Jika kamu kebetulan sedang berada di Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, jangan lewatkan untuk singgah sejenak di Rumah Adat Puri Melayu Sri Menanti.
Ada begitu hal menarik yang bisa kamu temui di sana. Mulai dari cerita sejarah dan kemegahan desain arsitekturnya yang WOW.
Pastinya kamu penasaran kan dengan cerita sejarahnya dan seperti apa keindahan arsitekturnya? Daripada penasaran, yuk simak informasi selengkapnya berikut ini.
Sejarah tentang Rumah Adat Puri Melayu Sri Menanti
Rumah Adat Putri Melayu Sri Menanti merupakan sebuah rumah adat yang saat ini menjadi sebuah objek wisata yang selalu ramai di Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara.
Sudah ada sejak tahun 1910, bangunan rumah adat ini adalah buah karya Muhammad Nur Rangkuti dan Siti Rahma.
Siti Rahma sendiri merupakan puteri dari Ali Jambak alias Japan Jaidan yang tak lain adalah pengawal Kerajaan Negeri Padang.
Bangunan rumah megah khas Melayu ini kemudian menjadi hak milik bagi para keturunan Keluarga Rangkuti hingga sekarang.
Tercatat bahwa rumah adat ini pernah mengalami pemugaran. Seperti pada tahun 1992 dan tahun 2000 di mana ada beberapa bagian rumah yang mendapatkan perbaikan agar terlihat lebih fresh dan menarik.
Pasca pemugaran, kini rumah adat berganti peran sebagai sebuah destinasi wisata budaya terbaru di kawasan Kota Tebing Tinggi.
Tak hanya itu saja, bangunan ikonik ini juga menjadi pusat latihan menari, silat, dan juga menenun Kain Songket khas Melayu.
Meski kini sudah beralihfungsi menjadi sebuah tempat wisata, pihak pengelola tetap menjaga orisinalitas desain rumah adat Melayu Sumatera Utara ini beserta elemen-elemen interiornya.
Desain Arsitektur Rumah Adat Puri Melayu Sri Menanti
Seperti rumah adat Sumatera pada umumnya, bangunan rumah khas Melayu ini mengusung konsep rumah panggung dengan ciri khas tiang-tiang penopangnya.
Fungsi dari rumah adat yang satu ini bukanlah sebagai hunian. Melainkan berfungsi sebagai tempat berkumpul bersama keluarga.
Hal ini sesuai dengan makna rumah Adat Putri Melayu Sri Menanti yang kurang lebih artinya adalah rumah yang selalu menantikan kehadiran keluarga.
Sesuai dengan fungsinya, bangunan rumah adat sangat tepat menjadi tempat kumpul keluarga karena suasananya nyaman.
Hal ini tak bisa lepas dari penggunaan material terbaik guna menunjang kenyamanan. Seperti penggunaan material yang mendominasi hampir semua struktur rumah adat ini.
Berikut kita bahas bagian detail desain arsitektur rumah adat ini.
Material
Nah, ngomongin soal material, dulunya, bangunan rumah ini kebanyakan bermaterial kayu. Namun setelah mengalami pemugaran, ada beberapa bagian yang diganti materialnya menjadi material beton.
Contohnya adalah bagian tiang-tiang penyangga dan tangga serta anak tangga yang kini sudah berkeramik.
Namun secara desain, tak ada yang berubah. Rumah adat Melayu Tebing Tinggi ini masih mempertahankan model rumah panggungnya.
Pondasi
Kemudian dari segi bentuk fasad bangunannya, rumah ini memiliki struktur pondasi yang unik karena terlihat semakin ke belakang struktur bangunannya semakin lebar.
Dan tiap segmen ruangan seolah memliki atap sendiri-sendiri. Hal ini menciptakan efek bentuk atap yang berlapis-lapis. Padahal faktanya tidak demikian.
Atap
Atap pada rumah ini terdiri dari atap utama yang melebar ke arah kanan kiri sisi muka. Kedua ujungnya datar.
Kemudian atap bagian muka atau balkon rumah memiliki bentuk rangka limas dengan penutup atap berbentuk segitiga lengkap dengan detail ornamennya.
Tangga
Tak hanya atap saja yang memiliki desain yang menarik. Masih ada beberapa bagian menarik lainnya.
Salah satunya adalah tangga dan juga anak tangganya. Tangga di rumah ini sudah memiliki fitur railing atau pegangan sebagai fitur pengaman.
Untuk menambah nilai keindahan, bagian railing tangga dicat dengan perpaduan warna yang sepadan dengan warna bangunan, yaitu hijau dan kuning.
Ya, benar, kuning dan hijau adalah dua tone warna khas Melayu selain warna emas.
Warna-warna khas Melayu ini sering kita jumpai di berbagai situs wisata sejarah dan budaya di daerah-daerah di mana ada banyak masyarakat dari etnis Melayu yang hidup di sana.
Pembagian Ruangan pada Rumah Adat Putri Melayu Sri Menanti
Ruangan-ruangannya pun terbagi menjadi 3 bagian, yaitu ruangan khusus untuk menenun sekaligus ruangan untuk bersantai, ruang tamu, dan ruang keluarga.
Ruang Tenun
Kamu akan menjumpai ruang tenun ini di bagian bawah rumah adat Sumatera Utara.
Sebagai ruangan yang berfungsi sebagai ruangan khusus menenun, tentu ada berbagai peralatan menenun yang berusia ratusan tahun.
Dulunya peralatan ini masih bisa digunakan. Namun sekarang ini peralatan tenun tradisional ini hanya sekedar koleksi yang disimpan dan dirawat dengan baik oleh pihak pengelola.
Dahulu, pemilik rumah ini juga kerap memakai ruangan ini untuk sekedar bersantai, baik seorang diri maupun bersantai bersama keluarga.
Sembari bersantai, pemiik rumah juga tetap bisa mengawasi puteri-puteri mereka yang sedang belajar menenun.
Ruang Tamu
Nah, ruang tamu ini berada di lantai atas, tepatnya di atas ruang tenun. Ciri khas ruangan ini adalah adanya Pelaminan Melayu alias dekorasi pelaminan khas Melayu.
Di ruangan inilah pemilik rumah menjamu tamu dan menyuguhkan makanan dan minuman kepada tamu.
Selain itu, ruangan ini juga menjadi tempat untuk bertukar pikiran dan bermusyawarah tentang suatu hal dengan tamu yang berkunjung.
Ruang Keluarga
Selain sebagai tempat untuk berkumpul bersama keluarga, ruang keluarga ini juga mempunyai fungsi lain.
Spesifiknya sebagai tempat untuk menyimpan perlengkapan upacara adat yang terbuat dari logam kuningan.
Perengkapan upacara adat ini baru akan dikeluarkan dan digunakan saat upacara adat tertentu sedang dilangsungkan.
Rumah Adat Putri Melayu Sri Menanti Saat Ini
Setelah alami pemugaran tahun 2000 lalu, rumah adat ini kini menjadi sebuah sanggar seni tari tradisional Melayu, pusat belajar Silat Melayu, dan pusat pembelajaran tenun.
Selain itu, rumah tradisional Melayu ini juga kini menjadi sebuah destinasi wisata budaya yang sangat menarik dan ramai dikunjungi banyak turis.
Mengutip dari website Kompas, rumah adat yang kini menjadi salah satu atraksi wisata favorit ini mempunyai storynomics.
Storynomics sendiri adalah istilah untuk memaknai bahwa suatu objek memiliki cerita yang akan berpotensi untuk menciptakan peluang usaha lainnya.
Dan benar terbukti bahwa saat ini dengan dibukanya kembali bangunan rumah ini sebagai situs wisata budaya, ada banyak pihak UMKM yang terbantu untuk mempromosikan produk mereka.
Misalnya saja para pedagang makanan dan minuman ringan serta penjual souvenir yang bebas menjajakan dagangan mereka ke para pengunjung.
Dengan begitu, baik pengunjung maupun pemilik usaha UMKM akan sama-sama untung berkat adanya situs wisata budaya ini.
Bagaimana, apakah kamu berminat untuk mengunjunginya agar bisa menyaksikan keindahan arsitekturnya secara langsung?
Jika iya, jangan ragu untuk agendakan ke sana bersama orang tersayang.
Namun jika kamu masih penasaran dengan info rumah adat daerah lainnya, ada situs Rumah Adat Indonesia yang bisa menjadi referensinya.
Melalui situs tersebut, wawasan kamu seputar rumah adat di Indonesia akan semakin bertambah. Dengan begitu, kamu akan semakin mengenal warisan budaya yang satu ini.