Di Indonesia sendiri ada cukup banyak rumah adat yang merupakan hasil akulturasi budaya asing dengan budaya lokal. Salah satu contohnya adalah Rumah Arab Melayu di Jambi.
Rumah Adat Arab Melayu yang ada di Jambi ini dapat kita jumpai di Kelurahan Arab Melayu, Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi.
Penasaran seperti apa desain rumahnya? Apakah hasil akulturasinya mirip dengan rumah adat Jambi yang terkenal khas? Yuk dapatkan jawabannya dengan menyimak ulasan berikut ini.
Sekilas tentang Rumah Arab Melayu Jambi
Rumah Arab Melayu Jambi merupakan rumah adat dari Daerah Jambi yang eksis dari hasil akulturasi budaya Arab dan budaya lokal, yakni Melayu.
Konstruksinya berupa rumah panggung berbahan kayu dengan desain arsitektur sederhana namun terlihat nyaman.
Rumah-rumah dengan desain seperti ini masih bisa kita jumpai di pusat pemukiman masyarakat keturunan Arab dan Melayu.
Salah satunya di Kelurahan Arab Melayu yang ada di Kota Jambi. Pemukiman ini merupakan daerah hunian mayoritas muslimin di Kota Jambi.
Jika berkunjung ke sana, kita bisa dengan mudah menemui deretan rumah hasil campuran dua desain arsitektur Arab dan Melayu ini.
Asal Usul Rumah Arab Melayu Jambi
Berbicara soal sejarah atau asal usul kemunculan Rumah Arab Melayu Jambi, sebenarnya tak bisa lepas dari kegiatan perdagangan yang sangat ramai pada masa itu.
Seperti yang dikutip dari laman Wikipedia, Jambi merupakan salah satu kawasan yang ramai oleh para pedagang asing, termasuk para pedagang dari Arab.
Selain untuk berdagang, mereka juga datang ke Nusantara dengan tujuan untuk berdakwah alias menyebarkan agama Islam.
Dari sinilah kemudian banyak di antara mereka yang menetap cukup lama untuk kegiatan berdakwah hingga berakhir pada perkawinan.
Perkawinan antara para pedagang atau pendakwah ini dengan warga lokal Jambi ini kemudian menghasilkan keturunan Arab yang sebagian besar menempati Kelurahan Arab Melayu.
Hal ini dibuktikan dari banyaknya hunian-hunian lama yang sampai sekarang masih ditempati oleh keturunan dari pemilik rumah-rumah tersebut.
Salah satunya adalah Rumah Arab Melayu Jambi milik keluarga besar Husein Bin Syeh Aljufri yang kini berusia lebih dari 300 tahun.
Kini rumah tersebut sudah berstatus sebagai cagar budaya dan sudah sempat mengalami renovasi pada masa pemerintahan Gubernur Zulkifli Nurdin.
Ada juga Rumah Arab Melayu Jambi peninggalan Habib Husein Bin Baragbah, salah satu ulama terkenal pada masa itu.
Beliau pertama kali datang ke Jambi sekitar tahun 1139 dan menjadi orang pertama yang menginjakan kaki di Kelurahan Arab Melayu dan menetap di sana.
Ciri Khas Konstruksi Rumah Arab Melayu Jambi
Masing-masing rumah adat Indonesia tentunya memiliki ciri khas yang berbeda. Begitu pula dengan rumah adat Melayu ini.
berikut adalah penjelasan lengkap mengenai ciri-ciri khas rumah tersebut.
Tiang
Ciri khas yang bisa kita temukan dengan mudah adalah bagian tiang rumah. Tiang-tiang rumah ini berfungsi sebagai pondasi rumah panggung.
Sebagai pondasi, tentu harus kokoh dan juga awet alias tahan lama. meski hanya terbuat dari batang kayu, tiang-tiang pada rumah ini terbukti sangat kokoh.
Hebatnya lagi, sebagian besar tiang rumah ini masih dalam kondisi baik dan terawat.
Hanya beberapa saja yang mengalami pergantian saat pelaksanaan program renovasi berlangsung tahun 2014 lalu.
Kurang lebih ada sekitar 20 buah tiang kayu yang diganti dengan tiang kayu yang baru. Tiang-tiang pengganti ini berasal dari jenis kayu yang sama dan dalam bentuk yang sama.
Bentuknya sendiri berupa batang kayu berukuran besar dengan tinggi yang sama, yaitu sekitar dua meter.
Serambi
Area serambi atau ruang tamu di rumah ini cukup sederhana. Namun yang membuatnya terlihat menarik adalah hadirnya hiasan ukiran kayu dengan motif yang sangat indah.
Ukiran kayu tersebut dapat kita lihat di dinding bagian atas ruang tamu dan di bagian atas pintu bilik yang menghadap ke ruang tamu.
Bilik atau Kamar
Nah, di belakang ruang tamu, terdapat dua bilik atau kamar tidur yang masing-masing terletak di sisi kanan dan kiri.
Kamar di sisi kiri adalah kamar tidur untuk anak laki-laki yang belum menikah. Sedangkan kamar di sisi kanan adalah kamar tidur untuk anak perempuan yang sudah menikah.
Ruang Tengah
Di ruang tengah ini ada yang namanya ruang keluarga yang biasanya penuh dengan hiasan.
Ruang tengah ini juga mempunyai dua kamar tidur di mana salah satunya adalah kamar orang tua atau kamar untuk kepala keluarga.
Sementara untuk kamar yang satunya lagi, biasanya digunakan sebagai kamar tidur untuk anak anak lainnya yang belum menikah.
Jadi wajar jika rata-rata kamar anak gadis berada di dekat kamar orang tua.
Nah, di antara kedua kamar tersebut terdapat pelaminan. Namun sekarang pelaminan tersebut sudah tergantikan oleh meja, TV, guci, dan ornamen interior lainnya.
Oiya, berbicara soal ukuran kamar, ada beberapa kamar yang memiliki ukuran yang berbeda.
Ukuran kamar orang tua dan kamar anak yang sudah menikah biasanya lebih besar daripada ukuran kamar anak yang masih lajang.
Laren
Ruangan yang disebut Laren ini berfungsi sebagai tempat makan. Namun di beberapa rumah tertentu, di area laren ini biasanya juga memiliki satu tambahan ruangan lagi.
Ruangan tambahan ini digunakan sebagai kamar anak gadis yang memang umumnya sengaja diletakan di area belakang.
Ketentuan penempatan kamar anak gadis ini tentu ada tujuannya. Tujuannya adalah agar orang tua bisa lebih mudah mengawasi anak gadis mereka.
Garang
Posisi Garang ini berada paling belakang. Fungsinya adalah sebagai ruang dapur dan kamar mandi serta toilet.
Ruangannya cukup besar karena biasanya juga di dalamnya terdapat ruang penyimpanan bahan makanan dan peralatan memasak.
Tak hanya itu, terkadang di ruangan yang sama juga ada tempat tersendiri untuk keperluan penyimpanan hasil panen seperti beras.
Atap
Bentuk atap rumah ini sangat sederhana; hanya berupa atap yang mirip dengan atap rumah adat Jawa Joglo yang sangat terkenal.
Bubungan atapnya hanya satu dan tanpa hiasan apapun di bagian tepian puncaknya. Satu-satunya hiasan pada atap adalah Gigi Balang atau istilah umumnya adalah lisplang.
Hiasan lisplang pada rumah ini berwarna kuning terang dan terlihat sangat mencolok di antara susunan genteng tanah liat yang berwarna terakota.
Lisplang ini terpasang dengan sangat rapi di sepanjang tepian atap yang menghadap ke muka atau ke depan.
Dan tahukah kamu, Rumah Arab Melayu Jambi ini juga memiliki atap tambahan yang landai dan berbentuk persegi panjang.
Fungsi dari atap tambahan ini adalah sebagai naungan teras depan agar tidak terkena air hujan dan terik panas sinar matahari.
Teras Depan
Khusus bagian teras, areanya cukup luas dan biasanya sudah dilengkapi dengan satu atau dua kursi sederhana.
Di semua sisinya terpasang pagar kayu atau railing dengan hiasan ukiran yang berwarna putih.
Kemudian pada pagar yang menghadap muka, terdapat tangga utama yang berbahan kayu dengan anak tangga berjumlah tiga buah saja.
Tangga utama tersebut tidak memiliki railing atau fitur pegangan. Meski begitu, siapa pun dapat menaiki anak tangga dengan aman dan nyaman karena sudut kemiringannya cukup landai.
Lantai
Bagian lantai rumah berlapiskan papan-papan kayu yang terbuat dari jenis kayu yang berkualitas.
Susunan papan kayu pada lantai rumah ini memiliki ketebalan dan panjang yang seragam.
Jadi, saat sudah selesai terpasang, hasilnya rapi, rapat, dan juga rata permukaannya.
Dinding
Sama halnya dengan lantai, dinding rumah ini juga tersusun dari papan-papan kayu yang dipasang dengan posisi vertikal.
Hanya saja yang membuatnya berbeda adalah warnanya di mana dinding papan kayu tersebut bercat putih.
Kemudian dinding di sisi kanan dan kiri terdapat jendela kayu dengan instalasi teralis kayu di dalamnya. Teralis kayu ini berperan sebagai fitur pengaman sekaligus sebagai ornamen.
Kolam Wudhu
Seperti yang kita lihat pada gambar Rumah Arab Melayu Jambi di atas, terlihat seperti ada semacam kolam yang terletak di sisi kiri depan rumah.
Kolam ini dulunya digunakan sebagai tempat untuk mengambil wudhu sebelum berangkat ke masjid yang jaraknya cukup jauh.
Bagaimana, sangat menarik, bukan? Rumah adat hasil akulturasi ini sangat unik. Terutama dengan adanya kolam wudhu yang tidak dimiliki oleh rumah adat lainnya.
Keunikan lainnya terletak pada hiasan lisplang yang sekilas sangat mirip dengan hiasan Gigi Balang di rumah-rumah khas Betawi.
Itu dia ulasan lengkap seputar Rumah Arab Melayu Jambi. Harapannya informasi ini dapat membantu kita semua untuk mengenal satu lagi nama rumah adat daerah yang ada di Indonesia.
Dengan bertambahnya khazanah ilmu budaya kita, secara tidak langsung kita saat ini sedang membiarkannya terus eksis dan lestari.