Rumah Adat Ume Kbubu

Mungkin nama rumah adat Ume Kbubu cukup asing di telinga masyarakat kita karena tak banyak media yang membahasnya.

Namun rumah adat dari salah satu wilayah Indonesia Timur ini sangat unik dan menarik, loh. Rumah ini juga mempunyai makna filosofis yang sangat berarti.

Penasaran dengan makna filosofis di balik keunikan bentuknya? Simak terus ulasan lengkapnya di laman Rumah Adat Indonesia ini.

Sejarah Rumah Adat Ume Kbubu

Rumah Adat Ume Kbubu

Rumah adat Ume Kbubu berasal dari Nusa Tenggara Timur dan merupakan hunian Suku Dawan yang menempati wilayah Pulau Timor.

Secara bahasa, kata ume di sini berarti rumah, sedangkan kata kbubu punya arti bentuk bundar atau bulat. Jadi, jika digabungkan, Ume Kbubu berarti rumah berbentuk bulat.

Ya, benar, rumah adat Suku Dawan ini memang berbentuk bulat sederhana meski di bagian puncak atapnya meruncing menyerupai bentuk kerucut.

Namun di dalamnya terdapat tiga ruangan yang cukup luas lengkap dengan peran masing-masing.

Rumah unik ini juga terdiri dari tiga komponen utama, yakni dinding, atap, dan kolom.

Komponen atap pada rumah ini tersusun atas sembilan elemen yang terbuat dari material yang berbeda, dan pemasangan kesembilan elemen yang berbeda ini memiliki tujuan yang berbeda pula.

Kemudian pada bagian dinding rumah, dinding rumah ini terbuat dari bambu.

Penggunaan bambu pada dinding ini rupanya memiliki tujuan lain, yaitu sebagai media untuk mengikat dan juga menyambung alang-alang yang terpasang di atap rumah.

Struktur Bangunan Rumah Adat Ume Kbubu

Rumah Adat Ume Kbubu PDF

Rumah adat NTT ini mempunyai struktur bangunan yang terdiri dari atap, dinding, pintu, fondasi, dan kolom.

Atap

Rumah dengan fasad bawah berbentuk bulat ini memiliki ujung atap yang runcing, sehingga jika dilihat dari depan akan tampak seperti bangun kerucut.

Bagian atap ini berupa alang-alang yang tersusun berlapis-lapis dan sangat rapat. Atap ini terbentuk atas sembilan elemen, yakni:

  • Suaf atau Usuk
  • Lael atau Nok
  • Nono
  • Lote
  • Tanpani
  • Tfa
  • Penutup atap
  • Neto Bifo
  • Tobes

Dinding

Material dinding rumah ini adalah bambu yang dijepit oleh bambu lain atau kayu berbentuk bulat yang disebut Tanpani Nikit.

Tujuannya agar dinding rumah menjadi lebih kuat, terutama saat cuaca sedang buruk seperti hujan badai dan lain sebagainya.

Pintu

Pintu pada rumah adat ini hanya satu dan Suku Dawan menyebutnya dengan nama Eno atau Nesu.

Masyarakat sana juga memiliki aturan bahwa pintu pada rumah Ume Kbubu wajib menghadap Timur atau posisi Matahari terbit.

Menariknya lagi, pintu rumah ini dibuat dengan posisi rendah, sehingga untuk dapat memasukinya, kita harus menundukan kepala dengan posisi badan membungkuk.

Kolom dan Pondasi

Rumah Ume Kbubu mempunyai pondasi yang disebut Baki yang mana pondasi ini berupa susunan batu dengan pola melingkar.

Batu-batu ini berfungsi untuk menahan dinding agar dinding rumah tidak langsung bersentuhan dengan tanah.

Selain itu, pondasi batu ini juga efektif sebagai penahan air selama musim hujan, sehingga air tidak akan masuk ke dalam rumah.

Nah, tiang atau kolom pada rumah ini juga terdiri dari beberapa jenis, yaitu tiang induk yang disebut Ni Enaf, tiang anak atau Ni Ana, dan tiang depan atau Ni Maun Nine.

Pembagian Ruangan pada Rumah Adat Ume Kbubu

Ume Kbubu

Jika kamu memasuki bagian interior rumah adat NTT ini, di dalamnya terdapat beberapa ruangan terpisah dengan nama yang berbeda-beda. Berikut nama dan penjelasannya.

Tunaf

Ruangan dengan nama Tunaf ini merupakan ruangan khusus untuk memasak hidangan. Tunaf ini selalu berada di area paling belakang dengan tujuan agar tidak membelakangi Ni Baki.

Ni Baki adalah sebuah altar batu suci yang berperan sebagai meja untuk meletakan sesaji atau persembahan.

Altar ini penting karena masyarakat setempat masih percaya bahwa arwah leluhur aktif berperan dalam mempersiapkan sesaji, sehingga pandangan para leluhur ini tidak boleh tertutup.

Hala

Ruangan ini berfungsi sebagai tempat istirahat. Letaknya di sisi kiri atau kanan, dan ruangan ini akan berubah fungsi sebagai tempat duduk pengantin saat sedang ada penyelenggaraan pernikahan.

Hala ini sangat sederhana dan seringnya hanya berupa ruang kosong tanpa adanya tambahan furniture apapun.

Namun seiring berkembangnya zaman, ada beberapa rumah adat Ume Kbubu tertentu yang sudah lengkap dengan furniture sederhana sebagai pelengkap ruangan.

Area Ritual Adat

Khusus area ritual adat, biasanya area ini terletak tepat di bagian tengah rumah dengan batu suci sebagai pusatnya.

Batu suci di rumah ini akan diletakan di bawah Ni Enaf atau tiang induk rumah ini.

Posisi tengah ini sangat penting karena posisi yang disebut oleh Suku Dawan ini dengan istilah Tnana’ ini merupakan simbol hati yang murni, satu, dan tidak bercabang.

Maun Nine

Ini adalah teras rumah yang terletak di depan rumah. Area teras ini tersusun atas empat buah tiang penopang yang disebut Ni Maun Nine.

Jika kamu amati dengan seksama, tiang-tiang ini tampak indah dengan adanya ornamen ukiran yang juga menjadi penanda rumah adat ini.

Hau Monef

Ini adalah penanda area luar pada rumah adat Ume Kbubu. Penanda ini terletak di depan rumah dan menjadi tempat berkumpulnya anggota keluarga sebelum diadakan upacara adat.

Hau Monef ini rupanya juga merupakan simbol laki-laki yang bertugas untuk melindungi Ni Enaf yang tak lain adalah simbol perempuan.

Makna Filosofis Rumah Adat Ume Kbubu

Ume Kbubu NTT

Tata ruang dan juga pemilihan material pada rumah tentu tak sembarangan. Sebab, semua elemen pada rumah adat Suku Dawan ini mengandung makna filosofis yang dalam bagi mereka.

Makna ini ada kaitanya dengan gambaran cara hidup dan kepercayaan Suku Dawan.

Rumah Ume Kbubu yang memiliki sekat menandakan adanya pembagian ruangan. Nah, pembagian ini menyimbolkan pengaturan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini juga berlaku di kehidupan sosial yang lebih luas, terutama yang menyangkut status sosial, peran sosial, hingga relasi gender.

Area Timur rumah juga menjadi simbol laki-laki sehingga hanya ayah dan anak laki-laki saja yang boleh menempati sisi Timur ini.

Lain lagi dengan ibu dan anak perempuan yang lebih banyak habiskan waktu mereka di area belakang rumah, tepatnya di area memasak.

Sedangkan anak-anak hanya boleh berada di area netral terhadap klasifikasi pembagian area berdasarkan gender di atas.

Perbedaan peran gender ini juga sangat kentara dari perbedaan posisi Nesu di mana Nesu milik perempuan berada di posisi yang rendah.

Posisi Nesu yang rendah ini membuat siapapun yang akan memasuki Ume Kbubu harus menundukan kepala.

Kepala menunduk ini adalah lambang sikap penghormatan kepada perempuan Suku Dawan.

Fungsi Ume Kbubu sebagai tempat penyimpanan hasil panen juga merupakan simbol bahwa tubuh perempuan adalah sumber makanan.

Itu dia ulasan yang sangat menarik dan informatif seputar rumah adat Ume Kbubu yang merupakan salah satu rumah adat NTT.

Selain dapat menambah wawasan baru buat kamu, kamu juga jadi lebih mengenal rumah adat dari NTT yang terkenal dengan keunikan dan juga kaya akan makna di tiap elemennya.

Dan jika berkesempatan ke sana, silakan kunjungi pusat pemukiman Suku Dawan yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan saksikan langsung keunikan rumah adat ini.