Imah Badak Heuay

Siapa yang tak kenal dengan Suku Sunda yang memiliki budaya yang terdiri dari norma adat, tarian, pakaian, hingga rumah ada seperti Imah Badak Heuay.

Imah Badak Heuay ini hanya salah satu dari beberapa nama rumah adat Jawa Barat yang terkenal. Seperti apa bentuknya dan ada ruangan apa saja di dalamnya?

Kamu akan dapatkan info lengkapnya di Rumah Adat Indonesia yang juga akan membahas sedikit seputar makna filosofis di balik keunikan rumah adat Suku Sunda yang satu ini.

Sekilas tentang Imah Badak Heuay

Imah Badak Heuay wikipedia

Rumah adat Jabar Imah Badak Heuay ini merupakan sebuah rumah adat dengan desain yang unik. Mengapa unik? Sebab, bentuk fasad rumah ini menyerupai badak menguap.

Selain bentuknya unik, rumah adat ini juga memiliki ciri khas lainnya yang begitu menonjol. Di antaranya adalah modelnya yang berupa rumah panggung.

Rumah panggung sendiri adalah rumah dengan pondasi yang bertumpu pada tiang-tiang penyangga yang tertanam dala tanah.

Dengan kata lain, rumah panggung tidak menyentuh permukaan tanah, sehingga terdapat kolong di antara pemukaan tanah dan pondasi rumah.

Melansir dari sebuah buku yang berjudul Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat, awal mula adanya rumah panggung di Tanah Pasundan ini muncul ketika masyarakat masih hidup di dalam area hutan.

Mereka membangun rumah panggung agar terlindung dari serangan binatang buas, seperti babi hutan, harimau, dan anjing hutan.

Arsitektur Rumah Adat Sunda Imah Badak Heuay

gambar Imah Badak Heuay

Rumah adat Sunda Imah Badak Heuay mengusung gaya arsitektur yang sangat khas, terutama pada bagian atapnya.

Kedua sisi bidang atap rumah ini memiliki luas yang berbeda. Jadi ketika terpasang, akan ada bidang atap yang lebih panjang dan merendah di salah satu sisinya.

Atap dengan bidang yang lebih panjang terpasang dengan posisi menumpang bidang atap yang lebih pendek yang berada di bagian muka rumah. Sisi bidang atap yang lebih panjang ini dinamakan Rambu.

Masih seputar atap, pada area bawah atap, tepatnya area sambungan antara dinding dan bubungan atap yang ada di sisi kanan dan kiri dibiarkan terbuka.

Karena inilah rumah ini tampak seperti badak yang sedang menguap dengan kondisi mulut terbuka lebar, atau Badak Heuay dalam Bahasa Sunda.

Sebagai rumah dengan model rumah panggung, Imah Badak Heuay tentunya mempunyai kolong dengan tinggi yang beragam.

Keragaman tinggi kolong ini pastinya menyesuaikan kondisi geografis di mana rumah tersebut berdiri.

Namun rata-rata tinggi kolong pada rumah adat Imah Badak Heuay ini antara 0.5 hingga 1.8 meter dari permukaan tanah.

Dengan ketinggian ini, rasa-rasanya cukup untuk menyimpan berbagai macam peralatan pertanian atau untuk memelihara hewan ternak kecil seperti unggas, kelinci, dan kambing.

Rumah adat Jawa Barat Badak Heuay ini juga dilengkapi dengan tangga atau masyarakat sana menyebutnya Golodog.

Tangga ini terbuat dari kayu dan terpasang di bagian tengah dan menghubungkan area tanah depan rumah dengan pondasi rumah.

Lalu ada bagian dinding rumah yang sederhana karena berupa anyaman bilah-bilah bambu atau terkenal dengan sebutan bilik.

Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa dinding rumah ini adalah papan kayu yang sama dengan papan kayu pada bagian lantai.

Untuk kelancaran sirkulasi udara, rumah ini juga sudah dilengkapi dengan pintu dan jendela yang berdesain sederhana.

Bahkan saking sederhananya, rata-rata pemilik rumah ini tidak menyertakan furniture seperti kursi dan meja di dalamnya. Cukup dengan selembar tikar sebagai gantinya.

Makna Filosofis pada Imah Badak Heuay

suhunan Imah Badak Heuay

Menurut Wikipedia, rumah adat Imah Badak Heuay mengandung makna filosofis yang dalam di hampir setiap bagiannya.

Contohnya pada pemilihan model rumah panggung yang tidak menyentuh tanah di mana hal ini merupakan simbol penghormatan kepada para leluhur yang sudah meninggal.

Jika kita perhatikan, rumah panggung berada di posisi lebih tinggi dan tidak sejajar dengan area pemakaman.

Makna filosofis lainnya bisa kamu temui pada konsep kesederhanaan yang jelas tersemat pada rumah Badak Heuay ini.

Sederhana di sini menekankan pada sifat sahaja dan juga harmonis baik dengan alam maupun dengan lingkungan sosial yang ada di sekitarnya.

Dengan sifat sahaja dan harmonis, masyarakat yang menghuni rumah ini diharapkan menjunjung tinggi nilai kesponanan, keramahan, dan juga kekeluargaan dalam hidup bermasyarakat.

Rumah tradisional Sunda Imah Badak Heuay ini juga merupakan cerminan dari wujud adaptasi masyarakat setempat terhadap kondisi lingkungan dan sosial di sekitarnya.

Struktur Imah Badak Heuay

rumah Imah Badak Heuay

Imah Badak Heuay yang berasal dari Tanah Pasundan ini terdiri dari 3 bagian struktur. Ketiga bagian ini merupakan perwujudan sistem kosmologi alam semesta kita.

Adapun ketiga bagian tersebut diantaranya adalah Ambu Luhur, Ambu Tengah, dan Ambu Handap.

Ambu Luhur

Konsep Ambu Luhur ini terepresentasi dengan baik pada atap rumah ini. Melalui kata ‘luhur’ yang berarti tinggi jelas mengacu pada bagian atap yang menempati posisi tertinggi.

Selain tinggi, arti ‘luhur’ ini juga dekat dengan arti mulia, agung, dan terhormat.

Ambu Tengah

Bagian ini bermakna area netral yang memiliki sifat seimbang. Karena sifatnya netral, area ini memang layak menjadi hunian manusia.

Jelas konsep ini adalah representasi bagian badan rumah di mana pemilik rumah dan keluarga dapat beristirahat dan berkumpul dengan orang-orang tersayang.

Ambu Handap

Nah, Ambu Handap ini adalah bagian bawah yang menyimbolkan tempat tinggal para roh di alam lain. Masyarakat setempat juga mengartikan Ambu Handap ini sebagai simbol kematian.

Keunikan Imah Badak Heuay

Imah Badak Heuay berasal dari

Berbicara soal keunikan rumah adat Suku Sunda yang satu ini, tentu keunikan yang paling menonjol adalah bentuk atap rumah yang terkesan asimetris.

Atap yang asimetris ini hadir karena adanya pemasangan dua bidang atap dengan ukuran yang berbeda; ada yang lebih panjang dibandingkan dengan bidang atap satunya lagi.

Akibatnya, saat keduanya terpasang, ada salah satu sisi atap yang posisi tepiannya lebih rendah.

Nah, di bawah area dengan atap yang merendah ini biasanya digunakan sebagai area untuk menjamu tamu.

Oleh karenanya, di area ini tersedia kursi yang digunakan sebagai tempat duduk para tamu.

Keunikan lainnya ada pada bentuk atap yang sangat mirip dengan badak menguap bila dilihat dari samping.

Bentuk atap yang mirip dengan badak menguap ini tampak jelas karena bagian atap tidak memakai sambungan antara atap bagian belakang dan bagian depan. Dengan kata lain, rumah ini tidak memiliki wuwung.

Demikian rangkuman singkat namun lengkap tentang Imah Badak Heuay, salah satu rumah adat Jawa Barat yang terkenal dengan julukan rumah badak menguap.

Jika kamu ingin menyaksikan keunikan rumah ini, kamu bisa langsung kunjungi Daerah Sukabumi.

Di sana, masih ada banyak rumah warga setempat yang masih menghuni rumah adat warisan nenek moyang mereka.

Dan pastikan juga kamu ikut serta melestarikannya dengan cara tidak merusak warisan budaya berupa rumah adat tersebut.