Rumah adat di Lampung rupanya tak melulu berfungsi sebagai hunian saja, loh. tapi ada beberapa bangunan rumah seperti rumah adat Sapeu yang biasa ada di ladang atau kebun.
Bangunan rumah mungil ini dibangun bukan sebagai hunian permanen. Melainkan sebuah hunian sementara selama musim panen.
Lantas, apa bedanya rumah ini dengan rumah adat Lampung lainnya yang rata-rata masyarakat gunakan untuk tempat tinggal? Ikuti pembahasan lengkapnya berikut.
Sekilas tentang Rumah Adat Sapeu
Rumah Adat Sapeu adalah sebuah rumah adat yang berasal dari Lampung yang berupa rumah panggung berbentuk persegi sederhana dan bermaterial kayu.
Bangunan rumah ini hanya ada di area ladang atau kebun karena si pemilik menggunakannya sebagai hunian sementara selama musim panen.
Ya, memang benar bahwa fungsi utama rumah ini adalah sebagai tempat untuk menjaga hasil panen.
Meski hanya sebagai hunian sementara, rumah kayu mungil ini tetap terdiri dari ruangan-ruangan dengan fungsi lengkap.
Seperti serambi depan, ruangan utama, dan juga dapur yang cukup luas layaknya hunian permanen.
Untuk menghindari ancaman serangan binatang, masyarakat Lampung membangun Sapeu atau Anjung ini dengan model rumah panggung sederhana.
Materialnya dari seratus persen kayu dan konstruksinya tersusun dari dinding penuh, tangga, atap, lantai, dan tempat untuk membasuh kaki.
Struktur Rumah Adat Sapeu
Rumah sementara khas Lampung ini memang mungil, namun tersusun oleh struktur-struktur lengkap seperti rumah tinggal pada umumnya.
Bangunan tersebut memiliki tiang pondasi yang kuat, dinding penuh, atap, lantai, tangga utama, dan bahkan tempat khusus untuk membasuh kaki.
Nah, agar kamu punya gambaran yang lebih jelas lagi, ada baiknya simak terus pembahasan tiap struktur berikut ini.
Tiang
Karena mengusung ide desain rumah panggung, pastinya ada tiang-tiang yang menopang badan rumah ini.
Tiang pada rumah ini memiliki tinggi yang umum sering kita jumpai di sebagian besar tiang rumah adat Sumatera pada umumnya.
Tepatnya setinggi kurang lebih dua meter dari tanah. Struktur tiangnya juga sangat kuat meskipun hanya terbuat dari bahan kayu.
Untuk mempertahankan posisi fasad rumah agar tetap bisa berdiri kokoh, terdapat empat hingga enam buah tiang yang menyangganya.
Formasi pemasangan tiangnya adalah empat buah tiang di keempat sudut rumah dan masing-masing satu tiang di tengah bagian depan dan belakang.
Tiang-tiang ini berupa batang kayu berukuran sedang yang pemasangannya ditancapkan langsung ke dalam tanah.
Badan Rumah
Bagian struktur rumah ini adalah yang paling lengkap karena terdiri dari beberapa struktur lainnya. Termasuk dinding, lantai, dan pintu utama.
Kita bahas bagian dinding terlebih dahulu. Dinding pada rumah ini sudah berupa dinding penuh yang menutup interior rumah.
Namun ada pula rumah Sapeu yang bagian dindingnya tidak tertutup penuh. Biasanya area yang tidak tertutup oleh dinding adalah area teratas yang dekat dengan bubungan atap.
Area tak berdinding ini berfungsi mirip dengan regangan yang menjadi area untuk keluar masuknya udara.
Masih terkait dengan dinding, material dinding pada rumah mungil ini ada yang berupa papan kayu dan ada juga berupa anyaman bambu yang terpasang sejajar dan teratur.
Agar panel dinding tetap berdiri, wajib ada rangka dinding yang terbuat dari bilahan kayu atau bambu.
Struktur badan rumah selanjutnya ada lantai yang materialnya adalah papan kayu atau anyaman bambu seperti material pada dinding.
Namun rangka lantainya harus lebih kokoh dari rangka lantai dinding karena akan menopang berat dan pijakan kaki dari orang yang memasuki interior rumah.
Oleh karenanya, rangka lantai pada rumah ini sebaiknya terbuat dari material kayu yang lebih kuat dan harus terpasang dengan dua formasi.Tepatnya formasi membujur dan melintang.
Tangga
Model tangga rumah adat Sapeu ini juga sangat sederhana. Modelnya mirip dengan model tangga sender. Tingginya juga menyesuaikan tinggi kolong rumah. Demikian juga dengan jumlah anak tangganya.
Di dekat tangga, ada tempat khusus yang berisi air. Gunanya adalah untuk membersihkan kaki sebelum masuk ke dalam rumah.
Atap
Struktur yang terakhir adalah atap rumah yang juga tak kalah simpel. Bentuk atapnya menyerupai model atap pelana, namun ada tambahan penutup atap di sisi kiri rumah.
Material atap rumah ini biasanya dari dedaunan atau jerami kering. Namun seiring dengan majunya zaman, kini sudah banyak rumah Sapeu yang beratapkan seng atau bahkan genteng.
Pembagian Ruangan pada Rumah Adat Sapeu
Meski sederhana, rumah adat Sapeu atau Anjung ini memiliki ruangan utama, dapur, dan serambi. Masing-masing ruangan memang tak besar, namun cukup nyaman untuk dihuni.
Serambi atau Teras
Ada teras kecil yang terletak di depan Sapeu. Area teras ini biasanya menyatu dengan area pematang sawah atau kebun yang biasa menjadi akses jalan menuju rumah.
Teras atau serambi ini terlihat masih menjadi bagian yang ternaungi oleh atap. Jadi masih aman bila digunakan untuk berteduh apabila area dalam rumah telah penuh.
Ruang Utama
Bagian ruang utama ini adalah ruangan yang paling luas dan seringkali dimanfaatkan untuk beristirahat atau tidur bagi pemiliknya.
Di dalam ruangan utama ini berisi perlengkapan tidur sederhana atau hanya sebatas tikar saja.
Namun ada juga pemilik rumah yang melengkapi ruangan utama ini dengan bantal atau kain sebagai pengganti selimut.
Dapur
Ruangan yang terakhir adalah ruangan khusus yang berfungsi sebagai dapur. Letak ruangan dapur ini berada paling belakang dan terkadang ada yang letaknya terpisah dari bangunan utama.
Bila memasuki ruangan ini, kamu akan menemui sejumlah peralatan masak dan juga perapian. Perapian di sini berupa perapian tradisional yang terbuat dari tanah liat ataupun batu bata biasa.
Fungsi Rumah Adat Sapeu
Secara garis beras, rumah adat Sapeu memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai tempat tinggal sementara, tempat penyimpanan hasil panen, dan tempat perlindungan dari hewan saat di ladang.
Tempat Tinggal Sementara
Salah satu fungsi Sapeu adalah sebagai tempat tinggal sementara selama musim panen tiba.
Dengan membangun rumah kecil ini, pemilik ladang tidak perlu habiskan tenaga dan biaya hanya untuk berpindah tempat dari ladang ke rumah dan sebaliknya.
Oleh karenanya, untuk mendukung kenyamanan, rumah ini terhitung lengkap layaknya rumah biasa.
Misalnya saja ada dapur dan ruang istirahat yang bisa dimanfaatkan oleh pemilik untuk beristirahat di sela-sela kesibukan memanen.
Tempat Penyimpanan Hasil Panen
Fungsi lain dari Sapeu selain sebagai tempat tinggal sementara adalah sebagai tempat penyimpanan hasil panen.
Hasil panen dari ladang nantinya akan disimpan ke dalam rumah ini agar aman dari aksi pencurian dan juga cuaca buruk.
Tempat Berlindung dari Hewan saat Musim Panen
Sapeu juga berfungsi sebagai tempat berlindung dari ancaman hewan di ladang selama musim panen.
Sudah menjadi suatu hal yang biasa adanya ancaman binatang buas yang kerap memasuki area ladang.
Namun berkat adanya rumah ini, pemilik ladang tak perlu merasa khawatir karena bisa berlindung di dalamnya.
Itu dia sedikit pembahasan yang sangat menarik seputar rumah adat Sapeu, salah satu rumah adat Indonesia dengan fungsi yang berbeda dari rumah adat pada umumnya.
Semoga informasi ini dapat menambah pengetahuan baru terutama yang ada kaitanya dengan budaya dan warisan nenek moyang kita.
Dengan bekal pengetahuan baru ini, harapannya kita sebagai generasi muda akan bisa lebih mengenal dan bangga dengan warisan nenek moyang kita ini.
Akan lebih baik lagi jika kita bantu lestarikannya dengan memperkenalkan rumah adat yang kita punya kepada keturunan kita.