Lamban Pesagi

Barangkali dalam waktu dekat ada rencana liburan ke Lampung, jangan lupa sempatkan sejenak untuk mengunjungi situs budaya rumah adat Lamban Pesagi.

Sekitar tahun 2014 lalu, rumah adat Lampung Lamban Pesagi ini resmi menjadi warisan budaya tak benda di kategori Arsitektur Tradisional.

Lalu apa daya tariknya? Berikut penjelasan lengkapnya buat kamu yang penasaran dengan rumah adat asal Lampung yang satu ini.

Sejarah tentang Rumah Adat Lamban Pesagi

Lamban Pesagi adalah

Rumah Lamban Pesagi berasal dari Lampung Barat. Dari aspek bahasa, Lamban Pesagi ini berasal dari kata lamban yang berarti rumah dan pesagi yang berarti persegi.

Dari arti kata di atas sudah jelas bahwa rumah adat ini memiliki bentuk pondasi segi empat. Mungkin dari segi bentuk pondasi, pondasi rumah ini masih sangat umum.

Namun sebenarnya ada sejumlah keunikan yang bisa kamu temukan di rumah adat yang satu ini.

Salah satunya adalah gaya arsitekturnya yang tertutup. Bahkan kamu tidak akan menemukan area serambi terbuka layaknya rumah-rumah pada umumnya.

Hal ini terjadi karena faktor lokasi di mana rumah adat ini dibangun. Sekedar info saja bahwa rata-rata rumah adat ini banyak dijumpai di Desa Kenali.

Desa tersebut adalah salah satu desa subur di Kecamatan Belalau, yang juga merupakan bagian dari wilayah Gunung Pesagi.

Karena rata-rata suhu udara di wilayah pegunungan relatif dingin, maka wajar jika hunian-hunian warga setempat serba tertutup. Seperti rumah Lamban Pesagi ini.

Bentuk Bangunan Rumah Lamban Pesagi

gambar Lamban Pesagi

Dari gambar Lamban Pesagi di atas, kamu bisa melihat dengan jelas detail bentuknya, mulai dari atap hingga bagian bawah rumah.

Agar lebih detail lagi, berikut adalah penjelasan detail tentang bentuk untuk masing-masing struktur rumah ini.

Bentuk Rumah

Mengutip pernyataan dari Herry Wiryono, peneliti dari BPNB Jawa Barat, Lamban Pesagi ini merupakan rumah tradisional dengan model rumah panggung.

Material utamanya adalah kayu dan ijuk yang mana kedua material ini memang sangat efektif untuk menghalau hawa dingin.

Tiang Penyangga

Sebagai rumah panggung, tentu rumah ini dapat berdiri kokoh dengan adanya tiang-tiang penyangga. Tiang-tiang penyangganya sendiri terbuat dari kayu.

Jumlah tiang-tiang penyangga ini sekitar 4 hingga 5 buah, tergantung seberapa besar denah rumah.

Bagian kaki-kaki tiang terdapat semacam pondasi dari batu agar lebih kuat, tahan lama, dan stabil menancap ke dalam tanah.

Tiang-tiang kayu ini berbentuk balok, bukan berupa kayu gelondongan atau kayu yang berbentuk gilig.

Kemudian di atas tiang-tiang penyangga ini terdapat kayu-kayu gelondongan yang terpasang secara membujur. Jumlahnya sekitar 4 hingga 5 buah dengan jarak yang teratur.

Lalu di atas kayu-kayu tersebut terdapat deretan bambu utuh yang terpasang dengan posisi melintang.

Jumlah bambu lebih banyak dan terpasang dengan formasi lebih rapat sebagai alas lantai rumah nantinya.

Lantai

Bagian lantai rumah tampak sederhana dengan lantai bermaterial bambu atau kayu. Untuk lantai bambu, biasanya hanya berupa anyaman bambu dengan permukaan yang sudah dihaluskan.

Sedangkan jika berupa lantai kayu, masyarakat setempat menggunakan papan-papan kayu.

Atap

Rumah adat ini mengadopsi bentuk atap perisai dengan dukungan teritis panjang yang bentuknya pelana.

Teritis ini berfungsi sebagai kanopi yang terpasang di area atas pintu utama. Untuk menopangnya, ada yang namanya komponen konsol yang dipasang dengan posisi miring.

Meski terpasang miring, panjang konsol ini wajib menyentuh lantai rumah agar dapat menopang komponen teritis dengan kuat dan stabil.

Tangga

Tepat di depan pintu utama, kamu akan menemukan tangga utama dari papan kayu yang kokoh. Di sampingnya terdapat railing sederhana sebagai fitur pengamannya.

Mengenai jumlah anak tangga, tidak ada ketentuan jumlah anak tangga pada rumah adat ini.

Namun masyarakat setempat percaya bahwa jumlah anak tangga yang ganjil mampu menyesatkan roh jahat yang hendak masuk ke dalam rumah.

Dinding

Ada yang unik terkait dengan dinding rumah ini, terutama pada teknik pemasangannya. Dinding pada rumah adat terpasang dalam posisi sedikit miring atau menjorok keluar.

Formasi ini tetap aman berkat adanya balok-balok kayu yang menopangnya dengan baik.

Dinding rumah juga sepenuhnya menutupi interior rumah untuk mencegah hawa dingin masuk ke dalam rumah.

Hanya ada sedikit bukaan saja seperti jendela yang terpasang di salah satu sisi dinding rumah.

Kolong Rumah

Area kolong rumah setinggi satu hingga satu setengah meter ini masyarakat manfaatkan sebagai kandang ternak.

Namun ada juga sebagian masyarakat yang menggunakan area kolong rumah panggung mereka untuk penyimpanan peralatan pertanian, perkebunan, dan hasil panen.

Bagian-bagian pada Rumah Lamban Pesagi

sejarah Lamban Pesagi

Bagian interior rumah adat Lamban Pesagi Lampung Barat ini terdiri dari beberapa ruangan dengan fungsi masing-masing.

Seperti Anjung-Anjung atau serambi depan yang menjadi tempat khusus untuk menerima kedatangan tamu.

Lalu ada serambi tengah di mana para kerabat laki-laki akan berkumpul. Ke belakang lagi ada yang namanya Lapang Agung, yakni tempat berkumpulnya kerabat perempuan.

Kebik Kerumpu atau Kebik Temen adalah ruangan berikutnya yang fungsinya sebagai kamar untuk anak sulung.

Sedangkan kamar untuk anak kedua dinamakan Kebik Rangek. Selain itu, ada juga Kebik Tengah yang tak lain adalah kamar tidur untuk anak ketiga.

Di luar rumah, kamu akan menjumpai Lawang Kuri alias gapura rumah. Usai memasuki Lawang Kuri, kamu nantinya akan menuju Pusiban untuk melapor.

Setelah selesai melapor sebagai tamu, selanjutnya kamu akan menaiki Geladak alias tangga yang akan membawa kamu ke Anjung-Anjung.

Keunikan Rumah Lamban Pesagi

rumah Lamban Pesagi berasal dari

Tahukah kamu bahwa ada sejumlah fakta menarik seputar rumah adat yang sekarang kita bahas ini, seperti fakta-fakta menarik yang akan kita bahas berikut ini.

Tipe Rumah

Salah satu fakta menarik tersebut adalah bahwa rumah adat ini ada dua tipe. Kedua tipe tersebut adalah rumah untuk kalangan bangsawan dan rumah untuk rakyat biasa.

Sebenarnya jika dari bentuk, kedua tipe tersebut kurang lebih hampir sama. Perbedaannya ada pada tambahan denah ruang dan adanya hiasan yang bernama Pangguk.

Hiasan Pangguk ini terpasang di bagian depan luar rumah sebagai penanda bahwa pemilik rumah tersebut adalah dari kalangan bangsawan.

Makna Jumlah Anak Tangga

Pemilihan jumlah anak tangga yang ganjil juga terdengar cukup unik. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat setempat yang masih diyakini hingga saat ini.

Konon dengan memasang anak tangga berjumlah ganjil, akan mampu menyesatkans roh-roh jahat yang berniat masuk ke dalam rumah.

Masih seputar tangga utama, masyarakat setempat juga meyakini bahwa tingkatan pada anak tangga melambangkan tahapan kehidupan manusia.

Letak Pintu Utama

Pintu utama rumah adat ini hanya ada satu dan tidak terletak di muka atau bagian terdepan rumah.

Melainkan pintu utama ini terletak di samping belakang rumah. Peletakan pintu di area belakang rumah ini terkesan tersembunyi.

Hal ini tentu ada sebabnya, yakni pada zaman dahulu, pintu utama dipasang di belakang rumah bertujuan untuk keamanan logistik.

Perbedaan Ruang Tamu

Di rumah ini ada satu ruangan yang disebut Sekhudu atau beranda yang fungsinya untuk menerima tamu pada saat upacara-upacara adat.

Lalu ada ruangan yang bernama Lapang Luwakh yang perannya sama seperti ruang keluarga di sebuah rumah modern.

Nah, Lawang Luwakh ini akan digunakan secara khusus untuk menerima kedatangan bangsawan saat pemilik rumah adakan suatu acara.

Makna Kamar Anak Laki-Laki

Kamar anak-anak di rumah adat ini bernama Kebik dan jenisnya cukup beragam, menyesuaikan urutan kelahiran masing-masing anak.

Namun untuk peletakan Kebik, tentu ada aturannya. Misalnya, untuk anak laki-laki sulung yang sudah menikah wajib menempati Kebik sebelah kiri.

Namun jika anak laki-laki sulung ini belum menikah, Kebik tersebut akan ditempati oleh pihak orang tua.

Sementara untuk anak laki-laki kedua yang masih lajang, akan menempati Kebik yang ada di sebelah kanan.

Namun jika ia sudah menikah, ia wajib menempati rumah baru bersama istri dan keluarga kecilmya kelak.

Bagaimana, unik sekali, bukan? Rumah Lamban Pesagi ini memang sangat menarik untuk menjadi sebuah pembahasan yang mendidik.

Apalagi jika kita kupas bagian arsitektur dan juga fakta-fakta menarik yang ada di dalamnya. Imbasnya, kita akan mendapatkan banyak wawasan baru mengenai rumah adat masyarakat Lampung Barat ini.

Dan kita juga bisa membagikannya kepada orang-orang terdekat yang mungkin secara kebetulan sedang memerlukan informasi terkait dengan rumah adat ini.

Atau jika tidak, kita bisa menyimpannya sebagai pengetahuan dasar baru yang kita miliki saat ini.

Nah, buat kamu yang mungkin memerlukan informasi mengenai rumah adat Indonesia, silakan bisa mencarinya di buku atau sumber online seperti website-website tertentu.

Pastikan sumber yang kamu gunakan adalah referensi yang valid dan aktual agar wawasan yang kamu dapatkan juga benar.