Home » Papua » Rumah Kariwari

Rumah Kariwari

Ada puluhan atau mungkin ratusan suku di Papua yang tiap suku mempunyai rumah adat masing-masing. Seperti Rumah Kariwari yang berasal dari Suku Tobati-Enggros.

Dari desainnya saja, rumah adat Jayapura yang namanya Kariwari ini terlihat sangat unik. Tak hanya desainnya saja yang unik, fungsinya pun bukan sekedar sebagai hunian saja.

Lalu apa sebenarnya fungsi dari rumah adat papua ini, dan apa saja keunikannya? agar kamu dapatkan gambaran detailnya, mari simak pembahasan lengkapnya berikut ini.

Sekilas tentang Rumah Kariwari, Papua

Rumah Kariwari dari

Rumah Kariwari adalah sebuah rumah adat yang berasal dari Suku Tobati-Enggros yang saat ini bermukim di sekitaran Danau Sentani dan Teluk Youtefa, Jayapura, Papua.

Dari penampakannya, rumah ini memiliki desain arsitektur yang sangat berbeda dari rumah adat Papua pada umumnya.

Tidak seperti rumah adat Papua lainnya yang berbentuk seperti jamur, Rumah Kariwari dari Papua ini memiliki bentuk atap limas segi delapan.

Atap dengan bentuk segi delapan ini dipercaya sangat tahan terhadap cuaca ekstrem. Tak hanya itu, puncak atap yang lancip juga menyiratkan makna spiritual tersendiri.

Namun dari segi ukuran, rumah adat ini memang lebih mungil. Meski begitu, area interiornya terdiri dari tiga lantai yang mana tiap lantai memegang fungsi berbeda.

Asal-usul dan Fungsi Rumah Kariwari

Rumah Kariwari dibangun sebagai pusat pendidikan dan spiritual bagi remaja laki-laki Suku Tobati-Enggros yang berusia minimal 12 tahun.

Di sini, mereka diajarkan keterampilan hidup seperti berburu, memahat, membuat perahu, bercocok tanam, hingga strategi perang.

Tujuannya adalah mempersiapkan mereka menjadi pria dewasa yang bertanggung jawab dalam keluarga dan masyarakat.

Berbeda dengan rumah adat lain seperti Honai yang berfungsi sebagai tempat tinggal, Kariwari bersifat sakral dan tidak digunakan untuk hunian. Fungsinya lebih pada pelestarian nilai-nilai adat dan spiritualitas

Desain Arsitektur Rumah Kariwari dari Papua

Rumah Kariwari adalah
gambar rumah adat kariwari

Bentuk arsitektur Kariwari yang unik, yaitu limas segi delapan dengan atap kerucut, memiliki makna filosofis mendalam. Delapan sisi bangunan melambangkan kekokohan terhadap cuaca ekstrem, seperti angin kencang dari pantai, sementara puncak atap yang runcing melambangkan kedekatan manusia dengan Sang Pencipta dan leluhur.

Atap

Konstruksi bangunan Rumah Kariwari ini sungguh unik dan juga berbeda. Atapnya tak berbentuk bundar seperti bentuk jamur.

Atapnya tampak khas dengan bentuknya yang limas segi delapan. Strukturnya tampil sangat memukau karena memamerkan postur yang menyempit di bagian atasnya.

Dan di titik puncaknya terlihat runcing, mengingatkan kita dengan bentuk pohon natal yang makin ke atas makin sempit dan lancip.

Tata Letak Rumah

Menariknya, rumah adat ini dibangun dengan mengikuti pola linier atau dalam posisi sejajar.

Formasi yang digunakan adalah dua rumah yang dibangun dengan posisi saling berhadapan dan terletak di sepanjang garis pantai.

Karena pemilihan lokasinya dekat dengan garis pantai, desain konstruksi rumah dibuat tegak lurus. Contohnya seperti bangunan mercusuar di tepi-tepi pantai.

Jarak antar rumahnya juga tak begitu jauh dengan tujuan untuk saling melindungi dari terpaan angin laut yang kencang.

Tinggi Rumah

Masih terkait dengan desain keseluruhan yang tegak lurus, sangat wajar rasanya jika rumah ini memiliki tinggi 20 hingga 30 meter.

Di dalamnya terdapat tiga lantai yang masing-masing hanya memiliki satu ruangan dengan fungsi yang berlainan.

Pintu dan Jendela

Oiya, rumah adat ini hanya memiliki satu pintu saja dan ukuran pintunya kecil dan terpasang rendah. Jadi harus menunduk ketika akan masuk atau keluar rumah.

Di panel dindingnya tak ada jendela satu pun karena untuk menghindari serangan binatang buas dan hawa dingin saat malam hari.

Material

Meski dari segi desain dan detail strukturnya sangat berbeda dengan rumah adat Papua lainnya, Rumah Kariwari ini terbuat dari material yang sama dengan rumah Papua lainnya.

Material-material untuk membangun konstruksi rumah adat ini adalah material dari alam seperti daun sagu, bambu,dan kayu besi.

Kayu besi atau kayu ulin khusus untuk struktur utama bangunan seperti rangka atap dan rangka bangunan.

Lain lagi dengan material bambu yang masyarakat gunakan sebagai bahan utama untuk bagian dinding rumah.

Mereka ubah bambu menjadi karya anyaman bambu yang teksturnya lebih lentur dan secara visual lebih artistik.

Karena teksturnya lentur, dinding dari anyaman bambu dapat menyesuaikan bentuk rangka bangunan yang sebelumnya sudah ada.

Dan yang terakhir ada material daun sagu hutan yang berguna untuk mereka jadikan atap rumah.

Daun-daun sagu ini mereka rangkai dan mereka susun hingga menjadi lembaran-lembaran penutup atap.

Meski hanya terbuat dari daun sagu hutan, atap daun ini cukup awet dan bisa bertahan hingga lima tahun bahkan lebih.

Fungsi Ruangan pada Rumah Kariwari

Rumah Kariwari terbuat dari

Seperti yang sudah diinformasikan sebelumnya bahwa Rumah Kariwari ini terbagi menjadi tiga lantai dengan fungsi masing-masing.

Yuk kita kulik fungsi di masing-masing lantai yang ada di rumah adat ini. kita mulai dari lantai pertama.

Lantai pertama adalah ruangan untuk tidur atau beristirahat.

Namun menurut situs Wikipedia, lantai pertama yang hanya berisi satu ruangan merupakan ruangan untuk mendidik anak laki-laki yang beranjak dewasa.

Naik ke lantai dua ada sebuah ruangan yang biasa masyarakat gunakan sebagai tempat pertemuan kepala suku dan para tokoh adat.

Di sini, kepala suku dan tokoh adat mendiskusikan hal yang berkaitan dengan tradisi dan adat, termasuk upacara, peraturan adat, dll.

Dan lantai teratas adalah ruangan khusus untuk beribadah dan berdoa kepada Sang Pencipta dan roh para leluhur.

Detail Ornamen Rumah Kariwari

gambar ornamen rumah adat kariwari

Sama dengan rumah adat Indonesia pada umumnya, Rumah Kariwari ini juga hadirkan hiasan khas karya sukunya.

Tentunya hiasan-hiasan ini dibuat secara manual oleh tangan-tangan terampil masyarakat Suku Tobati-Enggros.

Hiasan-hiasan yang bisa kita jumpai di rumah adat ini cukup beragam. Sebut saja patung, lukisan, dan ukiran bermotif khas.

Selain karya seni, rumah adat ini juga tampil keren dengan adanya hiasan beragam jenis senjata. Adapun senjata yang terpasang sebagai hiasan di rumah ini adalah busur dan anak panahnya.

Tak ketinggalan pula ada hiasan-hiasan lainnya yang umum ada di rumah ada Papua, yaitu kerangka hewan-hewan hasil buruan.

Makna Filosofi Rumah Kariwari Papua

filosofi rumah adat kariwari papua

Rasanya sudah menjadi hal umum bahwa rata-rata rumah adat dari berbagai suku di Indonesia mengandung makna filosofis yang berarti.

Termasuk Rumah Kariwari ini yang mana di beberapa bagiannya menyiratkan makna filosofis yang sangat dalam.

Seperti puncak atap rumah yang lancip yang mana mengandung arti bahwa puncak tersebut mangacu pada Tuhan Sang Pencipta.

Ini membuktikan bahwa masyarakat Tobati-Enggros memiliki sisi spiritual yang kuat. Puncak atap ini juga menandakan bahwa masyarakat memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan.

kemudian ada juga makna kesatuan dan persatuan serta prinsip gotong royong yang bisa kita temui pada saat proses pembangunan rumah ini.

pembangunan rumah ini juga tak boleh dilakukan secara sembarangan. Masyarakat setempat harus mengadakan upacara adat tertentu.

Upacara adat ini bertujuan untuk menentukan tanggal mulai pembangunan.

Masyarakat setempat masih sangat percaya bahwa tanggal yang mereka dapatkan pasca ritual akan menghindarkan mereka dari berbagai hambatan.

Misalnya saja hambatan dari cuaca buruk, bencana alam, dan lain sebagainya.

Selain itu, ada elemen-elemen pada rumah yang harus sesuai dengan aturan adat. Contohnya penempatan pintu utama yang sesuai dengan arah terbitnya matahari.

Tujuan adanya aturan ini adalah agar penghuni rumah tetap waspada dan dapat segera berakttivitas di kala matahari sudah terbit.

Lalu ada aturan bahwa lokasi rumah-rumah di lingkungan masyarakat di sana harus saling berdekatan.

Tujuannya adalah untuk menjaga jalinan kekeluargaan dan dapat saling menjaga dan mengamankan.

Museum Rumah Kariwari

anjungan papua TMII

Nah, buat kamu yang penasaran dengan bentuk Rumah Kariwari, tak perlu jauh-jauh pergi ke Papua. Kamu juga bisa menjumpainya di Jakarta, loh.

Tepatnya di Anjungan Papua yang ada di Taman Mini Indonesia Indah atau terkenal dengan singkatan TMII.

Di Anjungan Papua ini, kamu tak hanya akan menjumpai replika Rumah Kariwari saja. Melainkan ada banyak replika rumah adat Papua lainnya.

Replika rumah adat di Anjungan Papua dirancang semirip mungkin dengan aslinya. Termasuk detail pintu, struktur bangunan, dan bahkan ornamen-ornamen yang ada di rumah adat yang asli.

Dan menariknya, lingkungan di sekitar replika rumah adat ini juga sangat mirip dengan lingkungan versi aslinya.

Misalnya saja ada Danau Sentani dan Teluk Yotefa. Lalu ada patung buaya air tawar, perahu suku asmat, hiu gergaji, dan flora dan fauna khas Sanau Sentani.

Masih di area Anjungan Papua, di salah satu sudutnya juga ada sebuah paviliun di mana kita bisa saksikan beragam pergelaran musik dan tarian tradisional khas Papua.

Acara pentas seni budaya ini rutin diselenggarakan dua minggu sekali. Nah, buat kamu yang berminat untuk menyaksikan gelaran seni ini, cek tanggalnya ya di situs resmi TMII, ya.

Tentu selain asik dan seru, menonton acara seni semacam ini juga dapat menambah wawasan baru tentang adat dan budaya Papua.

Cara ini juga menjadi upaya pelestarian yang pastinya juga disukai oleh anak-anak muda indonesia.

Itu dia pembahasan menarik mengenai Rumah Kariwari lengkap dengan makna filosofi, desain arsitektur, dan fungsi masing-masing ruangan yang ada di dalamnya.

Harapannya semoga informasi ini bisa menjadi referensi buat kamu yang sedang membutuhkan informasi terupdate tentang rumah adat asal papua ini.

Scroll to Top