Provinsi Sumatera Selatan rupanya punya banyak nama rumah adat dengan ciri khas masing-masing. Salah satunya adalah Rumah Kingking.
Rumah adat Sumatera Selatan bernama Kingking ini mungkin memang tak setenar rumah adat Sumsel lainnya. Namun rumah adat ini memiliki sejumlah keunikan.
Penasaran kan apa saja keunikan dari rumah adat ini dan ada makna filosofi apa di balik keunikannya? Mari cari tahu jawabannya berikut ini.
Sekilas tentang Rumah Padu Kingking
Rumah Kingking adalah sebuah rumah adat yang berasal dari Provinsi Sumatera Selatan.
Bangunan ini adalah hunian dari Suku Pasemah yang kini masih banyak mendiami beberapa daerah di provinsi tersebut.
Desain bangunannya sama dengan rumah adat Sumsel pada umumnya, yakni rumah panggung yang terbuat dari kayu dan bambu.
Namun yang membuat rumah adat ini terlihat berbeda dengan rumah-rumah adat Sumsel lainnya adalah bentuk struktur tiang dan atapnya.
Penggunaan material kayu dan bambu pada rumah ini juga cukup seimbang dari segi porsi. Jadi, kayu di sini bukan satu-satu material yang mendominasi seperti rumah-rumah panggung biasa.
Namun, secara keseluruhan, Rumah Adat Kingking ini sangat mirip dengan Rumah Gadang, rumah adat Sumatera Barat yang sangat terkenal.
Terutama pada bagian atapnya yang di kedua ujungnya nampak meruncing ke atas.
Struktur Bangunan Rumah Adat Kingking
Rumah Kingking adalah rumah tradisional dengan model rumah panggung yang memiliki tiang-tiang sebagai penopangnya.
Selain tiang penopang, rumah ini juga tersusun atas beberapa struktur lainnya, seperti lantai, dinding, tangga, dan atap.
Tiang Penopang
Bagian inilah yang membuat rumah adat ini paling berbeda dengan rumah-rumah panggung di Sumatera.
Ya, Rumah Kingking menggunakan tiang model tiang duduk sebagai penopangnya. Tiang duduk adalah model tiang penopang yang menancap di atas batu, bukan tanah.
Penggunaan tiang duduk ini tentu ada tujuannya. Model tiang duduk ini rupanya terbukti dapat meredam guncangan saat bencana gempa tengah berlangsung.
Selain itu, model tiang duduk juga teruji lebih kokoh dan stabil untuk berbagai jenis medan.
Untuk bentuknya sendiri, tiang-tiang pada rumah adat ini berbentuk bulat menyerupai kayu pohon aslinya. Ukurannya juga relatif besar agar daya topangnya juga besar.
Jika kita lihat dengan seksama pada gambar Rumah Kingking di atas, tampak jelas adanya tambahan balok-balok kayu.
Balok-balok kayu tersebut terpasang dengan posisi melintang yang menembus antar tiang.
Penambahan balok-balok kayu ini rupanya juga bertujuan untuk menambah kekuatan daya topang tiang-tiang tersebut.
Bentuk Bangunan
Sangat jelas sekali pada gambar di atas bahwa rumah adat ini berbentuk bujur sangkar yang mana di bagian interiornya terbagi menjadi beberapa ruangan.
Ruangan-ruangan tersebut adalah ruangan bagian depan, ruangan bagian tengah, dan ruangan bagian belakang.
Masing-masing memegang fungsi yang berbeda dan sebagian ada yang berupa ruang privat dan sisanya berupa ruangan untuk bersama.
Masih soal bentuk bangunan, berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa bagian konstruksi bangunan, terutama dinding, terlihat miring dan condong ke arah luar.
Posisi bangunan utama yang miring dan condong ke arah luar ini dalam artian seperti kotak dengan keempat sisi sampingnya seolah menggembung.
Dan kita bisa melihatnya dengan jelas dari angle depan yang di kedua sisi samping kanan dan kiri rumah tampak seperti trapesium terbalik.
Struktur Atap
Atap pada rumah adat ini terbagi menjadi dua bagian, dan tiap bagiannya masyarakat namakan Gelumpai.
Nah, Gelumpai ini terbuat dari material potongan bambu yang tersusun dengan sangat rapi.
Kemudian dari segi bentuk, bentuk atap pada rumah ini pada dasarnya adalah atap pelana namun di kedua ujungnya menukik ke atas dan runcing di bagian puncaknya.
Di samping kanan dan kiri atap utama, terdapat penutup atap tambahan yang terpasang menyamping dengan permukaan yang cukup landai.
Selain bentuknya yang unik, ada bagian lainnya yang juga tak kalah unik, yaitu jarak ujung puncak atap yang cukup jauh dengan dinding sudut bentangan.
Dengan model semacam ini, seolah ada ruang yang cukup berjarak antara area bawah atap dengan sudut bentangan.
Alhasil, area ini kemudian menjadi tempat yang pas untuk memasang ornamen khas Suku Pasemah.
Bahkan ornamen-ornamen yang terpasang bisa berupa ornamen berukuran besar yang tampak sangat menonjol bila dilihat dari luar.
Dinding
Rumah adat ini di tiap sisinya terpasang panel dinding dari papan kayu yang kokoh. Di beberapa spot dinding juga terdapat hiasan dinding yang sangat indah.
Sebagian besar hiasan dinding tersebut adalah ukiran-ukiran indah dengan motif khas Suku Pasemah.
Yang membuat dinding rumah ini semakin menarik lagi adalah karena adanya hiasan semacam patung yang terpasang menghadap area depan.
Lantai
Permukaan lantai pada rumah ini juga terbuat dari material yang sama dengan panel dinding, yakni papan kayu.
Agar kokoh dalam menahan beban, lantai papan kayu tersebut mendapat topangan dari rangka lantai yang tersusun dari balok-balok kayu.
Nah, balok-balok kayu tersebut terpasang secara membujur dan melintang dengan jarak antar balok kayu yang teratur.
Tangga
Struktur tangga di sini mengusung model tangga sederhana yang mana modelnya adalah model tangga tanam.
Model tangga tanam di sini adalah model struktur tangga modern yang hubungkan langsung area halaman rumah dan area interior rumah.
Elemen tangga pada rumah ini memiliki empat buah anak tangga dan railing atau pegangan di kedua sisinya.
Susunan Ruangan pada Rumah Kingking
Memasuki area interior Rumah Kingking, kita akan menjumpai tiga ruangan dengan fungsi dan luas yang berbeda-beda.
Ketiga ruangan tersebut biasa disebut ruang bagian depan, tengah, dan belakang. Yuk kita simak pembahasan mengenai fungsi dari masing-masing ruangan di atas.
Ruangan Bagian Depan
Sama seperti rumah adat Indonesia pada umumnya, ruang bagian depan ini secara penuh berfungsi sebagai area untuk menerima dan menyambut tamu.
Jadi, ketika ada tamu yang berkunjung, baik tamu asing maupun tamu dari kerabat atau masyarakat sekitar, akan disambut di ruang depan ini.
Tidak lagi disambut di area serambi depan karena Rumah Adat Kingking ini tidak memiliki serambi depan seperti rumah adat Sumatera Selatan lainnya.
Ruangan Bagian Depan
Area tengah pada rumah adat ini rata-rata pemilik rumah manfaatkan untuk kegiatan-kegiatan bersama keluarga dan ruang privat.
Misalnya sebagai ruangan khusus untuk berkumpul dan bercengkerama dengan keluarga tercinta, tempat istirahat, dan kamar tidur.
Karena sifatnya privat, biasanya ada beberapa bilik di dalamnya yang mana masing-masing bilik berfungsi sebagai kamar tidur.
Ukuran masing-masing bilik juga biasanya lebih sempit, terkecuali ruang keluarga yang areanya sedikit lebih luas.
Ruangan Bagian Belakang
Untuk area ruangan belakang, umumnya berfungsi sebagai dapur dan fungsi lainnya yang ada kegiatannya dengan olah makanan.
Misalnya saja area untuk santap bersama keluarga, area penyimpanan stok bahan makanan, dan area penyimpanan berbagai perlengkapan memasak.
Terkadang di area belakang ini juga sering masyarakat gunakan untuk menyimpan hasil panen dari ladang kebun atau lahan pertanian mereka.
Kolong
Nah, untuk area kolong, pada masa leluhur Suku Pasemah, mereka kerap menggunakannya sebagai tempat menyimpan hasil panen dan perlengkapan bertani.
Namun ada juga sebagian masyarakat lainnya yang memanfaatkan area kolong rumah mereka sebagai kandang ayam atau domba.
Fungsi Rumah Kingking Sumatera Selatan
Secara umum ada tiga fungsi rumah adat asal Sumatera Selatan ini, yaitu sebagai rumah tinggal, tempat musyawarah, dan tempat penyimpanan.
Rumah Tinggal
Fungsi utama Rumah Kingking ini adalah sebagai rumah tinggal permanen yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pemilik dan anggota keluarganya.
Sebagai hunian permanen, tentu rumah ini harus ditunjang dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang layak.
Contohnya bilik-bilik sebagai tempat beristirahat, tempat pengolahan pangan, dan yang pasti konstruksi bangunan yang aman dari bencana dan serangan binatang.
Tempat Bermusyawarah
Rumah Kingking dengan fungsi sebagai tempat bermusyawarah ini dalam artian tempat bermusyawarah dalam ranah yang lebih sempit.
Misalnya keperluan musyawarah untuk acara keluarga. Contohnya acara pernikahan sesuai adat setempat, acara syukuran, dan acara keluarga lainnya yang menyesuaikan dengan tata cara adat.
Tempat Penyimpanan
Seperti yang sudah diinformasikan sebelumnya bahwa ada beberapa bagian dari rumah ini yang digunakan sebagai tempat penyimpanan.
Misalnya sebagian kecil area dapur yang bermanfaat untuk menyimpan bahan makanan dan berbagai peralatan memasak.
Lalu ada area kolong yang tak mereka biarkan kosong begitu saja. Mereka manfaatkan area kolong rumah mereka untuk tempat memelihara dan mengembangbiakan hewan ternak.
Ada juga yang menggunakannya sebagai lumbung padi sekaligus tempat untuk menaruh perlengkapan pertanian mereka.
Itu dia penjelasan Rumah Kingking lengkap dengan gambar sampel konstruksi dengan desain orisinilnya.
Dari pembahasan ini, kita menyadari bahwa warisan budaya dari nenek moyang kita sangatlah beragam.
Dan rumah adat Indonesia hanyalah salah satunya saja. Maka dari itu, untuk tetap melestarikannya, kita wajib mengenalnya terlebih dahulu dan selalu merasa bangga atasnya.
Kemudian kita bisa berbagi wawasan dengan keturunan kita kelak.