Mungkin bagi sebagian besar masyarakat Jateng asing dengan rumah Panggang Pe. Ya, rumah adat yang satu ini memang jarang terdengar karena kalah populer dengan rumah adat Jawa Tengah Joglo dan lainnya.
Meski begitu, rumah adat ini sebenarnya sangat unik, baik dari arsitektur, fungsi, dan bahkan variasi bentuknya.
Kamu pasti penasaran kan dengan keunikan dari rumah yang namanya juga unik ini? Daripada terus penasaran, lebih baik simak dulu penjelasannya berikut ini.
Sejarah Rumah Panggang Pe
Rumah Panggang Pe adalah rumah adat Jawa Tengah yang memiliki sebutan lain, yaitu Rumah Cakrik.
Secara bahasa, nama rumah ini sendiri berasal dari dua kata Bahasa Jawa, yakni panggang dan ape yang memiliki makna jemur.
Rupanya asal muasal penamaan ini bermula dari penggunaan sebuah bangunan rumah yang berfungsi secara khusus untuk menjemur komoditas pertanian.
Komoditas pertanian yang dimaksud adalah ketela atau singkong, gabah, hingga daun teh segar.
Hasil pertanian yang sudah kering nantinya akan kembali mengalami pemrosesan hingga menjadi produk setengah jadi atau produk jadi.
Sayangnya keberadaan rumah adat yang satu ini kan waktu kian berkurang karena beberapa faktor.
Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah karena berkurangnya fungsi di mana di era serba modern ini, jarang adanya kegiatan penjemuran aneka komoditas pertanian.
Desain Arsitektur Rumah Adat Panggang Pe
Jika kita bandingkan dengan rumah adat Jawa Tengah lainnya, desain arsitektur rumah adat yang satu ini jauh sangat sederhana.
Bahkan bisa kita katakan bahwa desain rumah ini adalah yang paling sederhana. Sebab, strukturnya hanya berupa konstruksi basis saja.
Konstruksi basis di sini meliputi tiang-tiang, dinding, lantai, dan juga atap. Model rumah Panggang Pe ini juga berupa rumah tapak, bukan tipe rumah panggung.
Dan soal pondasi dasar, bentuknya persegi atau bujur sangkar yang sederhana. Rumah dengan model denah berbentuk persegi biasanya juga akan memiliki atap berbentuk limasan.
Struktur Rumah Panggang Pe
Rumah khas Jateng ini tersusun atas banyak bagian struktur yang kemudian membentuk sebuah konstruksi bangunan yang utuh. Berikut adalah macam-macam struktur dan penjelasannya.
Tiang
Struktur tiang pada rumah adat Jateng ini berjumlah empat hingga enam buah. Dan tiang-tiang ini adalah tiang utama atau masyarakat Jawa menyebutnya Saka.
Fungsi tiang-tiang ini adalah sebagai elemen penopang bagian atas rumah, alias bagian atap rumah.
Uniknya lagi, pemasangan tiang-tiang tersebut terbagi menjadi dua, yaitu separuh terpasang di sisi depan dan sisanya terpasang di sisi belakang rumah.
Nah, tiang-tiang yang terpasang di sisi belakang rumah biasanya lebih panjang karena struktur atap pada bagian belakang rumah umumnya dibuat lebih tinggi.
Sebaliknya, tiang-tiang pada area depan rumah dibuat lebih pendek karena posisi atap bagian depan memang dibuat lebih rendah.
Jadi, jika kita lihat dari sisi samping, keseluruhan penutup atap pada rumah ini tampak miring dengan posisi bagian belakang lebih tinggi daripada sisi depan rumah.
Hal ini bertujuan untuk memperlancar aliran air hujan sehingga atap akan mudah dan cepat kering.
Segmen Ruangan
Jika rumah-rumah pada umumnya terdiri dari beberapa segmen ruangan dengan fungsi yang berbeda, tapi tidak dengan rumah yang satu ini.
Rumah unik ini hanya memiliki satu segmen ruang. Saking kosongnya, tiang-tiangnya terlihat dengan sangat jelas dan bahkan tampak menjadi elemen yang mendominasi.
Dinding
Nah, struktur dinding pada rumah ini sifatnya opsional. Artinya, ada yang tanpa dinding dan ada juga yang berdinding.
Ada atau tidak adanya dinding juga biasanya akan menyesuaikan dengan kebutuhan.
Demikian juga dengan material dindingnya yang mana rata-rata material dinding untuk rumah ini berasal dari material yang sederhana dan mudah didapatkan.
Misalnya, orang zaman dahulu menggunakan anyaman bambu untuk dinding rumah ini.
Lain lagi dengan zaman sekarang di mana ada begitu banyak pilihan produk dinding yang ringan, murah, dan tetap berkualitas.
Lantai
Sama dengan dinding, lantai pada rumah ini juga sederhana. Bahkan rata-rata rumah Panggang Pe pada zaman kakek nenek kita dulu hanya berlantaikan tanah.
Atau, hanya tumpukan batu atau kerikil agar tidak mudah basah selama musim hujan.
Namun kondisinya berbeda di zaman sekarang ini yang mana sebagian besar lantai pada rumah Panggang Pe ini minimal sudah berlapiskan semen halus.
Bahkan menariknya lagi ada sebagian lainnya yang sudah berlantaikan keramik atau minimal ubin.
Biasanya rumah Panggang Pe yang sudah berlantai keramik atau ubin memiliki keseluruhan konstruksi yang modern.
Misalnya rangka dan penutup atapnya adalah baja ringan dan dindingnya adalah tembok yang tersusun atas batu bata atau batako yang dilapisi dengan adukan semen.
Atap
Sebelum membahas model atap rumah Panggang Pe, ada satu elemen yang tak biasa ada di sebuah bangunan rumah. Elemen tersebut adalah panel-panel kayu yang saling terhubung dengan semua tiang.
Panel-panel kayu ini membentuk persegi dengan luas yang sama dengan denah pondasi rumah. Biasanya panel-panel kayu ini tersusun dua tingkat.
Tujuan adanya panel kayu berbentuk persegi yang ada di bawah penutup atap rumah Panggang Pe ini adalah sebagai media untuk memasang dinding rumah.
Kemudian atap pada rumah ini berbentuk limas dengan salah satu sisinya lebih rendah dan lebih miring daripada sisi lainnya.
Bentuk atap yang semacam ini telah menyesuaikan dengan tinggi tiang bagian belakang yang dibuat lebih tinggi daripada tiang di sisi depan.
Perbedaan tinggi pada tiang ini tak hanya berdampak pada perbedaaan derajat kemiringan pada atap. Tetapi juga berpengaruh pada lebar penutup atap.
Jika melihat gambar rumah adat Panggang Pe yang berasal dari Jateng di atas, terlihat jelas bahwa penutup atap depan lebih lebar daripada penutup atap belakang.
Ragam Jenis Bentuk Rumah Panggang Pe
Memang benar bahwa rumah ini mengusung desain yang sangat sederhana. Meski demikian, rumah ini cukup beragam bentuknya. Keberagaman bentuk inilah yang membuat rumah ini tampak khas.
Penasaran seperti apa ragam bentuknya? Berikut penjelasan detailnya.
Panggang Pe Pokok
Varian yang satu ini adalah varian rumah yang paling dasar, terutama bentuknya yang hanya berupa bentuk persegi dengan empat buah tiang utama.
Biasanya varian rumah ini bisa kita jumpai di perkampungan-perkampungan yang jauh dari area kota.
Rumah Panggang Pe Gedhang Selirang
Nah, varian ini merupakan gabungan dari dua bangunan rumah Panggang Pe. Namun salah satunya dibangun dengan ukuran konstruksi yang lebih besar dan lebih tinggi dari yang satunya lagi.
Proses pembangunannya juga bertahap. Konstruksi rumah yang lebih tinggi dibangun terlebih dahulu, baru kemudian konstruksi kedua yang hanya memiliki satu tiang penyangga.
Rumah Panggang Pe Empyak Setangkep
Varian ini sebenarnya mirip dengan Gedhang Salirang. Yang membuatnya berbeda adalah ukuran masing-masing bangunannya.
Jika Gedhang Salirang memiliki ukuran dan tinggi bangunan yang berbeda, lain hal dengan varian Gedhang Setangkep yang kedua bangunannya berukuran sama persis.
Cara membangunnya pun unik, yaitu kedua fasad dibangun saling berhadapan dan saling berdekatan.
Kemudian digabungkan dan dikuatkan dengan dukungan tiang penyangga. Jika kita lihat dari jauh, atap pada varian rumah ini tampak menyatu.
Rumah Panggang Pe Gedhang Setangkep
Ada juga varian rumah Panggang Pe Gedhang Setangkep yang mana varian ini merupakan gabungan dari dua rumah Panggang Pe Gedhang Salirang.
Cara membuatnya sama persis dengan cara membuat rumah Panggang Pe Empyak Setangkep.
Rumah Panggang Pe Cere Gancet
Sebenarnya varian yang satu ini sama dengan varian Gedhang Setangkep. Yang membedakannya adalah bagian yang disatukan pada varian ini bukan bagian depan rumah.
Melainkan bagian yang disatukan adalah bagian belakang dari kedua rumah. Dengan kata lain, bentuk bangunannya seperti bentuk dua bangunan rumah yang saling memunggungi.
Rumah Panggang Pe Trajumas
Nah, varian ini adalah varian yang paling unik karena struktur tiang penyangganya hanya berjumlah tiga buah saja. Tiang yang hanya berjumlah tiga buah dalam Bahasa Jawa disebut Pengeret.
Hal ini sungguh berbeda dengan rumah Panggang Pe pada umumnya yang jumlah tiang penyangganya lebih dari tiga.
Rumah Panggang Pe Barengan
Sesuai dengan namanya, varian ini berupa sederet rumah Panggang Pe yang dibangun secara rapi dan teratur.
Jadi, masing-masing unit berdiri sendiri namun dibuat dalam posisi berderet dengan rumah-rumah serupa lainnya.
Demikian penjelasan detail seputar rumah Panggang Pe asal Jawa Tengah.
Kamu bisa mengetahui informasi seputar rumah adat Indonesia lainnya di buku, situs, ataupun papan informasi yang ada di museum-museum khusus.
Dengan mengetahui adanya rumah adat ini, wawasan kita akan terusbertambah.
Selain itu, kita juga bisa lebih mengenal lebih dalam lagi akan salah satu warisan budaya nenek moyang kita.