Agar lebih jelas lagi, silakan kamu amati gambar Rumah Melayu Atap Lontik di atas lalu simak penjelasannya di bawah ini.

Bentuk Rumah

Rumah adat Lontik ini mengadopsi model rumah panggung kayu dengan denah berbentuk persegi panjang.

Tujuan utama nenek moyang Bangsa Melayu mengadopsi model rumah panggung adalah agar rumah dapat terhindar dari bencana banjir.

Selain itu, rumah panggung juga efektif dalam mencegah serangan dari binatang buas serta aman untuk menyimpan benda-benda berharga.

Atap Rumah

Nah, bagian atap ini adalah salah satu yang paling menarik sekaligus menjadi ciri khas yang paling menonjol dari rumah ini.

Bahkan rumah adat Sumatera lainnya tidak ada yang bisa menyamainya.

Bagaimana tidak unik, di kedua ujung panel atap utamanya sangat lentik, alias berbentuk lengkung dengan ujung menukik ke atas.

Tentu bentuk atap ini memiliki arti filosofi tersendiri mengingat masyarakat suku melayu masih sangat kuat dalam menjunjung tinggi dan budaya warisan leluhur mereka.

Tiang Rumah

Soal penggunaan tiang juga tampak berbeda dengan tiang-tiang pada rumah panggung biasa.

Di Rumah Lontik ini ada cukup banyak jenis tiang yang masyarakat Suku Melayu gunakan.

Sebut saja ada tiang segi empat, tiang segi enam, tiang segi tujuh, tiang segi delapan, tiang segi sembilan, dan Tiang Tuo.

Nah, masing-masing tiang di atas memiliki makna yang sebagian besar mengarah ke hal-hal yang ada kaitannya dengan nilai agama.

Tapi khusus Tiang Tuo, tiang ini jauh lebih spesial karena dianggap tiang utama yang dalam pemasangannya tidak boleh disambung.

Selain tiang-tiang di atas, ada juga penggunaan jenis tiang lainnya, seperti tiang gantung, yang fungsinya sebagai hiasan sekaligus penyangga dinding.

Lantai

Hamparan lantai terdiri dari susunan papan kayu yang pemasangannya teratur dan dalam formasi rapat.

Posisi pemasangan papannya juga sejajar dengan rasuk. Rasuk di sini adalah kayu balok yang terpasang di dasar lantai. Gunanya untuk menopang keseluruhan panel lantai.

Dinding

Ada yang menarik dari cara pemasangan dinding pada rumah ini, yakni sisi dinding yang menghadap keluar dibuat sedikit miring ke arah luar.

Sementara itu, sisi dinding yang menghadap ke dalam rumah dibuat tegak lurus layaknya dinding pada rumah biasa.

Kemudian ornamen di kaki dinding dan di dekat langit-langit dirancang dengan bentuk lengkungan yang searah dengan lengkungan atap.

Pintu dan Jendela

Model pintu yang terpasang pada rumah adat khas riau ini adalah pintu dengan model dua panel yang dapat dibuka ke dalam.

Tinggi panel pintunya sendiri sekitar 1.75 meter dengan lebar sekitar 70 hingga 100 sentimeter.

Lalu pada fitur jendela, ada dua macam model jendela yang tersemat di dinding-dinding rumah ini.

Model yang pertama adalah jendela dengan dua buah panel penutup yang dapat dibuka keduanya.

Model ini sama persis dengan model pintu utama. Hanya saja ini adalah versi mininya.

Kemudian model yang kedua adalah jendela dengan bentuk memanjang dengan tinggi panel sekitar satu sampai dua meter dan lebar 50 sentimeter.

Susunan Ruangan Rumah Melayu Atap Lontik

gambar rumah melayu atap lontik

Sama dengan rumah adat Indonesia lainnya, rumah adat ini juga terbagi atas tiga ruangan.

Pembagian susunan ruangan ini sangat sesuai dengan ungkapan Alam Nan Tigo yang sangat terkenal di kalangan masyarakat melayu.

Alam Aan Tigo sendiri semacam etika dalam bergaul di tengah masyarakat. Etika yang pertama, bergaul dengan sesama anggota masyarakat yang mereka sebut alam berkawan.

Lalu ada etika kedua, yakni alam bersanak yang mencakup etika bergaul dengan kerabat dan keluarga.

Dan etika yang ketiga adalah alam semalu yang mengacu pada etika bergaul dengan diri sendiri dan pasangan rumah tangga.

Masing-masing etika di atas dilambangkan dengan ruangan muka, tengah, dan ruangan belakang.

Ruang Muka

Area ruang muka atau ruang depan ini meliputi area setelah tangga. Lebih spesifiknya lagi adalah area serambi muka.

Ruang muka atau ruang bawah ini memiliki ciri lantainya lebih rendah daripada lantai pada rumah induk. Area ini juga terpisahkan oleh Bendul dan dinding.

Ruang  bawah ini terbagi menjadi dua, yaitu ruang bawah kiri dan ruang bawah kanan.

Ruang bawah kiri disebut ujung bawah yang fungsinya untuk tempat sembahyang dan tempat Ninik Mamak.

Sedangkan ruang bawah kanan disebut pangkal rumah yang dalam kehidupan sehari-hari berguna sebagai tempat tidur Ninik Mamak.

Ruang Tengah atau Rumah Induk

Ada dua area di rumah induk ini, tepatnya terbagi menjadi sisi kanan dan sisi kiri. Ruangan sisi kanan kita sebut Ujung Tengah.

Ujung Tengah ini adalah kamar tidur pemilik rumah atau tempat pelaminan saat sedang ada upacara pernikahan.

Lalu sisi kiri kita sebut Poserek yang fungsinya sebagai kamar tidur khusus orang tua perempuan, anak-anak, dan anggota keluarga perempuan.

Ruang Belakang

Area ini memiliki nama lain Pedapuan atau dapur. Sesui dengan namanya, ruangan ini menjadi pusat pengolahan bahan makanan.

Uniknya, dapur di rumah ini memiliki tiang-tiang seperti sebuah balai. Kemudian tungku yang masyarakat gunakan adalah tungku tradisional yang terbuat dari batu.

Dinding bagian dalam ruang dapur ini berlapiskan seng untuk mencegah risiko terkena api dari tungku.

Kemudian bagian atap dapur terdapat para-para untuk mengeringkan sekaligus mengawetkan bahan-bahan makanan dan perlengkapan masak.

Ragam Hiasan dan Maknanya pada Rumah Melayu Atap Lontik

filosofi rumah melayu atap lontik

Rumah Melayu Atap Lontik ini juga kaya akan ragam hiasan. Misalnya hiasan pada tangga yang masyarakat sebut Lambai-Lambai Jenjang.

Hiasan ukiran ini berbentuk garis lengkung dengan bentuk daun di ujung-ujungnya. Biasanya kita dapat menjumpainya di kepala tangga atau tangga bagian atas.

Di  anak tangganya juga tersemat ukiran Ombak-Ombak atau nama lainnya lebah bergantung. Hiasan ukiran ini bermakna kegigihan dan harapan.

Ada pula hiasan lingkaran yang menyatu dengan ukiran tersebut yang mana makna lingkaran ini melambangkan lingkaran nasib manusia.

Kita pindah ke bagian dinding. Dinding rumah lontik ini juga penuh dengan hiasan ukiran. Salah satunya adalah Gondo Ari.

Lalu di bagian sudut dinding, ada hiasan ukiran yang disebut Kepala Gondo ari yang identik dengan warna hijau.

Warna hijau dan motif ukirannya sendiri merupakan simbol kesuburan dan kehidupan.

Pindah lagi ke bagian atap di mana kamu akan menjumpai hiasan Sulo Bayung yang terpasang di ujung atap.

Hiasan ini berbentuk lengkung yang tajam menyerupai bentuk bulan sabit, tanduk kerbau, atau taji. Maknanya sendiri adalah pemberi penerangan untuk seisi rumah.

Bagaimana, menarik sekali bukan pembahasan mengenai rumah adat dari Riau yang satu ini?

Keunikannya begitu banyak, mulai dari desain hingga makna dan filosofi Rumah Melayu Atap Lonting.

Demikian penjelasan Rumah Melayu Atap Lontik yang berasal dari Riau.

Untuk dapatkan info rumah adat Indonesia lainnya, silakan kamu bisa cek referensinya via internet, buku, atau sumber wawasan lainnya.

Scroll to Top